Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Berkala

🇮🇩Roury
--
chs / week
--
NOT RATINGS
13.6k
Views
Synopsis
Tentang seorang anak perempuan yang masih menginjak kelas 12 SMA dan selalu mendapatkan nilai jelek disekolahnya, membuat ia harus bertekad mencapai impiannya sebagai seorang dokter. Namun dengan tidak sengaja ia bertemu dengan seseorang yang mampu merubah sebagian hidupnya yang asalnya zero menjadi 'hero'
VIEW MORE

Chapter 1 - Part I: Stupid Girl

Bayangkan saja jika kau hidup dengan sempurna. Segala sesuatu yang kau inginkan akan terpenuhi dan apapun yang tidak kau inginkan, tidak akan terjadi. Inilah diriku Lizy Gamaliela Wicaksono, aku merupakan anak tunggal dari Hardian Wicaksono dan Mariska Gamaliela. Aku lahir dari keluarga yang berkecukupan dan tidak kekurangan membuat hidupku berjalan dengan sempurna. Hanya saja....

Aku baru saja putus!

O... ya, perlu diingat! Aku masih menginjak kelas 3 SMA dan sebentar lagi aku akan masuk ke perguruan tinggi yang aku impikan. Semenjak kecil aku ingin sekali menjadi dokter dan inilah waktunya aku mewujudkan cita-citaku yang sudah lama aku impikan. tetapi, sayang sekali otakku ini gak cukup cerdas dan pintar buat memenuhi itu semua. kelas 2 semester kemarin saja, nilaiku yang mencapai 70 hanya bahasa indonesia dan yang lain dibawah itu semua dan pak kepala sekolah kemarin memanggilku, karena nilaiku yang sebenarnya tidak mencapai kkm namun aku tetap saja dinaikan ke kelas 3.

DASAR BODOH! aku nya :(

Lizy masih duduk termenung di sudut kelas sambil melihat kearah kanan Jendela yang memperlihatkan area lapangan yang sedang ramai.

"Woy ngelamun aja! ntar kesambet lo." ujar Gea menyenggolku yang sedang duduk termenung memandangi susana di luar kelas.

"Ge, jujur! gue bodoh. Nah yang menjadi pertanyaan gue sekarang, gimana caranya masuk kedokteran ya?" Pertanyaan Lizy hanya ditanggapi oleh tawa oleh Gea.

"Dapet hidayah dari mana lo?" sahutnya disela-sela candaannya.

"Yeee, gue serius nih." Raut wajah Lizy seketika berubah muram dan Gea merasakan itu.

"Yaelah, kayak lo kagak tau caranya masuk kedokteran aja. Tinggal masuk lewat pintu depan terus keluar lagi lewat pintu belakang, gitu aja susah!" Lizy langsung menoyor kepala Gea yang udah kelewatan gila. "Pala lu!" dan kemudian beranjak pergi meninggalkan kelas.

Adakalanya kita sebagai manusia harus bersantai, namun tidak semua urusan dapat di lewati dengan mudah. Termasuk impianku kali ini. Jujur! Aku harus gimana supaya nilaiku naik semua. Gak mungkin kan kalau aku les lagi, sudah 4 kali aku keluar masuk tempat les yang berbeda-beda tiap semester. Namun hasilnya tetap sama, NIHIL! FAILED.

Aku sangat mengutuk diriku sendiri. Karena aku ini bodoh, bayangkan aja sepupuku Rendi berhasil masuk Universitas negeri terfavorit yang termasuk dalam jajaran universitas terbaik se-indonesia. Tapi.... Aku mah apa atuh? Pinter aja enggak. Dari kejauhan aku melihat pacarku, ralat MANTAN! dia sedang asik bercengkaram bersama Salsa anak 12 IPA 1 kelas unggulan yang digadang-gadang paling pintar di kelas, selain itu predikat yang baik-baik banyak sekali yang melekat padanya. Sumpah! Aku iri sama dia. Oh, iya si mantanku Angga dia juga dapat predikat sebagai cowok yang termasuk lumayan pintar di sekolah ini, sebelum aku memutuskan pacaran sama dia. Aku sudah mengecek track record-nya yang sudah jelas kalau dia sering masuk dalam jajaran peringkat 5 besar disekolah. So, dengan kecantikan parasku ini aku juga mampu mendapatkan cowok yang seharusnya pandai dan yang pantas menjadi pendampingku untuk merubah diriku menjadi lebih baik.

Ingat Lizy! Your not stupid, seharusnya....

"Sangat disayangkan cewek cantik kayak lo ternyata oon, Liz." Tiar berucap membuat kedua bola matanya beralih pada sahabatnya yang kini sudah berkumpul di depan kelas sambil duduk melihat-lihat area sekitar lapangan yang tidak jauh dari pandangannya terdapat Angga dan Salsa disana.

"Husttt… kalo ngomong di jaga." Sahut Gea memarahi Tiar dan beralih pada Lizy. "Jangan kemakan omongan Tiar, Liz. Dia emang suka nyamblak jadi orang."

"Yeee, bukan gitu. Gue-kan kalau ngomong suka uncontrol, sorry. Tapi memang itu kenyataannya!"

"serah lo deh! Gue mah Cuma apa atuh. Gak mungkin jugakan kalau gue minta balikan lagi sama Angga." Lizy mulai jengah dengan sikap sahabatnya yang suka sekali ngomong tanpa disaring terlebih dahulu.

"Jangan ngelakuin hal gila, Liz. Lo pacaran sama dia cuman buat manfaatin pintarnya doang! Dan Angga juga merasa seperti itu." Tiar angkat bicara.

"Merasa apa?" Tanya Lizy kembali.

"Haduh… Lo ini bego atau pura-pura gak tau sih. Angga udah tau kalau lo cuman manfaatin pintarnya dia doing, makanya itu lo di putusin terlebih dahulu sebelum dia semakin sakit hati. Karena merasa tak dihargai." Jelas Tiar.

"Tapikan akhirnya gue suka sama dia." Lizy mencoba menyakinkan kedua sahabatnya.

"Udah terlambat. Lain kali kalau manfaatin orang lihat-lihat dulu, takutnya lo sendiri yang kena getahnya. Jadi jangan suka aneh-aneh lo!" Sahut Gea kemudian berjalan memasuki kelas, karena bel sekolah sudah berbunyi.

Akhirnya mereka bubar memasuki kelas dan memulai pelajaran.