"Wen Ya, apakah otakmu sudah konslet?! Tidak masalah jika otakmu sendiri yang konslet, tapi kau masih ingin memperlakukanku sebagai orang bodoh?! Jika bukan karena wajah ayahmu, aku pasti sudah selesai berhubungan denganmu hari ini!" kata Nona Su dengan sangat marah. Ia berlari ke arah Wen Ya, lalu mengambil kopi dan melampiaskan amarahnya dengan menyiramkan kopi itu ke arah Wen Ya.
"Ah! Ah! Kau benar-benar menyiramku?!" pekik Wen Ya yang refleks melompat saat tersiram air panas.
"Kau memang pantas disiram!"
Setelah Nona Su menyiram Wen Ya, ia sama sekali tidak memperhatikannya lagi. Setelah membayar, Nona Su langsung pergi. Wen Ya masih ingin marah-marah, tapi Nona Su sudah meninggalkannya. Belum lagi, masih banyak orang yang memperhatikannya di kafe. Untuk mempertahankan citranya sebagai seorang wanita, Wen Ya terpaksa mengertakkan gigi dan menahan malu.
Wen Ya mengangkat tangan dan memanggil, "Pelayan, ambilkan tisu untukku."