Ketika pulang kerja pun, Aldo juga merasa mulai ada yang berbeda dengan Riyan. Dia yang biasanya selalu menguntit dan membututi dirinya malah terlihat pulang lebih dulu. Mana sedikit buru-buru lagi.
'Ke mana, dia? Ah, sudah lah. Tidak penting juga. Begini lebih baik, kan? Mungkin Tuhan mempermulus niatku untuk kembali ke jalan yang benar,' batin Aldo dalam hati. Tiba-tiba saja dalam benaknya terlintas wajah Elis. Ia melengkungkan bibirnya ke atas sambil bergumam seorang diri, "cuma dia lah satu-satunya orang yang berbeda dari yang lain. Tidak membosankan. Aku bisa lah, jemput dia ke kampusnya. Buat surpries."
Aldo mempercepat langkahnya sebelum ketahuan salah satu dari cewek ajaib yang ada di kantornya. Sebab, kalau sampai ketemu dengan mereka, terlebih pada yang merasa memiliki urusan yang belum selesai, tidak akan ada yang bisa menyelamatkannya lagi. Sebab, Riyan sudah lebih dulu meinginggalkan area parkiran kantor.