Wen Xiangyang berbalik dan melihat Mu Lingqian duduk di sofa. Ia telah melepas jasnya dan kini berbaring. Wajahnya dingin dan tangannya ramping. Kemejanya adalah buatan tangan dan tidak ada lipatan di celana panjangnya. Wen Xiangyang melihat bagaimana ia melepaskan kancing bajunya, tetapi ia melakukannya dengan tidak sederhana. Itu sudah cukup untuk menunjukkan kekayaannya.
Pandangan Wen Xiangyang dengan cepat tertuju pada lengan Mu Lingqian. Ia ingin melangkah maju untuk membantu, tetapi ia mundur kembali. Ia masih berhenti, lalu dengan ragu berkata, "Tuan Mu, lenganmu cedera. Apa kita cari dokter profesional saja?"
Ketika Chen Yunxi mengangkat tusuk kondenya, Mu Lingqian bersembunyi dengan cepat. Namun, untuk melindungi Wen Xiangyang, ia terkena tusukan Chen Yunxi hingga lengannya terluka. Wen Xiangyang sudah memperban lengannya secara sederhana, tetapi tidak seperti balutan tenaga medis profesional. Sekarang, darah Mu Lingqian masih terlihat karena merembes.
Mu Lingqian mengangkat kepalanya dan menatap Wen Xiangyang. "Kemarilah."
Pada akhirnya, Wen Xiangyang teringat bahwa Mu Lingqian melakukan itu demi dirinya sendiri. Ia akhirnya mendatangi Mu Lingqian dan berjongkok di sampingnya. Ketika ia melihat luka tusukan di lengan Mu Lingqian lagi, matanya berkedip karena terkejut. Ia melihat ke arah Mu Ling Qian sambil mengerutkan wajahnya. "Ada yang tidak beres. Aku harus mencari dokter untuk memeriksamu."
"Tidak perlu," kata Mu Lingqian sambil menarik tangan Wen Xiangyang. Ia hanya ingin meminta Wen Xiangyang pergi mengambil obat merah di laci.
Mu Lingqian melihat gadis itu berdiri lalu menatapnya dengan marah. Wen Xiangyang berkata, "Aku menghabiskan 200.000 Yuan untuk menyewamu selama sehari. Itu berarti sekarang aku masih menjadi majikanmu. Karena aku adalah majikan, kau harus mendengarkanku!"
Mu Lingqian menatap Wen Xiangyang tanpa ekspresi hingga ia sedikit panik dibuatnya. Saat Wen Xiangyang ingin menampar dirinya sendiri, Mu Lingqian akhirnya membuka mulutnya. "Tolong telepon orang bernama Hua Yu. Ponselnya ada di saku kiri jas."
"Oh, oh. Baik."
Wen Xiangyang melihat ke belakang. Ia mengambil jas Mu Lingqian dan mengeluarkan ponsel dari saku jas. Ponsel itu tidak terkunci dan saat ia membuka daftar kontak, hanya ada tiga kontak di dalamnya. Pertama adalah Hua Yu, kemudian Xiao Lan, dan yang satunya lagi... Kelinci putih si penggigit orang.
Wen Xiangyang menelepon pria bernama Hua Yu. Begitu diangkat, terdengar suara menggoda seorang pria dari ujung telepon. "Oh, Tuan Mu. Sejak kapan Anda ingat untuk menelepon saya?"
"Mm…" Wen Xiangyang mendengar suara itu, lalu menatap Mu Lingqian dengan canggung. "Hei, halo. Tuan Mu sedikit terluka. Bisakah Anda datang?"
"Terluka? Wanita?" Terdengar jeda di panggilan itu. "Di mana kalian?"
"Hotel Kempinsey di Pulau Changning."
"Tunggu, aku akan segera ke sana."
Pembicaraan selesai dan teleponnya terputus. Wen Xiangyang meletakkan ponsel itu kembali di saku jas Mu Lingqian. Ia melihat lengan Mu Lingqian yang masih berdarah dan berusaha membantunya. "Tuan Mu, apakah ada obat hemostatik, obat penghenti darah, di sini? Biarkan aku membantumu memberikan obat itu terlebih dahulu."
Mu Lingqian melirik Wen Xiangyang, lalu menjawab, "Di dalam laci."
Wen Xiangyang berbalik badan dan berjalan ke laci. Begitu ia membuka laci, ada barisan obat di depannya. Ia menemukan obat hemostatik yang diperlukan dan kembali ke dekat Mu Lingqian.
"Tuan Mu, aku akan membantumu memberikan obat terlebih dahulu. Mungkin akan sedikit menyakitkan. Kau tahan, ya,"
Wen Xiangyang meletakkan obat hemostatik itu di sofa. Ia kembali berjongkok, kemudian merawat luka Mu Lingqian dengan hati-hati. Mu Lingqian masih tidak berbicara sepatah katapun dan ia semakin terbiasa.
Tidak ada orang lain selain mereka berdua di dalam ruangan itu dan tidak ada suara lain yang terdengar. Wen Xiangyang memberikan obat dan memperban lengan Mu Lingqian lagi. Ketika ia ingin berbicara, matanya tiba-tiba berpapasan dengan mata Mu Lingqian yang dalam. Tatapan yang dalam ini membuat jantung Wen Xiangyang seakan berhenti berdetak sejenak.