Mu Lingqian mengabaikan kata-kata wanita itu. Ia justru berjalan langsung ke arah Wen Xiangyang dan mengeluarkan kartu. "Gunakan kartu ini."
"Hei! Apa maksudmu? Kenapa aku harus menggunakan kartumu?" Wen Xiangyang menghentikan Mu Lingqian dan memandang sungkan ke pelayan toko. "Maaf, aku tidak jadi membeli gaun ini."
Wen Xiangyang berbalik badan dan berjalan menuju ke ruang ganti untuk berganti pakaian. Ia berbalik badan dan berjalan keluar. Kemudian, ia ingin berdandan. Namun, itu tergantung pada kondisi sebenarnya.
Wen Xiangyang dan ayahnya telah memutuskan hubungan mereka sebagai orang tua dan anak. Ia baru saja lulus dari perguruan tinggi dan tidak punya uang sama sekali. Gaun itu harganya lebih dari dua juta Yuan dan ia tidak tahu apakah Yan Xin akan menyukainya atau tidak. Ia membelinya hanya untuk membalas seorang bajingan dan wanita pelakor. Sebenarnya, itu benar-benar tidak perlu dilakukan.
Lagipula, Mu Lingqian adalah seorang koboi yang dapat dengan mudah menghasilkan beberapa Yuan. Wen Xiangyang dan Mu Lingqian juga tidak begitu dekat satu sama lain. Mana mungkin Wen Xiangyang membiarkan orang lain membelikan pakaian untuknya? Ia tak dapat menerimanya.
"Wanita lusuh yang malang."
Padahal, wanita menawan itu belum melihat wajah Mu Lingqian. Namun, ia terus saja mengejek harga diri Wen Xiangyang. Wanita itu bahkan meraih gaun itu, berniat mengambilnya. Namun sebelum ia mendapatkannya, Mu Lingqian mengulurkan tangan dan meraih gaun itu duluan.
"Kemasi gaun ini," perintah Mu Lingqian.
"Ya, Tuan Muda Mu."
Gedung Mu Department Store adalah salah satu industri di bawah nama Mu Lingqian. Manajer toko ini tentu saja tidak berani menyinggung Mu Lingqian. Ia pun mengambil gaun itu dan mengemasnya.
Melihat Mu Lingqian membeli gaun itu, si wanita menawan mengulurkan tangannya dan meraih lengan Mu Lingqian. Ia tersenyum lebar seperti bunga yang merekah. "Qian, kau sangat baik."
Namun, tangan wanita itu ditepis oleh Mu Lingqian. "Qian? Siapa bilang kau bisa memanggilku begitu?" kata Mu Lingqian sinis, "Mulai hari ini, kau akan masuk daftar hitam untuk semua industri di bawah namaku."
Wanita menawan itu sontak terkejut mendengar perkataan Mu Lingqian, "Tu-Tuan Muda Mu…"
Ketika Mu Lingqian keluar dari Toko Q&T, Wen Xiangyang sudah tidak terlihat lagi. Ia meraih ponselnya, menelpon seseorang, dan berkata, "Asisten Zhang, berikan foto ini kepada manajer semua toko. Beritahu mereka jika mereka melihat orang di foto ini, berikan dia diskon tertinggi."
"Baik."
Segera setelah telepon ditutup, Asisten Zhang menerima foto dari Mu Lingqian. Dalam waktu kurang dari satu menit, foto itu sudah tersebar ke manajer semua toko di Pusat Perbelanjaan Mu. Foto itu tampak seperti tangkapan layar, tetapi tidak ada yang berani bertanya. Terlebih lagi, tidak ada yang berani merendahkan Mu Lingqian.
Tak jadi membeli gaun tadi, Wen Xiangyang lanjut mengitari mal untuk menemukan target berikutnya. Setelah berjalan lebih dari satu jam, ia menemukan gaun mini bergaya Barat. Modelnya sangat indah dan ia menyukainya.
Saat Wen Xiangyang pertama kali melihat gaun itu, pelayan toko segera mengambilkan gaun yang dimintanya dengan sangat sopan. Pelayan itu mengatakan bahwa toko mereka memiliki penawaran khusus untuk gaun itu. Pelayan itu juga membantunya mencocokkan penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki serta memberinya banyak barang tambahan.
Pada akhirnya, semua belanjaan itu hanya menghabiskan biaya 30.000 Yuan. Harga itu benar-benar di luar bayangan Wen Xiangyang. Seusai ia membayar gaunnya, Yan Xin menelepon.
"Xiangyang, kau di mana? Jangan lupa, jam dua siang ini di Restoran Jerman Barat. Jika kali ini tidak cocok lagi, aku sudah tidak bisa menemukan orang lain. Jika bukan karena semua orang sudah mengenal kakakku, aku benar-benar ingin kau pergi membawa kakakku saja."
"Aku baru saja membeli pakaian. Omong-omong, Xiao Xin, gaun yang baru saja kubeli ini tidak terlalu mahal. Aku tidak akan mengembalikan gaun ini kepadamu. Tunggulah beberapa saat. Jika aku punya uang, aku akan mengembalikan uangnya kepadamu."
"Baiklah," jawab Yan Xin. Yan Xin sama sekali tidak peduli dengan uang itu. Jika ia tidak tahu bahwa Wen Xiangyang tidak suka menerima bantuan materi, ia mungkin sudah menyeret temannya itu untuk berbelanja. "Xiangyang, aku akan pergi rapat. Nanti kita bicara lagi. Ingat, kau harus pergi ke restoran itu."