Chereads / Berkala / Chapter 4 - Part IV : Who Are You?

Chapter 4 - Part IV : Who Are You?

Seperti biasa Razka suka sekali singgah diperpustakaan kampus. Jika mahasiswa lain kebanyakan lebih suka memilih singgah atau nongkrong di café beda dengan Razka yang suka sekali mengunjungi Perpustakaan dan ini merupakan rutinitasnya semenjak ia pertama kali menjadi mahasiswa Universitas Lindswell. Sebagai mahasiswa dengan julukan kutu buku, tak banyak mahasiswa lain yang menjauhi dirinya dan seringkali ia selalu menyendiri, itupun kalau Rendi sedang tidak ada acara sendiri. Maka ia bisa meminta Rendi untuk menemaninya di perpus, namun Rendi seringkali mengoceh karena ia terlalu anti sosial.

Diantara ribuan buku-buku hampir setengahnya ia sudah membacanya, apapun buku itu selama bagus dan bermanfaat baginya maka ia akan membacanya. Razka ini memang terkenal sangat antik dan unik hingga ibu perpus sangat hafal sekali posisi duduk ternyaman bagi Razka di perpus ini, seperti biasa jika Razka sudah menemukan buku yang membuatnya menarik untuk dibaca, maka otomatis Razka langsung duduk saja meskipun space perpustakaan kampusnya tidak terlalu besar.

Kebetulan sekali mahasiswa dikampusnya hampir tidak pernah menjamah perpustakaan dan perpus ini hanya di khususkan untuk anak teknik saja. Gedung perpustakaan pusat berada jauh dari gedung tekniknya dan Razka memilih lokasi perpus ini karena selain lengkap untuk anak teknik ia juga tidak perlu jauh-jauh pergi jika ada matkul dadakan.

Razka beranjak dari kursi mencari buku-buku lagi disekitar rak. Razka terus menyusuri satu persatu judul buku yang ingin ia ambil dan matanya tertuju pada satu buku yang bertuliskan 'Naufert Architects Data'. Ketika Razka menggapai buku itu, tiba-tiba ada sesosok tangan yang bertumpu pada tangannya dan Razka menoleh kearahnya.

"Sorry, gue gak sengaja!" Ucap wanita itu cengengesan dan melepaskan tangannya yang bertumpu pada tangan Razka tadi.

Razka hanya diam. Tak menanggapi perkataannya, Razka terus menatapnya kagum. Kecantikan yang dimiliki wanita itu sangat sempurna dan natural baginya dengan sedikit polesan make up yang tidak berlebihan. Senyumnya sangat manis, anggun, dan rambutnya yang tergerai terlihat halus. Perfect!

"Heiii!" Bentaknya membuyarkan lamunanku.

"Ha...h." Razka sedikit gelagapan mendengar ucapannya. "Kamu anak mana?" lebih tepatnya aku menanyai tentang jurusannya, entah kenapa aku berani sekali menanyakan hal itu pada seorang wanita yang tidak aku kenal.

Raut wajahnya mulai berubah saat aku bertanya.

'Kenapa dia ? Apa aku salah bicara.'

"A...a...ku--" Dia tampak berpikir. "Ya anak universitas sinilah! Lo juga?" Tanyanya balik padaku sedikit meremehkan.

"Iya." Jawabku mengambil buku yang akan dia ambil tadi dan aku berikan lagi padanya.

"Ini." Aku memberikan buku yang tadi padanya. "Kamu anak arsitektur jugakan?"

Dia mengangguk antusias.

"Tapi gue udah gak butuh buku itu lagi, jadi ambil aja! Kalo lo butuh." Sahutnya.

"Lizy !" Panggil seorang wanita yang menghampiri wanita yang sekarang ada di hadapanku.

Saat wanita yang tadi memanggil nama dengan sebutan'Lizy', wanita yang ada di hadapanku langsung menoleh kearah sana. Oh... Jadi namanya Lizy. Nama yang cantik seperti orangnya.

"Kenapa, Tiar ?"

"Ikut gue yukk ! Cepetan." Wanita bernama Tiar itu menarik Lizy, membuat Lizy harus lari sempoyongan karena tarikan dari Tiar. Balik punggung Lizy sudah terlihat menjauh dan hilang.

Ya tuhan, baru pagi ini aku berani mengajak ngomong seorang wanita yang tidak aku kenal. Entah kenapa naluri berkata, aku akan bertemu dengannya lagi.

"Woy ! Jangan bengong mulu lo, hati-hati kesambet entar." Ucap Rendi entah datang dari mana, sekarang posisinya dekat denganku, lebih tepatnya di samping sebelah kiri.

"Sejak kapan lo disini ?" Razka bertanya.

"Barusan, kok. Eh ngomong-ngomong cewek tadi siapa ? Pacar lo."

"Bukan." Jawab Razka sekenanya.

"Tapi, kalau dilihat-lihat dari belakang kok kayak familiar banget ya !"

"Kamu kenal sama cewek tadi ?"

Rendi menggelengkan kepalanya. "Lagian pas gue kesini tadi cuman bisa lihat dari balik punggungnya, jadi gue gak tau siapa dia." Jelasnya.

"Oh aku kira kenal." Razka memperbaiki kacamatanya sambil menggenggam buku.

Rendi melirik ke arah buku yang di pegang Razka.

"Itu buku apaan ?"

"Ini dari cewek tadi." Judul buku yang hampir sama persis dengan buku yang dipinjam Rendi seminggu yang lalu dan kini berada ditangan Razka, sahabatnya.

Rendi mulai merasa bahwa yang tadi datang kesini adalah sepupunya. Ya! Itu Lizy. Dia berniat mengembalikan buku, karena tadi pagi ia menyuruh anak itu untuk mengembalikannya langsung ke perpus kampus dan kebetulan sekali target yang ditujunya kemudian bertemu. Rendi berusaha merahasiakan hal ini, mungkin saja kedua orang itu akan bertemu lagi suatu saat.