Anggur pedas masuk ke tenggorokan, dan aroma alkohol turun dari mulut ke kerongkongan, seolah-olah menyalakan api, dan membakar ke dalam hati, dan kemudian bergegas ke atas kepala melalui arteri besar.
Setelah minum, ia sedikit mengernyit, menggertakkan giginya, dan hanya mengangkat lehernya, lalu menuangkannya ke mulutnya. Seteguk anggur bagaikan pisau yang menusuk mulutnya, tenggorokannya, dan jantungnya. Tusukan itu membuatnya berdarah.
Untuk sesaat, dia sedikit panik dan tersedak beberapa kali. Namun, meski begitu, dia tidak berani meletakkan botol itu. Dia takut begitu botol ini diletakkan, dia tidak akan bisa minum lagi.
Sebuah anggur perlahan mengalir di bibirnya. Bukan hanya anggur, tapi air mata.