Ketika kedua bibir saling bersentuhan, Gu Qingqing bagaikan disengat arus listrik. Jantungnya serasa meledak di dalam dadanya, lalu disusul dengan tulang belakangnya hingga ke otak. Arus listrik itu seakan meledak di sepanjang neuron hingga ke setiap tulang, setiap sel, setiap inci ototnya, dan bahkan hingga ke rambutnya dan jari-jari kakinya. Seluruh bagian tubuhnya merasakan keberadaan Leng Sicheng, sentuhannya, napasnya, rasa bibirnya, dan suhu tubuhnya...
Selama tiga tahun terakhir menikah dengan Leng Sicheng, Gu Qingqing selalu merasa takut dan rendah diri. Tidak peduli apapun yang dilakukan Leng Sicheng, ia tidak akan berani melawannya. Selain mendapat biaya hidup, Gu Qingqing masih harus memohon kepada Leng Sicheng dan mengandalkannya untuk menyelesaikan masalah kakaknya.