Esok harinya, Leng Sicheng memutar kursinya dan menghadap ke luar jendela yang bersinar terang, lalu meregangkan badannya. Dia sudah bekerja seharian, rasanya seluruh badannya sudah kaku seperti batu.
Di bawah cahaya matahari, Leng Sicheng mengambil cangkir kopi yang terletak di sudut meja kerjanya, dia menyesap seteguk, aroma kopi yang hangat pun menyebar di dalam rongga mulutnya, menghilangkan rasa ngantuknya.
Pintu ruang kantor Leng Sicheng terbuka, sekretaris Cheng berjalan masuk ke dalam. Leng Sicheng mendengar suara pintu terbuka, namun dia tidak menoleh dan tetap menikmati kopinya dengan santai.
Setelah meminum habis kopinya, sekretaris Cheng juga kebetulan berhenti di sampingnya. Leng Sicheng mengulurkan tangannya yang memegang cangkir kopi, sekretaris Cheng pun segera mengambil cangkir kopi itu dan meletakkannya di atas meja. Kemudian Leng Sicheng baru bertanya, "Ada apa?"