Yanto Memiliki Intuisi yang Tajam Ketika Sang Pangeran Memakaikan Kalung nya Pada Satin.
ini Bukan Kalung Biasa Kalung Penanda Seorang Keturunan Kaisar Negara Lima Dan Ia Salah Seorang Calon Kaisar Berikutnya.
Zaman Ini Banyak Sekali Putra dan Putri Mahkota' Kerajaan Tidak Hanya Fokus Pada Satu Orang , Mereka Menilai dari Kontribusi Apa Yang Di Berikan Oleh Para Calon Kaisar. Ini Entah Anak Perempuan Atau Anak Lelaki.
Semua Pengawal Dan Anak Buah Sang Pangeran Terperanjat.
" Ini Kah Calon Wanita Junjungan Mereka..?? Benak Masing-masing "
Sebab Yang Memiliki Tanda Kerajaan dari Sang Kaisar Adalah Ibu Pangeran Saja, Sedangkan Satin Baru Pertama Bertemu Langsung Di Berikan Begitu Saja.
Setelah. Pangeran Mengetahui Nama Satin Ia Meminta Pengawal nya Meminta Catatan Peti Kecil Satin.
" Jadi Kalian Berdua Ponakan Tuan Guru Tanya Pangeran.."???
Ya .. Pangeran...Ucap Yanto.
" Hemm...Saut Satin..
Hemm..???? Sambil Mengeryit ,,Tanya Pangeran.
" Ehh...Ya...Yang Mulia Jawab Satin.."
" Pak Danu....!! Kau Tau Aturannya Laksanakan...!! Perintah Sang Pangeran.."
Lalu Rombongan Itu Berangkat Meninggalkan Satin Dan Yanto .
Satin Masih Tercengang dengan Mangga Di Tangannya dan Melihat Perhiasan Emas Yang Tergantung di Lehernya.
Perhiasan Panjang Lempeng Rantainya.., Dengan Liontin Sebuah Sebuah Garuda Sebesar Telapak Tangan.
Yanto Langsung Membantu Satin , Berdiri Dan Memegang Tangannya.berjalan Cepat Menuju Kediaman Sang Paman.
Yanto Mengutuk dirinya Sendiri, Kenapa Ia Tidak Mendaftar kan Satin Sebagai Istrinya.
instingnya berkata Bahwa Pangeran Tertarik Pada Kecantikan Satin, Entah Hanya Untuk Bersenang-senang Atau Menjadikan Nya Selir Atau Kalau Satin Beruntung menjadi Istri Pangeran Calon Permaisuri.
Yanto Berkutat dalam Ketakutannya Sambil Berjalan, Hingga Satin Terjatuh.
" Kakak...
Pelan-pelan ..Kau Kenapa Menyeret Ku...? Tanya Satin.
Yanto Terus Menarik Lengan Satin Hingga Sampai Di Rumah Pamannya. Dengan Menggedor-gedor Pintu Rumah Sang Paman.
" ada Apaaaaa....???????
Yanto Ada Apa.? kau Mengetuk Pintu Rumah Dengan Kencang...?? Tanya Sang Paman.
" Berakhir Sudah Paman...
berakhir Paman....
Ucap Yanto Yang Terlihat Lunglai.
Apa Maksudnya Ini Yanto..???
Ya...Apa Maksudnya Kaaa...??
Yanto Menoleh Dan Menatap Satin Lama dalam Kesedihan dan Membelai Lembut Wajah Cantik Satin Yang Mencuri Hatinya.
Paman Aku Mau Bicara Empat Mata Ucap Yanto.., Beranjak Dari Tempat Duduknya enuji Ruang Kerja Pamannya.
Satin Sendiri Hanya Kebingungan dan Melihat Buah Mangga Itu Masih Di Pegang nya , Satin Ke Dapur Dan Meminjam Pisau Pada Tukang Masak Di Kediaman Tuan Guru.
" Teh..Nambut `Peso...Bade Meusek` Mangga Ucap Satin "
[ Kak....Pinjam piso dong buat Kupas Mangga ]].
Satin Menggunakan Bahasa Sunda Sebab Si Bibi Selalu Berucap dengan Bahasa Sunda Bahasa Sang Ibu.
" Eeeh....Si Euneng` Tiasa Sunda..?? Dieu` Ku Bi. Asih di Peusekeun.."
[[ Ehh si Enon Bisa Bahasa Sunda.?? Sini Bibi Kupasin..]]
Setelah Bi Asih. Mengupasnya Dan Memberikan Pada Satin Dengan Garpu.
Satin Memakannya Dengan Lahap Dengan Mengambil Beberapa Potong Yang Lainya Ia Tinggalkan di Atas Meja Untuk Yanto dan Paman nya Tuan Guru.
" Hemm ..ini Sangat Manis..., Ibu..Aku Makan Buah Mangga' Apa Ibu Lihat....??Dari Atas..?? Ucap Satin.
Satin Masih Penasaran Apa Yang dibicarakan Yanto dan Pamannya Benak Satin..