Chereads / Kiya & Arigel / Chapter 3 - BAB 1 | About Two Hearts

Chapter 3 - BAB 1 | About Two Hearts

About Two Hearts

Mau marah lihat dia sama yang lain. Bisa sadar diri? Emang lo siapa?

Happy Reading 💙

####

"I'm the biggest hit

I'm the biggest hit on the stage

I'm the biggest hit

I'm the biggest hit on the stage

I'm the biggest hit

I'm the biggest hit on the stage."

"Taeyongiee... Aaaa~ Kiyowo~"

Teriakan ricuh penonton memenuhi vanue GBK sejak beberapa jam yang lalu. Tour Concert NCT kali ini memang di gadang-gadang akan mengalahkan histeria konser GOT7 bulan kemarin. Terbukti, tiket VVIP sampai tribun ludes terjual hanya dalam hitungan hari.

"Sigani dwaessji bandeusi

I'mma do ma thang

daegisil apeun bageulgeoryeo

dadeul nun mot tte

Modu ttarawa yo

hands up in the air

We back get away

ije mak teojilgeoya everywhere"

"Markk!! Saranghae!!! Please, bawa gue ke KUA!!"

"Anj*ir buka baju dong!! Nggak kuat hayati!"

Teriakan mereka menyatu dengan dentuman musik yang normalnya mampu membuat telinga berdenging. Rasanya sedikit pengap, panas, bising, tapi menyenangkan ketika melihat idol secara langsung tanpa terhalang layar kaca lagi.

Para personil NCT itu berpencar, melakukan fanservice yang tidak seperti biasanya. Kali ini mereka benar-benar turun ke area lighting dan mendekati pagar pembatas kelas festival.

Berhasil membuat ribuan fansnya semakin histeris.

Terlebih yang berada di dekat pagar.

"Akkk... Mark!! Come to me!!"

Idol yang bernama mark itu menjulurkan tangannya sambil tersenyum lebar. Membiarkan tangannya ditarik bahkan di cakar para fansnya.

Hingga matanya menangkap seorang gadis yang merengut karena badan kecilnya terjepit dan tersenggol kesana-sini. Tapi begitu melihat Mark mendekat, mata gadis itu berbinar.

"Kiya?" panggilnya. Pelan tapi mampu membuat gadis itu melongo.

"OMG!! Demi apa Mark tau nama gue?!!" jerit Kiya tertahan, wajahnya sampai merah karena senang dan tidak percaya sekaligus. Bayangkan, bias atau idol favorit yang sangat Kiya kagumi itu menjulurkan tangannya. Membuat Kiya sukarela menahan nafas saking tidak kuatnya menjerit bahagia.

Please, why i am so lucky now? kira-kira itu yang ada di pikiran Kiya sekarang.

"Kiya?" Mark memanggil namanya lagi karena urung mendapatkan balasan. Suara bass miliknya terdengar sangat lembut di pendengaran Kiya.

Daripada kehilangan kesempatan, akhirnya Kiya menerima uluran tangan Mark dengan cepat. Membuat lelaki blonde itu tersenyum hingga membuat matanya menyipit.

"Kiya, bangun! Nanti kamu telat sekolah."

"Hah?" Kiya mengerutkan alis. Tidak paham akan ucapan Mark.

"Kiya, bangun!!"

Matanya yang semula terpejam seketika terbuka ketika ia merasakan dingin menjalar di seluruh permukaam wajahnya. Ia langsung menoleh ke samping dan mendapati Gio berdiri di sana sambil menenteng gayung.

"BANG GIO!!! DINGIN!!!" teriak Kiya begitu sadar Gio habis menyiramnya.

"Lagian kamu dibanguni nggak bangun-bangun, kirain mati."

"Anj*r ya. Tadi Kiya lagi mimpi indah, malah di recokin. Nyebelin banget!!!" Kiya menghentak-hentakkan kakinya kesal di kasur, karna mimpi indahnya tadi harus buyar di tengah jalan.

"Bilang apa tadi?" tanya Gio tajam.

Sadar sudah ngomong kasar di depan Gio, Kiya langsung bungkam. Kiya menggerutu tidak jelas kemudian menarik kembali selimutnya yang tadi sudah merosot.

"Kiya!! Cepetan mandi!! Udah jam berapa sekarang? Kamu nggak mau sekolah?" Gio menarik kasar selimut Kiya biar anak tengil itu tidak melanjutkan tidurnya.

Kiya sontak melirik jam digital yang berada di atas nakasnya yang bersebelahan dengan tempat tidurnya.

06.40

Masih dua puluh menit lagi hingga jam masuk dan pelajaran dimulai. Santai lah, jarak sekolah kan nggak terlalu jauh.

Eh tunggu.

Anjir!

Kiya baru sadar, dia bahkan belum mandi, belum ganti seragam dan sarapan, bahkan buku untuk nanti juga belum ia siapkan.

"BANG GIO!!! KENAPA NGGAK DI BANGUNIN DARI TADI SIH??!!