"Snow!"
Snow mengalihkan pandangannya dengan cepat saat seseorang memanggil namanya dari belakang dengan cukup keras.
"Anggara?" sapa Snow dengan lembut sambil tersenyum kecil kepada temannya itu.
"Lo kenapa belum balik? Bukannya Lo bilang kalau lo ada pekerjaan di kampung sebelah, kan? Kenapa lu belum berangkat?" tanya Anggara keheranan karena sebelumnya memang Snow berkata kepada dirinya kalau dia tidak bisa kelayapan karena ada pekerjaan yang harus dia kerjakan.
Snow menghembuskan nafas dengan cukup panjang dan dia mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah sepedanya yang tidak terbentuk.
Kedua mata anggaran membulat dengan sedikit melebar saat ia melihat sepeda sahabatnya itu tidak terbentuk lagi, lalu wajahnya mulai terlihat ketat dan juga dipenuhi amarah.
"Siapa lagi yang punya ide usil buat ngelakuin ini sama lo?" tanya Anggara dengan nada suara yang benar-benar emosi dan terdengar sangat marah.
Snow menghembuskan nafas dengan cukup panjang.