Mendengar penjelasan panjang lebar dari pak Roy, Pak Heri hanya diam seribu bahasa. Dia juga memiliki seorang putra bernama Rado, Iya lebih tua dari Alfa. Sejak kecil Pak Heri selalu memanjakan Rado. Memang, sebagai seorang yang dijadikan manager di perusahaannya, Rado kurang memiliki rasa tanggung jawab. Dia memanfaatkan jabatan serta kedudukan papanya untuk berfoya-foya saja. Dia jarang bekerja, apa-apa selalu dia serahkan pada bawahan. Sehingga, semenjak Rado yang memegang alih perusahaan, banyak para karyawan yang mengeluh. Karena atasan yang baru, tak lagi sebijak seperti atasan yang sebelumnya. Bahkan tak jarang pula Pak Heri mendengar para karyawan berbicara dibelakang, membanding-bandingkan antara dirinya dan putranya. Dia memang orang yang baik, ulet dan pekerja keras. Tapi, tidak dengan putranya. Jika saja, pak Heri diam-diam tidak ikut campur mengurusi perusahaan, pasti perusahaan itu sudah berada di ambang kritis.