Kedatangan Gu Gaoting seakan merubah situasi dalam ruangan tersebut. Perkataannya itu sungguh membuat Gu Qiaoxue jadi terdesak. Gu Qiaoxue lantas mengubah perkataannya "Kak, aku salah. Aku tidak berhati-hati hingga aku terjatuh dan keguguran. Tapi, Huo Weiwu benar-benar menamparku dua kali. Itu sakit sekali."
"Kalau tidak ada alasan, mengapa dia menamparmu?" Gu Gaoting bertanya bernada dingin. Pandangannya pada Gu Qiaoxue seakan menembus seperti sinar X.
Gu Qiaoxue tidak berani berbohong. Dengan merasa bersalah, ia menjelaskan "Dia mengikuti aku dan Yankang. Sepertinya dia masih saja mengejar Yankang, jadi aku menamparnya. Tidak disangka ia menamparku dua kali. Dia bilang, tamparan itu adalah balasan untukku."
"Mengikuti kau dan Yankang?" Mata Gu Gaoting seperti memperlihatkan sambaran petir yang tajam.
"Anak perempuanku berhutang tamparan padamu, namun bukan berarti kau pantas memberinya pelajaran." Cai Ya langsung berdiri, kemarahannya seraya tidak bisa dibendung lagi dan tidak hentinya memandang Huo Weiwu.
Huo Weiwu meletakkan tangannya di belakang tubuh. Dengan entengnya ia mengatakan, "Maaf, tangan saya salah sasaran, maaf."
"Seperti itu sikapmu meminta maaf?" Cai Ya menggertakkan giginya.
Dengan anggun, ia memiringkan kepalanya dan membalas bertanya, "Kalian merancang ketidakadilan padaku. Beberapa orang yang terlibat terlihat jelas sedang bekerja sama untuk menjebakku dalam perangkat maut. Lalu, bagaimana perhitungannya?"
Mendengar itu, Cai Ya langsung diam membisu.
Gu Gaoting memandang dingin Huo Weiwu, "Sudah, kamu ikutlah denganku."
Dia berjalan menuju ruang belajar. Ia tampak seperti raja yang memiliki keberanian atas kekuasaannya terhadap dunia, dan membuat siapapun tidak bisa menolak perintahnya.
Sejujurnya hati Huo Weiwu yang paling dalam juga merasa takut terhadap pria itu.
Gu Gaoting bagaikan seekor singa yang bisa memangsa manusia. Sekarang, Huo Weiwu serasa berada dekat dengan mulut singa itu.
Jika bisa, Huo Weiwu sebenarnya ingin bersembunyi dari singa itu, takut jika nanti dimakan tanpa menyisakan apapun.
Intinya, Huo Weiwu takut jika kemarin dirinya ketahuan sedang tidur bersama lelaki yang tidak diketahuinya.
Huo Weiwu tidak memiliki pilihan untuk mengikutinya pergi menuju ruang belajar.
Gu Gaoting menarik kursi dan mendudukinya. Pandangannya sangat dalam dan tajam. Sungguh, pandangan Gu Gaoting terlalu kuat dan terlalu fokus. Pria itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, hingga membuat Huo Weiwu merasa tidak nyaman.
Huo Weiwu tanpa sadar merapikan bajunya dan bertanya lembut, "Ada apa kau menatapku terus? Apakah kau sudah menjadi pemilik dari perusahaan susu Wangzi? Sudahkah kau membayar biaya paten susu Wangzi?"
Gu Gaoting mengernyitkan alisnya karena tidak suka dengan kata-kata itu.
Perasaannya memang tidak sedang marah, hanya merasa sedikit gengsi jika membahas hal itu.
Suasana di dalam ruangan langsung tegang.
"Kau pergi ke rumah sakit untuk apa?"
Mata Huo Weiwu menatap ke bawah. Bulu matanya yang panjang seperti tirai yang menutupi jendela hatinya. Ia mencari alasan "Perutku sakit."
"Huo Weiwu!" Teriak Gu Gaoting sambil membawa pandangan dingin yang menusuk.
Jantung Huo Weiwu berdetak lebih kencang. Ia takut menatap Gu Gaoting.
"Kau harus menjaga kewibawaan dirimu sebagai tunanganku. Ada hal yang harus dilakukan dan ada hal yang tidak harus dilakukan. Wei Yankang akan segera menjadi kakak iparmu, bukankah seharusnya kalian menjaga jarak?"
Pada akhirnya lelaki ini membicarakan hal ini lagi.
Huo Weiwu langsung menghela napasnya, "Bagaimana kalau kau carikan alasan untuk memenjarakan Wei Yankang sampai ia mati. Kalau kau lakukan itu, aku akan berterimakasih padamu, bahkan sampai delapan turunan."
Gu Gaoting berdiri, tekanan udara di sekitarnya langsung terasa kuat.
Huo Weiwu menggeser kaki kanannya ke belakang. Ia melindungi diri dari Gu Gaoting sambil menatapnya.
Sejak kecil, Huo Weiwu tidak takut dengan apapun. Sayangnya, sekarang ia terpengaruh oleh kedudukan, sikap, dan kepopuleran Gu Gaoting. Kekuatan Gu Gaoting ketika melakukan sesuatu dan kekejaman Gu Gaoting dalam berkelahi, itu semua membuat Huo Weiwu jadi takut dengan Gu Gaoting.
Terlalu lama berada dalam pikirannya sendiri, Huo Weiwu tidak sadar jika Gu Gaoting sudah sampai di hadapannya. Bayangan tubuh tinggi Gu Gaoting menyelimuti Huo Weiwu.
Kemudian, Gu Gaoting mengulurkan tangannya. Ibu jarinya mengusap lembut bibir Huo Weiwu.
Dari mata Gu Gaoting seperti muncul warna ajaib.
Kemarin, rasa yang diberikan oleh Huo Weiwu kepadanya, masih ada di dalam kepalanya. Bahkan, ia ingin mendapatkannya lebih banyak lagi.