Ketika kedua orang tua dan muda itu pergi ke arah istana kerajaan tiba-tiba dibelakangnya muncul seorang elf muda yang memiliki rambut dan pupil mata berwarna oranye. Kemudian dia berkata kepada kedua orang itu.
"Tunggulah aku, Ayah, Norma. Aku juga akan ikut bersama ayah dan saudara ke Istana Kerajaan. Aku mau menemani saudaraku untuk membantunya dalam memilih harta di Gudang Kerajaan."
Mereka berdua mendengar suaranya dan mereka berhenti sejenak. Kemudian sang raja akhirnya menjawab.
"Anakku, Leowim. Apakah kau juga ingin mendapatkan harta kerajaan setelah kalah dalam ronde pertama tanpa memenangkan pertandingan?" Tanya sang ayah kepada anaknya dengan nada agak mengejek.
"Tidak, Ayah. Aku hanya ingin menemani saudaraku yang sangat hebat untuk memilih harta yang ada di dalam Gudang Kerajaan." Jawab sang anak dengan menghindari ejekan ayahnya dari telinganya.
"Tunggu, Apakah raja dan Leowim adalah seorang ayah dan anak. Memang terlihat seperti anda berdua memang memiliki muka yang agak mirip dan bahkan memiliki warna rambut yang sama. Aku tidak terlalu memperhatikannya. Kalau begitu bukankah Leowim seorang pangeran." Gumam Norma dengan agak keras
"Tidak apa-apa, Saudaraku. Panggil saja aku Leowim seperti biasa. Kami para elf harus selalu rendah hati dan bijaksana dalam menghadapi setiap orang." Kata seorang elf yang bernama Leowim dengan sangat bangga.
"Saudaraku, apakah kau tahu tadi ada elf yang memiliki aura yang sangat menyeramkan tapi aku bisa mudah mengalahkannya apakah ada sesuatu yang salah dengan orang itu." Norma berkata dengan agak khawatir kepada Leowim. Tapi sang raja juga mendengarkannya.
"Aku juga merasakan hal yang sama ketika setiap kali menonton pertandingannya dan dia memiliki sifat ganas yang sangat menakutkan. Tapi rupanya dia takut padamu. Memang seorang jenius harus selalu ditakuti." Pendapat sang raja dalam menyikapi elf iblis itu.
"Aku bukanlah seorang jenius. Rajaku aku hanya seorang yang beruntung." Tolak Norma yang disebut sebagai orang yang beruntung meskipun dia sebenarnya agak tidak beruntung.
Ketika mereka berbicara sambil berjalan untuk mempererat dan memperdalam tali persaudaraan. Mereka sudah sampai di sebuah Gerbang Istana Kerajaan yang rupanya terbuat dari kayu dan itu memiliki ukiran yang sangat indah. Tapi istana ini sangat berbeda dari istana yang dibayangkan oleh Norma.
Istana ini terbuat dari beberapa pohon yang sangat besar. Bahkan pohon-pohon ini hampir memiliki ukuran separuh dari tubuh pohonnya. Yang membuat istana ini lebih istimewa lagi adalah istana ini berada dalam pohon yang masih hidup bahkan daunnya sangat lebat dan hijau. Tapi bila dibilang istana pohon itu akan kurang menarik. Istana ini memang terbuat dari pohon yang dikendalikan oleh energi sihir untuk membentuk istana yang rapi seperti ini. Daripada disebut sebagai istana pohon, istana ini lebih pantas disebut istana kayu.
Ada juga beberapa orang yang keluar masuk dari gerbang kayu besar. Mereka adalah orang-orang yang bekerja pada kerajaan. Ada seorang pengawal, pembantu, dan lainnya. Mereka semua menggunakan seragam berwarna hijau yang sangat mencolok. Ketika mereka melihat raja dan pangeran di depan gerbang.
"Hormat, Rajaku." Mereka semua menunduk dan memberi hormat kepada sang raja.
Sang raja hanya membalas dengan anggukan.
Kemudian raja memasuki istana bersama Norma dan Leowim setelah masuk ke dalam istana. Mereka langsung menuju ke bagian paling dalam di istana atau tepatnya itu adalah tempat yang tersembunyi dibalik singgasana kerajaan elf yang terbuat dari kayu. Ketika sang raja mengucapkan mantra tiba-tiba muncul sebuah bola kristal dari bawah kayu seperti yang digunakan oleh para peramal. Tapi kristal itu terhubung dengan lantai kayu dan itu lebih terlihat seperti tongkat kayu yang memiliki bola kristal di atasnya.
Saat sang raja menaruh telapak tangannya di atas bola kristal itu terjadi dalam sekejap simbol sebuah pohon di atas telapak tangannya atau bisa juga disebut punggung tangan. Itu menyala dengan warna hijau yang sangat terang.
Area radius lima meter di sekitar bola kristal mulai terbuka dan memperlihatkan sebuah tangga melingkar ke bawah tanah. Sang raja kemudian memerintahkan Norma untuk terus mengikutinya.
"Nak, perhatikan diriku. Jangan memegang benda yang ada di tangga dan lorong karena mungkin saja itu adalah jebakan yang ditanam oleh para elf pendahulu. Kau baru boleh memegang sebuah benda ketika sudah berada di Gudang Harta Kerajaan Rondalian. Itu semua dilakukan karena banyak sekali hal yang sangat berharga di dalam Gudang Harta Kerajaan Rondalian."
"Kau hanya boleh memilih satu harta saja dari banyak harta berharga di Gudang Harta Kerajaan dan kau akan diperbolehkan mengakses semua buku di semua lantai Perpustakaan Kerajaan Rondalian. Kalau begitu, langsung saja menuju ke gudang untuk memilih harta. Pilih saja harta yang cocok untukmu, Nak. Ingat! Jangan pegang hal-hal apapun yang berada di tangga dan lorong." Kata sang raja dengan sangat tegas.
Kemudian mereka bertiga mulai menuruni tangga melingkar itu dipimpin oleh sang raja. Banyak ornamen kuno yang terlihat di dindingnya. Mereka terus menuruni tangga melingkar ini sampai terlihat ada sebuah lorong yang sangat gelap dan hanya ada obor yang menyala menjadi sebuah penerangan.
"Ingat! Kalian berdua harus mengikuti langkahku dengan tepat dan benar. Kalau tidak, itu mungkin bisa saja mengaktifkan sebuah jebakan." Kata sang raja dengan sangat serius.
Kemudian mereka bertiga menyusuri lorong gelap ini dengan gerakan yang sangat perlahan-lahan. Itu semua karena peringatan dari sang raja elf. Mereka berdua hanya bisa untuk berjalan secara perlahan-lahan karena mereka juga khawatir memicu sebuah jebakan.
Kemudian ketika mereka bertiga telah menyusuri lorong ini untuk waktu yang lama tanpa memicu sebuah jebakan. Mereka melihat sebuah bola kristal yang ada diatas tongkat kayu seperti tadi.
Sang raja elf menaruh tngannya seperti tadi dan bagian atas telapak tangannya mulai memancarkan cahaya hijau yang sangat terang. Hal berikutnya yang terjadi adalah sebuah tangga melingkar seperti tadi muncul tapi tangga ini melingkar ke atas berbeda dengan tangga tadi yang melingkar ke bawah.
"Ayo kita pergi ke atas dengan cepat. Disini tidak ada jebakan apapun. Gudang Harta Kerajaan Rondalian berada tepat di atas kita. Ingat! Hanya satu harta yang boleh dibawa." Kata sang raja.
Ketika mereka bertiga telah sampai ke bagian puncak tangga. Terlihat banyak emas dan perak yang berceceran di lantai kayu. Banyak pedang, tombak, dan senjata lainnya tertancap di lantai kayu. Ada juga beberapa permata dan berlian yang ditaruh di lemari kayu. Banyak tongkat sihir menempel di dinding kayu.
Norma terlihat sangat kagum dengan benda-benda yang belum pernah dilihatnya. Tetapi rasa kekagumannya menghilang ketika dia tiba-tiba rasanya seperti dipanggil oleh sesuatu.