"Kalau begitu kenapa kamu tidak kembali ke sekolah?" Lu Yuqing berbicara lagi tapi dengan santai. Karena dia bisa merasakan apa yang dikatakan Jiang Yao tadi itu benar. Jiang Yao diam dan melirik Lu Xingzhi. Semua orang di meja sedang menunggu dia menjawab, dan dia perlahan berkata, "Aku ingin berada di rumah dan melahirkan anak pada tahun ini!"
"Pu~ Ekh! Ekh!" Lu Xingzhi tersedak oleh nasi dan mukanya memerah serta ia batuk dengan kencang. Ketika Jiang Yao melihatnya, dia dengan cepat memberikan mangkuknya "Cepat minum sup ini." Ia pun kemudian memakai satu tangannya untuk menepuk punggung Lu Xingzhi dengan kekuatan yang pas dan memandang Lu Xingzhi dengan muka yang cemas, "Kamu tidak apa-apa? Apakah kamu menelannya?"
Lalu, dia pun melihat semua orang yang berada di meja juga bingung dan terkejut. Jiang Yao benar-benar tidak menduga bahwa tanggapan Lu Xingzhi akan seperti itu, dan langsung tersedak oleh nasi.
Setelah beberapa saat, Lu Xingzhi baru menggelengkan kepalanya dan mengatakan 'iya'. Kemudian, dia menatap sup yang diminumnya dan melihat mangkuknya. Dia baru menyadari bahwa itu adalah milik Jiang Yao. Setelah Jiang Yao makan setengah mangkuk bubur dan mengisi setengah mangkuk sup. Keluarga Lu kembali makan dengan mangkuk dan sendok masing-masing. Jiang Yao benar-benar cemas, jadi dia memberikan sup di mangkuknya untuk Lu Xingzhi minum. Sampai sekarang, wajah cantiknya masih penuh dengan kecemasan.
Lu Xingzhi berpikir bahwa istrinya tampaknya telah berubah. Dulu, orang yang akan menuangkan air untuknya itu adalah kakak atau orang tuanya dan Jiang Yao tidak akan mengizinkan Lu Xingzhi menyentuh mangkuknya. "Apakah kamu baru saja mengatakan bahwa kamu ingin melahirkan anak?" Lu Xingzhi paling terkejut dengan hal ini. "Apakah kamu menginginkan seorang anak?"
"Apakah kamu tidak mau?" Jiang Yao bertanya balik. Dia mengetahui dengan jelas bahwa Lu Xingzhi merupakan orang yang paling ingin memiliki anak di keluarganya. Berpikir tentang kehidupan terakhirnya, dia mungkin sampai mati akan menyesal jika tidak mempunyai seorang anak. Bagaimanapun juga, kamu harus mengulang sekolah setahun. Kalau bisa, dalam satu tahun ini melahirkan seorang anak laki-laki atau perempuan juga bagus.
Karena tidak ada masalah kekurangan uang dalam keluarganya, dia juga tidak cemas tentang membesarkan seorang anak. Saat dia pergi kuliah, anaknya dapat diserahkan kepada Ayah dan Ibu Lu. Ketika mereka pergi bekerja pada pagi hari, bisa meminta seorang pengasuh untuk membawa anaknya atau membiarkan orang tua Jiang Yao membawanya.
Ibu Lu kembali menyadari bahwa hanya dia yang masih tampak terkejut. Namun dia juga merasa senang bukan karena dia menginginkan seorang cucu, tetapi Jiang Yao membuat dia menyadari bahwa sikapnya tidak seperti biasanya, yang tidak peduli kepada Lu Xingzhi.
"Kalian makanlah dulu. Jiang Yao, keluarlah bersamaku!" Lu Xingzhi meletakkan mangkuknya, berteriak kepada Jiang Yao, dan pergi ke halaman rumahnya.
Ketika Lu Yuqing melihat situasi ini, dia bergumam dan memperhatikan Lu Xingzhi beserta istrinya yang keluar ke halaman rumahnya. Dia berbalik dan berkata kepada Ibu Lu yang di sampingnya "Sudah berakhir, aku bisa merasa setelah Jiang Yao keluar, dia akan ditegur oleh Lu Xingzhi."
"Dasar bocah konyol." Ayah Lu tertawa. "Mungkin dia benar-benar akan menegur Jiang Yao seperti bawahannya. Jangan pedulikan mereka, Kita makan saja. Masalah mereka biar mereka yang mengurus sendiri." Jiang Yao mengikuti di belakang Lu Xingzhi pergi ke halaman rumahnya. Pada siang hari ini halaman rumahnya terasa cukup panas.
Selain itu, dia bisa merasakan suatu tekanan pada Lu Xingzhi. Jadi, dia juga tidak mengerti apa suasana hati Lu Xingzhi saat ini, dia tampak marah dan sepertinya tidak. Pada akhirnya, Lu Xingzhi takut matahari yang panas akan menyakiti Jiang Yao, jadi Lu Xingzhi membawa dia ke bawah rak anggur, dan kemudian berbalik badan menghadapi Jiang Yao. Dia dengan tegas bertanya, "Apa yang kamu pikirkan?"