Tidak peduli berapa kali Gu Qingqing melihat Leng Sicheng tak mengenakan apa pun di hadapannya, ia masih akan merasa sedikit tidak terbiasa. Ia menundukkan kepalanya dan terdiam sebentar, lalu melangkah maju lagi. "Ini handukmu."
Meskipun Gu Qingqing melangkah maju, ia masih tidak berani menatap lurus ke arah Leng Sicheng. Ia hanya berani melangkah sedikit menyamping. Ia kemudian membawa handuk ke depan, masih sambil menundukkan kepalanya. Leng Sicheng tidak bergerak untuk waktu yang lama dan tidak menjawab, membuatnya sedikit bingung.
Begitu Gu Qingqing mendongak, ia melihat Leng Sicheng mengambil langkah maju dan mendekatinya. Ia terkejut dan dengan refleks mengambil langkah mundur. Sebaliknya, Leng Sicheng semakin mendekatinya langkah demi langkah. Semakin Leng Sicheng mendekat, semakin Gu Qingqing melangkah mundur. Betisnya tiba-tiba sudah menyentuh tepi tempat tidur. Ketika ia berbalik, tak ada pilihan lain selain duduk di samping tempat tidur.
Leng Sicheng terus melangkah maju lagi. Jarak antara keduanya kini tidak lebih dari sepuluh sentimeter. Gu Qingqing duduk, sedangkan Leng Sicheng berdiri. Hanya dengan mendongak, Gu Qingqing langsung bisa melihat titik fatal Leng Sicheng. Padahal, mereka berdua telah menikah selama tiga tahun. Gu Qingqing bukan lagi seorang gadis yang tidak mengerti soal hal-hal intim. Namun, jika pemandangan seperti ini muncul begitu jelas di depannya, ia tidak bisa mengabaikannya.
Meski Gu Qingqing tidak menatap langsung Leng Sicheng, keduanya berada begitu dekat satu sama lain. Uap air hangat di tubuh Leng Sicheng, ditambah aroma sabun mandi, bagaimanapun juga menembus ke ujung hidung Gu Qingqing. Mau berusaha bersembunyi pun, ia tidak akan bisa.
Kepala wanita mungil di depan Leng Sicheng sudah mau menunduk sampai ke lantai. Namun, terdengar suara Leng Sicheng dari atas. "Apa yang kamu hindari? Ini bukan pertama kalinya kamu melihat seluruh tubuhku dari atas ke bawah. Bagian mana yang belum pernah kamu lihat? "
Suara Leng Sicheng terdengar acuh tak acuh dan kasar. Suaranya seakan membawa kejahatan dan ejekan yang tak terbatas hingga menyebar di telinga Gu Qingqing.
"Aku, aku tidak…" Gu Qingqing terdiam dan bingung, bahkan sedikit gugup untuk bernapas. Tubuhnya mundur sedikit ke belakang, agak menjauh dari Leng Sicheng, sebelum ia bisa mengatur napas.
Melihat leher dan telinga Gu Qingqing yang merah karena malu, sebuah senyum samar muncul di wajah Leng Sicheng. Namun, senyum itu menghilang dengan cepat sebelum Gu Qingqing tahu. Ia lalu berkata, "Bantu aku membersihkan tubuhku."
"Kau ingin aku membantumu membersihkan tubuhmu?" Gu Qingqing mendongak, melihat ekspresi santai di wajah Leng Sicheng yang tampan, seolah semua ini bisa dilakukan begitu saja.
"Kenapa, kamu bukannya ingin berterima kasih padaku karena menyelamatkan kakakmu? Kau tidak bisa melakukan hal sekecil ini?"
Leng Sicheng merentangkan tangannya, seperti kaisar kuno sedang menunggu gadis istana kecil untuk membantunya membuka pakaian. Mata kuning Leng Sicheng yang menawan melirik Gu Qingqing, seperti memperingatkannya untuk cepat mulai. Gu Qingqing hanya bisa menghela napas dan menerima nasibnya. Ia pun mengambil handuk dan menyeka air dari tubuh Leng Sicheng dengan serius.
Tubuh Leng Sicheng sangat tinggi, sedangkan Gu Qingqing hanya memiliki tinggi 165 cm dan tepat setinggi telinga Leng Sicheng. Karena albinisme, warna kulit Leng Sicheng luar biasa putih. Saat masih muda, orang-orang sempat menganggapnya sebagai keturunan ras campuran. Setelah bertahun-tahun menjalani perawatan, kondisi kulitnya telah banyak membaik dan warna rambutnya telah berubah menjadi coklat. Leng Sicheng memiliki sepasang mata berwarna kuning, fitur wajah yang tegas, dan temperamen yang tinggi, seperti bangsawan di Eropa utara. Bahkan jika ia tidak memiliki uang dan hanya memiliki wajah ini, wanita yang datang padanya juga tidak akan berkurang.
Gu Qingqing menyeka rambut Leng Sicheng, wajahnya, lalu terus menyeka ke bawah. Sosok Leng Sicheng sesempurna wajahnya dan setiap incinya tampak menakjubkan. Leher yang panjang, klavikula yang seksi, dada yang padat dan kuat, barisan delapan abs perut, dan lengan yang panjang dan kokoh. Namun, saat sampai di bawah otot perut, tangan Gu Qingqing tiba-tiba berhenti.
Lebih jauh ke bawah, ini adalah kunci fatal Leng Sicheng...