"Harusnya aku yang bertanya. Ada apa kau sampai sesiang ini tiba di kantor?" Ujung ekor mata ALea melirik ke arah jam dinding yang sudah menunukkan pukul sebelas lewat limabelas menit.
"Haduh! Kenapa hanya karena sedikit kesibukan saja aku sudah jadi blank begini, ya?" ucap Axel secara sepontan sambil menepuk jidatnya sendiri.
Alea tersenyum geli melihat tingkah Axel yang membuat ia merasa kian greget saja. Tapi, di benaknya juga tersisip rasa kawatir. "Apakah terlalu banyak hal yang kau kerjakan sampai-sampai kau jadi seperti ini? Jaga Kesehatan, istirahatlah yang cukup. Jangan terlalau memforsir tenagamu, oke?"
"Iya, Sayang. Makasih, ya?" Axel berjalan perlahan menuju meja kerjanya.
Sementara Alea juga masih berdiri di tempatnya. Ia ingin sekali menghampiri Axel dan menyentuhnya. Tapi, ini lingkungan kantor. Dia dituntut professional dalam bekerja. Mengesampingkan soal asmara. Karena memang pekerjaannya numpuk. Ia harus bekerja cepat dan fokus agar tidak sampai lembur.