Chereads / Reinkarnasi Menjadi Pohon / Chapter 4 - Elf Wanita yang Sombong

Chapter 4 - Elf Wanita yang Sombong

Sementara itu ketika ditempat tunggu para peserta kontes pedang yang telah disediakan oleh panitia. Ada dua orang yang saling berbicara. Salah satunya adalah pemuda elf tampan dengan rambut oranye dan pupil mata berwarna oranye. Salah satunya lagi adalah pemuda elf yang lebih tampan dengan rambut hijau dan pupil mata berwarna hijau.

Mereka berbicara layaknya seorang sahabat karib yang telah lama berteman. Mereka berdua adalah teman yang baru saja dipertemukan. Mereka adalah Leowim dan Norma yang saling bercerita tentang apa saja hal yang ada di dalam kepala mereka.

Kemudian terlihat sebuah cahaya perak bersinar yang menutupi seluruh tubuh Norma. Setelah itu, suatu hal terjadi hanya dalam sekejap. Norma telah menghilang. Setelah itu terlihat Leowim yang rupanya sedang bergumam.

"Semoga kau menang, Saudaraku."

...

Sedangkan disini.

Norma berhadapan dengan seorang elf wanita muda yang terlihat biasa saja tapi jika dibandingkan dengan wanita tercantik di bumi. Wanita elf paling jelek disini masih lebih cantik dengan artis top papan atas. Tapi di hadapan sebuah pohon. Itu tidak ada perbedaan antara pria dan wanita.

Norma adalah seseorang yang tidak akan membuang-buang waktu dengan percuma. Jadi dia langsung menerjang ke arah elf wanita itu. Dalam sekejap wanita itu memiliki luka tersayat di pipinya. Kemudian wanita itu langsung berteriak.

"Cukup, aku sudah menyerah." Kata wanita itu dengan agak marah.

Setelah itu Norma mulai menuju ke arah tempat Leowim duduk di area tunggu. Mereka mulai berbicara dan berbagi beberapa pengalaman. Kemudian setelah berbagi pengetahuan Norma mulai memancarkan cahaya perak lagi dari tubuhnya dan dia mulai menghilang lagi.

...

Pertandingan telah berlalu dengan cepat hanya dengan beberapa serangan yang cepat. Itu semua adalah mudah karena bagi Norma yang telah menguasai ilmu pedang puncak mereka hanya seperti seorang katak di dalam sumur. Dan sekarang adalah saatnya pertandingan semifinal dimulai. Terlihat Norma sedang berhadapan dengan seorang elf yang terlihat sangat suram berbeda dari para elf lainnya. Entah kenapa orang ini rasanya seperti berhadapan dengan seorang iblis. 

Tapi meskipun itu adalah seorang iblis. Jika menyangkut ilmu pedang dengan sebuah pohon yang disebut Norma maka seorang yang menyebut dirinya dewa bahkan harus mengalah. 

Tanpa ada pembicaraan, elf iblis itu mulai menyerang secara gila-gilaan. Dia menyerang orang lain tanpa peduli apakah itu akan terluka atau tidak. Sementara Norma hanya bisa menghindari serangan gila-gilaan dari seorang iblis elf. Ketika dia mulai akan menyerang balik. Tiba-tiba elf iblis itu menghindar mundur dengan segera dan langsung maju lagi setelah menghindari serangan Norma.

Tapi Norma juga menghindar dari serangan elf iblis gila itu dan dia mulai mencoba untuk melakukan serangan balik lagi. Seketika Norma mencoba menggunakan teknik satu tebasan dari raja elf pertama. Sebuah angin berhembus dan mulai menembus dada dari elf iblis itu dan kemudian elf iblis itu langsung jatuh dan pingsan.

Sekali lagi, Norma mulai memenangkan pertandingan dengan kemenangan terus-menerus tanpa ada jejak kekalahan satupun. Setelah itu para penonton yang menyaksikan juga terkejut dengan kuda hitam yang tidak pernah terlihat oleh para elf. 

Kemudian raja elf mulai bertanya kepada Norma.

"Nak, kau ingin pertandingan final dimulai sekarang atau besok?"

"Wahai Rajaku. Saya ingin pertandingan final dimulai sekarang juga." Norma menjawab dengan meniru nada para elf kepada rajanya.

"Kalau begitu. Mari mulai final dari kontes ini."

Norma yang telah bersinar keperakan tiba-tiba langsung berada di sebuah arena yang luas berbeda dengan arena bernomer empat yang sebelumnya digunakan Norma. Dan dihadapannya ada seorang elf yang sangat cantik dengan tubuh yang sangat ideal. Wajah cantiknya tampak seperti lukisan yang nyata. Hanya saja rupanya dia memiliki sifat yang agak sombong karena dia melambaikan tangannya untuk menyuruh Norma menyerang.

Gadis cantik yang sangat sombong itu terlihat memerintahkan Norma seperti sebuah raja yang menyuruh bawahannya tanpa ada rasa hormat sama sekali. 

Norma hanya melirik sekilas ke wajah seorang elf yang sangat cantik. Tapi bagi seorang pohon, cantik baginya hanyalah sebuah omong kosong. Dia tanpa peduli dengan sikap lawannya dan menyerang secara horizontal. Norma menggunakan sebuah teknik berpedang unik yang diciptakan oleh seorang elf jenius. Teknik ini adalah teknik yang bermain menggunakan sudut yang unik. Hanya orang jenius yang nyata untuk bisa menggunakan teknik ini. Ini bukanlah sebuah teknik berpedang biasa tapi juga sebuah teknik perhitungan sudut yang istimewa.

Sekejap dan tanpa celah sebuah pedang dengan cepat melintasi sebuah sudut yang sangat mustahil untuk dihindari oleh elf wanita itu. Jadi wanita itu hanya bisa menangkis dan menangkap serangan itu. Tapi itu adalah serangan dari sebuah pohon suci kuno. Bahkan Norma merasa pedang yang dia gunakan telah menyalurkan energi sihir yang sangat melimpah dari tubuh pohonnya. 

Elf wanita itu terdorong mundur dan mulai memuntahkan darah tapi terlihat dia sangat sombong dan rupanya dia tidak mau menyerah. Tapi itu hanya masalah waktu saja. Seorang manusia hanya bisa menahan kelelahannya selama paling lama mungkin beberapa jam. Tapi jika itu menyangkut kelelahan sebuah pohon. Bahkan dalam kamus seorang pohon sama sekali tidak ada kata kelelahan di dalamnya. 

Serangan bertubi-tubi datang dari dua elf wanita dan pria. Norma terlihat sangat memimpin dan bahkan dia tidak tergores sama sekali oleh serangan lawannya karena dengan pengamatan pohonnya. Dia bisa mengetahui dan menghindari serangan itu hanya dengan sebuah lirikan mata.

Terlihat gadis itu memiliki pakaian yang telah lama kotor dengan banyak debu dan darah yang menempel. Kemudian wanita itu langsung menancapkan pedangnya ke kayu dan berkata dengan terengah-engah.

"Aku menyerah." 

Setelah mengatakan penyerahannya elf wanita yang cantik itu langsung jatuh dan pingsan. Para penonton hanya diam tanpa ada yang berbicara ketika melihat seorang jenius pedang yang dengan mudah mengalahkan lawannya.

Kemudian datang seorang raja elf paruh baya itu dengan seorang pengawal pribadinya dan dia mulai berkata kepada pengawal pribadinya untuk membawa pergi wanita itu untuk segera diobati.

"Nak, teknik berpedangmu sangat unik bahkan itu bisa mengalahkan teknik berpedang dari kedua anakku. Kalau boleh tahu, Apa nama dari gerakan yang barusan kau gunakan untuk mengalahkan putriku?" Tanya seorang raja elf dengan sopan kepada seorang elf muda yang hanya tahu bagaimana cara untuk narsis.

"Maaf, Rajaku. Aku tidak tahu nama dari teknik apa yang aku gunakan barusan. Itu lebih terasa seperti gerakan biasa bagi rakyat kecil ini." Jawab Norma yang menggunakan bahasa yang sopan juga.

"Kalau begitu, apa kau ingin bertanding denganku, Nak?" Ajakan seorang raja elf yang menantang seorang pohon yang disebut Norma.

"Rakyatmu ini tidak pantas untuk melawan seorang seperti Anda, Rajaku." Norma juga menolak ajakan raja elf dengan sopan.

"Tentu saja, Nak. Itu hanyalah bercanda. Aku belum pernah melihat elf muda seperti dirimu yang sangat berbakat dan tidak memiliki kesombongan. Ayo pergi ke Istana Kerajaan untuk menerima hadiah. Kau bisa memilih apa saja yang ada di Gudang Harta Kerajaan." Raja mengajak Norma sambil marangkul pundaknya.

"Aku hanya akan mengikutimu, Rajaku." Jawab Norma dengan pasrah.

Kemudian kedua orang elf tua dan muda itu mulai berjalan bersama menuju ke arah Istana Kerajaan. Meskipun Norma sebenarnya yang memiliki umur lebih tua darinya.