Chereads / Kasih Melebihi Waktu / Chapter 50 - Siapa Bilang Aku Mau Tidur di Tempat Tidurmu?

Chapter 50 - Siapa Bilang Aku Mau Tidur di Tempat Tidurmu?

"Ke rumah keluarga Chi?" tanya Mo Shiqian sambil terus fokus mengemudi.

"Tidak," kata Chi Huan.

"Lalu, kamu mau pergi ke mana?"

Pergi ke mana, ya? batin Chi Huan. Beberapa tahun belakangan, ia lebih sering ke hotel atau ke apartemen karena syuting. Chi Huan sudah berpisah dari keluarga Chi sejak berusia 18 tahun. Ia jarang datang ke rumah, kecuali saat tahun baru.

"Pergi ke rumahku?" tanya Mo Shiqian, menawarkan diri.

"Pergi ke hotel," jawab Chi Huan.

Saat mereka sampai di persimpangan, Mo Shiqian membelokkan mobil seolah-olah pertanyaan tadi tidak berguna. "Kita pergi ke rumahku saja," ia memutuskan.

Chi Huan menatap Mo Shiqian dengan emosi. "Aku bilang, pergi ke hotel! Siapa yang bilang aku mau pergi ke rumahmu?"

Mo Shiqian menjawab dengan sabar, "Rumahku jauh lebih baik daripada hotel dan tidak ada reporter yang akan menemukannya."

"Aku juga tidak mau tinggal di rumah pria lajang."

"Aku bukan pria lajang," kata Mo Shiqian hingga membuat Chi Huan terdiam. Ia menatap Chi Huan dan tersenyum sejenak. "Aku tidak membiarkanmu pergi ke hotel bukan karena lebih memudahkanku mengemudi, tapi karena kamu tidak punya tempat lain untuk pergi. Lagi pula, soal hak yang kamu janjikan kepadaku, mau tinggal di rumahku atau di hotel juga tidak ada bedanya, kan?"

Chi Huan hanya bisa terdiam. Jika mau pergi ke rumah, maka pergi ke rumah saja. Lagi pula, aku hanya akan tinggal sementara. Tanpa obat itu, mungkin saja Mo Shiqian tidak akan berani berbuat macam-macam, pikirnya.

Saat mobil masih melaju, Chi Huan tiba-tiba merasa sakit perut. Semakin lama, sakit perut itu semakin parah hingga membuatnya memegangi perutnya. "Mo Shiqian, apakah kamu meracuni sarapanku?"

Mo Shiqian menoleh dan melihat wajah Chi Huan yang tampak begitu pucat. "Kamu tidak enak badan?"

"Perutku sakit."

Mo Shiqian mengerutkan keningnya. "Mau pergi ke rumah sakit?"

"Jangan pergi kerumah sakit!"

"Jangan menyiksa tubuh sendiri."

"Aku bilang, jangan pergi kerumah sakit!"

"Tidak..."

"Atau, jangan-jangan ini gara-gara pil pagi itu?"

"Itulah kenapa lebih baik kita pergi ke sana saja," kata Mo Shiqian dengan dingin.

"Pergi ke mana? Semua orang tahu bahwa hari ini aku memutuskan untuk batal menikah dengan Mo Xigu. Jika mereka tahu semalam aku tidur dengan orang lain, apakah kamu ingin aku dicap sebagai pezinah dan di-bully banyak orang?"

Mo Shiqian masih tetap tenang dan melirik Chi Huan sekilas. Mobil itu juga tidak berubah arah. Ia kemudian mengambil ponsel yang ada di depan dan menelepon seseorang. "Atur jadwal dokter untuk pergi ke tempatku. Dia alergi obat."

Tanpa menunggu jawaban dari sana, Mo Shiqian langsung menutup telepon dan melajukan mobilnya dengan kencang. Chi Huan semakin kesakitan dan begitu sampai, ia sudah kehilangan kesadaran. Mo Shiqian hanya bisa menggendongnya naik ke atas. Chi Huan pun mencengkram kerah baju Mo Shiqian dan berkata, "Jika sampai aku sekarat, ini karena kamu, brengsek!"

Mo Shiqian hanya diam tanpa sepatah katapun dan tidak terlalu memperhatikan keluhan Chi Huan. Namun, Chi Huan terus meracau. "Ini semua gara-gara kamu! Aku sudah diam dan baik-baik saja di rumah, tapi kenapa kamu malah datang memperkosaku? Masalah itu terus muncul di otakku! Kenapa kamu tidak membawa alat kontrasepsi? Kalau kamu membawa alat kontrasepsi, setidaknya aku tidak akan menanggung dosa seperti ini!"

Chi Huan terus menggerutu dan air mata mulai jatuh di pipinya. Ia tidak bisa berhenti menyalahkan Mo Shiqian di sepanjang jalan. Sementara itu, Mo Shiqian tidak mengatakan apa-apa. Saat sampai di kamar, ia langsung membaringkan Chi Huan di tempat tidur. Chi Huan kembali emosi.

"Ini tempat tidurmu? Siapa bilang aku mau tidur di tempat tidurmu?"

"Aku tidak punya tempat tidur lain di sini."

"Bagaimana mungkin tidak ada kamar tamu?" tanya Chi Huan tidak percaya.

"Tidak ada kamar tamu juga di apartemenmu," kata Mo Shiqian dengan santai.

Chi Huan hanya terdiam. Ia pun meneteskan air mata. Ia tidak tahu harus marah atau sedih. Jelas, ia tidak hanya memikirkan masalah ini.

"Aku akan mengganti seprai dan sarung bantalnya, ya?"

Chi Huan menatap Mo Shiqian dan memperhatikan sekeliling kamar itu. Akhirnya, ia hanya bisa menghela napas. "Lupakan saja. Kamu kelihatannya masih suka bersih-bersih. Aku mau berbaring."

Perut Chi Huan rasanya seperti sedang dililit oleh sesuatu. Tubuhnya sangat lemah dan perutnya terasa tidak nyaman untuk dipegang. Mo Shiqian mengiyakan Chi Huan dan membaringkannya di tempat tidur, lalu berbisik pelan, "Dokter akan segera tiba. Tahan sebentar."

Mo Shiqian berpikir, Wanita memang sangat aneh. Semakin mengeluh, semakin tidak bisa dibujuk. Semakin dibujuk, malah semakin sedih. Meskipun Mo Shiqian memperlakukan Chi Huan dengan penuh hormat selama menjadi bodyguard, ia belum pernah menunjukkan sikap yang sangat lembut. Namun, sikapnya yang sekarang seperti kelembutan yang kaku.

Chi Huan sangat kesakitan sehingga tidak punya energi untuk ribut dengan Mo Shiqian. Jika tidak, mungkin ia akan kehilangan kesabaran lagi. Meskipun pagi ini ia memutuskan untuk tidak akan menjebloskan Mo Shiqian ke penjara dan pria itu sudah mengatakan bahwa kejadian semalam adalah ketidaksengajaan, ia juga tahu bahwa alasan yang membuatnya tertimpa musibah ini adalah karena malam itu ia memanggil Mo Shiqian. Namun, bagaimana bisa Chi Huan tidak mengeluh jika rasanya begitu menyakitkan seperti ini?

Sekarang, ketika Chi Huan melihat Mo Shiqian, ia hanya bisa merasa marah dan ingin menyalahkan pria itu. Mo Shiqian hanya menyuruhnya meminum obat, tapi kenapa pria itu sendiri lupa memakai alat kontrasepsi?

Di sisi lain, Mo Shiqian tidak bisa dan tidak tahu cara membujuk wanita. Namun, melihat Chi Huan yang kesakitan seperti ini, ia belum bisa menenangkan diri sama sekali. Bahkan, ada rasa ketidakberdayaan yang belum pernah muncul di hidupnya. Selama ini, sangat jarang ada hal yang membuatnya merasa tidak berdaya. Ia pun berdiri, menuangkan secangkir air hangat, kemudian dengan sabar meminumkannya pada Chi Huan hingga setengah gelas. Ia menekuk lututnya dan menggosok perut Chi Huan yang sakit dengan lembut.

Mungkin perawatan sederhana Mo Shiqian memberikan sedikit efek karena Chi Huan tidak lagi menutup mata dan menangis. Beruntung, dokter tiba 10 menit kemudian. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan kecil dan memastikan bahwa itu adalah alergi obat, karena Mo Shiqian berkata begitu sebelumnya, dokter segera memberi penanganan kepada Chi Huan dan memberinya infus.

"Setelah diinfus, seharusnya tidak akan begitu sakit. Tetapi, mungkin Nona Chi akan menjadi lemah setelah itu. Istirahatlah sementara selama satu atau dua hari sampai pulih. Ingatlah untuk banyak menambahkan nutrisi."

Tidak lama setelah diinfus, Chi Huan tertidur. Kemudian, Mo Shiqian membuka pintu dan membawa beberapa orang ke ruang tamu. Di sana, ada Feng Xing yang sedang menyalakan rokoknya. Mo Shiqian mulai membuka mulut untuk mengatakan sesuatu kepada dokter muda tersebut, "Apa Anda tahu apa alasan khusus saya untuk mencari Anda?"

Dokter muda itu membenarkan kacamatanya sejenak, lalu berkata, "Kalian tenang saja. Saya hanya bertugas untuk memeriksa orang. Saya tidak akan menyebarkan gosip apapun."

Rupanya bintang terkenal yang bernama Chi Huan sedang alergi pil KB dan dia bukan lagi tunangan dari seorang pria muda yang kaya raya, pikir dokter muda itu. Namun, kemungkinan ia tidak berani menyebarkannya karena ada Mo Shiqian.