"Maksud dia bilang kayak gitu sama aku, apa?! Memangnya, aku terlalu gila untuk menjadi seorang pencuri?!" tanya Snow kesal.
Snow sekarang sudah memutuskan untuk membersihkan WC guru saja terlebih dahulu daripada harus membersihkan loker milik Aldean. Dia sudah kesal dengan tuduhan Ryan dan juga siswi populer tadi.
Ah ... Ngomong-ngomong, nama siswi populer yang tadinya memfitnah Snow itu adalah Clara Arisha. Siswi populer yang menyandang status 'Ratu Sekolah'.
"Ck ... Katanya ratu sekolah. Tapi, kenapa malah fitnah aku, sih?!" tanya Snow kesal dan tidak percaya saat kembali mengingat bagaimana dirinya difitnah oleh Clara saat itu.
"Woy buluk!" teriak seseorang dari belakang.
Snow menghentikan langkah kakinya dan perlahan memejamkan matanya karena merasa geram.
Memangnya, nama Snow itu sangat sulit di ucapkan sampai semua orang memanggilnya dengan panggilan 'Buluk'?!
"Balik sini, dong..." pinta orang itu dengan nada sedih.
Dengan sangat terpaksa, Snow membalikkan badannya untuk menghadap dengan orang itu.
Seorang siswa dengan baju yang dikeluarkan dan juga rokok yang bertengger pada mulutnya berhasil membuat Snow kaget dan membulatkan mata.
"Kamu ngapain merokok di sekolah?! Ini area dilarang merokok!" kata Snow tegas sambil menatap siswa itu.
Siswa itu hanya mengangkat kedua bahunya secara bersamaan sebagai jawaban.
"Buang rokok kamu! Atau aku bakalan lapor kamu ke ruang konseling!" kata Snow mengancam, mana mungkin dia berani melapor.
Siswa itu memutar kedua bola matanya dengan malas, lalu kemudian melangkahkan kakinya untuk berjalan mendekati Snow.
Snow bergerak mundur karena merasa takut sehingga membuat siswa itu tertawa meremehkan.
"Hah ... Tadi katanya kau laporin gue ke ruang konseling. Tapi, kenapa lo malah takut cuma gue mendekat doang?" tanya siswa itu dengan remeh.
Snow menggigit bibir bawahnya sambil mengepalkan kedua tangannya dengan begitu kuat di bawah sana.
"Kamu mau ngapain?!" tanya Snow was-was.
Siswa itu mengangkat kedua pundaknya sebagai jawaban.
"Kamu jangan macam-macam sama aku!" kata Snow lagi dan membuat siswa itu terkekeh geli.
"Uhm ... Mana mau gue macam-macam sama cewek buluk kayak lo?" tanyanya.
"Ogah banget gue macam-macam. Merusak keturunan, soalnya," katanya sarkas dan snow terdiam.
"Gue cuma mau bilang sama lo. Nanti lo jangan pulang terlalu kemalaman, takutnya anjing tetangga lari lihat muka jelek lo," kata siswa itu dengan tidak jelasnya, lalu kemudian berjalan pergi meninggalkan Snow.
Snow menatap siswa itu dengan keheranan.
"Maksud dia apaan, sih?! Kok nggak jelas banget?" tanya Snow sambil menggelengkan kepalanya.
Snow lebih memilih untuk berjalan menuju WC guru daripada harus memikirkan ketidakjelasan siswa tadi.
Mana mungkin anjing tetangga takut cuma karena dia lewat dengan wajah jeleknya?! Pikir Snow.
***
Snow membersihkan WC guru dan juga membersihkan loker milik Aldean dalam beberapa jam lamanya karena dia hanya bekerja sendiri tanpa ada bantuan sedikitpun.
Jam sekarang bahkan sudah menunjukkan jam tujuh malam. Sebenarnya Snow membersihkan loker Aldean dan WC guru hanya memakan waktu dua jam saja. Tapi, Snow ketiduran hingga jam tujuh malam lamanya.
"Astaga! Kenapa bisa ketiduran kayak gini, sih?!" tanya Snow tak menyangka sambil mengusap kedua matanya secara perlahan.
Snow mengitari pandangannya untuk mencari seseorang di dalam ruang loker itu, tetapi ternyata hanya dirinya saja sendiri disana.
Snow menghela nafas panjang, lalu kemudian memakai tas ranselnya dan berjalan keluar dari ruang loker itu.
"Hah ... Mana sekolahnya gelap banget lagi," gumam Snow pelan, lalu kemudian menghembuskan nafas panjang.
Snow berjalan seorang diri di koridor sekolahnya karena tak ada seorangpun yang berada di sana kecuali hanya dirinya saja.
"Hah ... Bisa-bisanya aku ketiduran di sekolah. Padahal tadi aku tahan ngantuknya kuat banget. Tapi, kenapa aku malah ketiduran kayak gini sampai jam tujuh malam kayak gini, sih?!" tanya Snow jengah.
Snow mengitari pandangannya kesana-kemari karena dia mulai merasa bingung untuk mencari jalan keluar dari sekolah itu karena tak ada sedikitpun penerangan di sana.
Jika kalian berkata kalau Snow sangat bodoh karena tidak menggunakan lighting handphonenya sebagai penerangan, itu anggapan yang sangat salah karena dia tidak memiliki handphone sedikitpun.
Ah ... Itu juga menjadi salah satu alasan tentang mengapa Snow banyak dijauhi dan dibully karena banyak yang menganggap kalau dia adalah orang yang tak mampu karena membeli handphone saja dia tak sanggup.
Brak!
Snow terkejut Bukan main karena tiba-tiba dia mendengarkan sesuatu terjatuh dengan begitu keras diatas lantai dan jatuhnya barang itu tepat di belakang dirinya.
Snow menolehkan kepalanya dengan cepat sambil bergerak reflek dengan maksud dia ingin melindungi dirinya.
"Siapa di sana?!" dia bertanya dengan nada suara panik dan juga khawatir sambil berusaha untuk menajamkan penglihatannya dan mencari sosok yang baru saja jatuh di belakangnya itu.
"..."
Tak ada jawaban sedikitpun sehingga membuat gadis itu menghela nafas lega karena dia yakin kalau hanya perasaannya saja yang tidak masuk akal.
Snow kembali berjalan perlahan untuk pergi dari tempat.
Brak!
Snow kembali membulatkan matanya dengan lebar karena untuk yang kesekian kalinya sesuatu jatuh tepat di belakangnya sehingga membuat jantung gadis mungil itu berdetak dengan begitu cepat karena ketakutan.
"Ka ... Kamu siapa? Ja ... Jangan pernah ganggu aku dan pergi dari kehidupanku!" Snow berbicara dengan nada suara yang terdengar begitu ketakutan dan bahkan dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa tangisnya yang ingin keluar saat itu juga.
Bugh!
"Aww!"
Snow terjatuh di atas lantai dengan cepat saat setelah dia merasakan sesuatu baru saja memukul kepalanya dengan begitu keras.
Snow meringis dan tidak dapat melihat siapa yang baru saja memukul kepalanya yang mungkin benda yang baru saja dipukulkan pada kepalanya itu adalah balok kayu.
Bugh!
Untuk yang kedua kalinya, Snow kembali merasakan pukulan itu terdapat pada kepalanya sehingga membuat gadis itu langsung merasakan kalau kepalanya ingin pecah saat itu juga.
"Tolong jangan ganggu aku ... Siapapun kamu yang ingin menyakiti aku. Tolong pergi dari sini dan jangan ganggu aku," kata Snow dia berakhir tidak sadarkan diri di tengah gelapnya sekolah itu.
Usai Snow tak sadarkan diri, sebuah cahaya tiba-tiba berkedip begitu saja yang menandakan bahwa seseorang baru saja masuk kedalam sekolah itu.
"Sial!" pekik orang yang tadinya memukul Snow dengan menggunakan balok kayu saat ia melihat seorang pria tengah berlari cepat menghampiri Snow.
"Woy! Lo mau ke mana?!" tanya pria yang baru saja datang dan ingin menolong Snow saat dia sadar kalau ternyata sosok yang sudah membuat Snow tidak sadarkan diri adalah seorang siswa dari sekolah itu.
"Sial!" sinis Anggara yang tak lain adalah orang yang ingin menolong Snow tidak mampu mengejar sang pelaku.