"Alasan apa?" tanya Gu Qingqing.
Gu Qingqing mendongak dengan bingung. Namun, yang menjawabnya adalah suara Leng Sicheng membanting pintu dengan keras. Langkah kaki Leng Sicheng terdengar semakin jauh. Gu Qingqing perlahan jatuh kembali ke bantalnya. Memandang cahaya yang dibiaskan oleh lampu kristal di langit-langit, hatinya sedikit tenggelam.
Leng Sicheng tidak kembali untuk Gu Qingqing, tetapi untuk mencari dokumen penting yang ketinggalan. Gu Qingqing saja yang memiliki pikiran narsis. Mengapa Gu Qingqing bisa-bisanya merasa Leng Sicheng sengaja meninggalkan kekasih barunya malam ini dan memeluknya? Gu Qingqing menggelengkan kepalanya sambil tersenyum masam. Lalu, ia menatap langit-langit hingga tertidur.
Entah sampai kapan, tapi Gu Qingqing tiba-tiba terbangun oleh suara gemuruh di luar jendela. Ia melihat keluar dan langit tampak berangsur-angsur menjadi terang. Gu Qingqing melihat jam dinding. Baru pukul tujuh lebih sedikit. Karena tidak bisa kembali tidur, ia lebih baik bangun. Ia pun membuka jendela, menghirup udara, dan membiarkan angin pagi berhembus ke ruangannya.
Hari ini adalah hari minggu. Besok, Gu Qingqing akan bekerja di hari Senin. Ia juga memiliki iklan besar untuk dikerjakan. Ketika ia menikah dengan Leng Sicheng, ia telah lulus dan melanjutkan studinya. Sekarang, tiga tahun telah berlalu dan ia akhirnya akan lulus kuliah juga. Meski Leng Sicheng melarang Gu Qingqing untuk mencari pekerjaan, ia tidak bisa hanya berkeliaran di rumah dan menunggu untuk mati dengan hanya mengandalkan 10.000 RMB biaya hidupnya setiap bulan. Lagi pula, Gu Qingqing dan Leng Sicheng memiliki hubungan buruk. Mungkin, suatu hari nanti ia harus turun dari posisinya yang sekarang. Karenanya, ia juga harus membuat persiapan cadangan.
Gu Qingqing belajar tentang periklanan di universitas dan mencari pekerjaan di Periklanan MSCI. Perusahaan ini terbilang kecil sehingga tak banyak memiliki keterlibatan dengan Lengshi Group. Perusahaan ini juga sangat sedikit bekerja sama dengan Huang Ting Entertainment, kecuali beberapa artis kurang terkenal yang datang untuk mengambil beberapa iklan cetak.
Karena perusahaannya kecil, meski Gu Qingqing baru bekerja di perusahaan itu kurang dari tiga bulan, ia telah bertanggung jawab atas beberapa pemotretan berskala besar. Masih karena perusahaan yang kecil, ia juga harus mengurus desain, perencanaan, AE (direktur akun), dan tugas asisten. Namun, soal tugas Presiden Huang Ting Entertainment ini, tampaknya Gu Qingqing sudah gagal. Besok ketika masuk kerja, ia harus melaporkan situasinya kepada perusahaan.
Langit berangsur-angsur semakin terang, namun hujan di luar masih gerimis. Vila Xishan terletak di pinggiran barat Yancheng. Vila ini dibangun di gunung barat dengan pemandangan yang indah dan udara yang bagus. Hanya saja, vila ini agak jauh dari kota dan cuaca jadi agak dingin ketika hujan turun. Anginnya juga agak kencang.
Semalam, Gu Qingqing kehujanan dan tidak dapat tidur nyenyak. Kepalanya agak sakit. Leng Sicheng seharusnya sudah pergi tadi malam. Leng Sicheng pergi atau tidak, bagaimana juga dia bisa mengaturnya? Gu Qingqing tersenyum masam.
Sikap Leng Sicheng selalu tidak menentu. Jarang sekali Leng Sicheng berada dalam suasana hati yang baik. Saat-saat itu membuat Gu Qingqing berimajinasi, seakan Leng Sicheng tidak membenci Gu Qingqing. Bahkan, ada kelembutan dari diri Leng Sicheng. Tetapi, Leng Sicheng lebih sering merasa tidak puas, mau bagaimanapun Gu Qingqing mencoba untuk menyenangkannya.
Gu Qingqing menutup jendela, bersiap mandi, dan berjalan menuruni tangga sambil memberitahu pembantu, "Saya tidak nafsu makan untuk sarapan hari ini. Saya ingin sesuatu yang ringan, seperti bubur..."
Sebelum Gu Qingqing menyelesaikan kata-katanya, ia mendengar suara televisi dari ruang tamu yang terdengar seperti berita keuangan. Televisi itu sedang menyala dan layarnya berkedip. Pembantu yang mendengar Gu Qingqing dari dapur kemudian keluar, menjawab, "Ada apa, Nyonya?"
Gu Qingqing menggelengkan kepala dan melihat ke arah ruang tamu. Terlihat kepala berambut coklat yang menyegarkan duduk di sofa dengan punggung membelakanginya
Itu adalah Leng Sicheng!