25-07-2005
Balasan
Kejauhan..
Aku tak marah kau tak datang, berkatmu aku punya teman baru. Nyamuk, lalat, bahkan suara binatang malam setia menemaniku. Tanganku tak begitu mulus lagi saat berkenalan dengan nyamuk-nyamuk kelaparan itu. Dan sebenarnya aku tidak suka dengan lalat. Tapi harus apa, hanya mereka yang setia menemaniku saat menunggumu.
Kejauhan...
Aku tak kecewa kau tak datang tapi kecewa karna suratku tak ada balasan. Gelisah itulah isi otakku sekarang. Rumus matematika yang biasanya ada diluar kepalaku semuanya buyar. Ini sebuah perasaan bukan rumusan yang menetap satu arah. Kejauhan.. Aku memikirkanmu..
Fotomu adalah magnet yang selalu menarikku untuk memandangnya. Aku selalu memandang-mandang apakah kau punya tahilalat diwajah pucatmu? Sayangnya aku tak menemukannya, bahkan untuk sebuah senyuman tak ada.
Kejauhan...
Kau sedang apa? Apa gelisahku bisa kau ubah? Aku menaruh harapan diatas pengharapan. Berharap kau tak apa-apa dan menemuiku jika boleh aku ingin merebahkan kepala dibahumu. Saat kau menunjuk bintang venus kepunyaanku.
Kuharap kau bisa membalas suratku dengan sebuah foto dengan senyummu atau aku berjanji tepat tiga hari kau tak kunjung membalas suratku. Jendela itu akan kupecahkan. Aku sangat tak peduli jika kaca-kacanya melukaiku. Katamu kau tak mau melihatku terluka bukan?
Kejauhann..
Setelah ku amati surat-suratmu ternyata tetesan merah itu bukan sebuah hiasan kertas. Tapi bau asam seperti darah. Aku tak peduli tentang darah. Semoga kau tak apa.
Kejauhann..
Kau bukan seorang yang misterius bagiku tapi MERKURIUS yang akan membawaku menuju venus. Aku tak bisa berkata lagi kejauhan. Maaf tentang air mataku ini yang terkirim bersama suratku. Ketidaksengajaanlah yang membuatnya keluar untuk surat kecil yang mencemaskan
Malaikat kecilmu...
26-07-2005
Malaikat kecilku..
Untunglah kau tak memecahkan jendelaku. Kau tau aku sedang apa? Aku mencoba coba mencari kenikmatan menyeduh coklat panas yang hanya ku beri gula satu sendok saja. Persis seperti yang selalu kau lakukan di saat senja menemui batasnya..
Bagaimana kabarmu.. Aku sangat ingin sekali menemuimu menemuimu di sudut beranda dimana kau berkenalan dengan nyamuk yang kau bilang sangat kelaparan itu.. Sepertinya aku beruntung bapak pos itu tak memberi tahu keberadaanku saat aku mengirimu surat .. Malaikat kecilku aku meminta tiga kali maaf untuk itu. .. Tapi aku tak akan menerima suratmu bila masih terlihat suram oleh tetes air matamu.. Aku menghargainya sangat menghargai air matamu.. Tapiii simpanlah untuk nanti. Ada saat nya air matamu itu diwajibkan keluar karna kesedihannya.. Dan itu akan membuatmu lebih baik.
Malaikat kecilku? Pinokio kecil itu sama sekali tidak berbohong.. Hanya saja kau salah saat melihat hidungnya. Jika orang lain tertawa karna sedihnya, sedangkan aku lebih memilih berbohong untuk menutupi kehidupan ku yang tlah lama mati dengan tawaku..tentu itu bukan hal yang baik bukan.. Kau bilang aku merkerius.. Merkerius sangat lah dekat dengan matahari.. Ada jaminan tak ada kehidupan disana.. Tepat apa katamu.. Kehidupanku sudah lama mati rasanya.. Sangat sama bukan? Kali ini mungkin kau beruntung.. Mempergunakan tabungan untuk masa depan dan keperluan lainnya mungkin.. Sedangkan aku menabung mencari uang untuk kematian dengan segalakemungkinannya.. Bisa kah kau membayangkan.. Hidup selalu di ikuti rasa sakit lalu perlahan mengusai bagaimana cara tersenyum yang baik untuk menutupinya.. Tapi tak apalah.. Aku seperti menemukan malaikat di dalam dirimu. Aku terhibur bahkan menyukai.. Maukah kau menjadi pendoa untukku.. Kesucianmu mungkin bisa menolongku..doa yang ku harap sangat lugu kan ucapkan,, mungkin kau orang yang pertama mendoakan jika iaa.. Aku tak punya siapa siapa disini.. Selain kau malaikat kecil yang begitu suci dimataku..
Bagaimana kabarmu..
Besok kau akan pergi besama bundamu menemui nisan kekasihnya.. Ku harap kau memastikan bahwa nisannya terlihat kokoh.. Itu pesanku..
Dua hari lagi kurasa tabunganku akan penuh.. Aku tak mau mengecewakan dokterku yang sangat setia mendengarkan keluhanku.. Mungkin aku akan di operasi... Kau mau apa isi doaku.. Doa ku itu hanya kau.. Semoga saat di perjalanan kau tak apa apa?.. Karna jika venus tak ada merkeurius pun akan tiada..
Malaikat kecilku.. Saat ini aku merasa sangat kedinginan.. Takut dan sepi seperti iba menemaniku.. Aku merasa ada sesuatu yang sangat dekat.. Bahkan membuat ku lebih kedinginan,,
Aku sangat ingin sekali memelukmu dengan pinokio kita.. Sangat ingin sekali.. Nanti aku akan menunggumu di sela malam jika kau bersedia.. Sekarang giliranku.. Aku yang akan menunggumu.. Aku sangat ingin berbagi darah untuk nyamuk yang kau bilang sangat kelaparan itu.. Oh ya.. Tentang tetesan darah yang kau bilang itu..itu hanya sebuah kemalasanku untuk mengulang menulis surat lagi.. Aku tak sengaja meneteskannya.. Tapi kurasa lebih bagus dari pada tetesan air matamu yang membuat suratmu sangat suram.
Nanti aku tak akan peduli dengan bintang venus,, biarkan nanti dia yang mencari kita dengan nama kejoranya. Memelukmu dengat sangat erat dan akau tau? tentangTerang bintang venusmu, kita akan berada persis dibawahnya..
Mencoba melukis wajahmu dengan gemerlap malam.. Dan bersandarlah seperti apa yang kau mau.. Ku harap malam ini ada sebuah cerita tentang kita, pinokio, dan bintang venusmu..
Sekian dulu
Tapi nanti kau harus menepati janjimu untuk becerita tentang kehidupanmu.. Dan kuharap hanya kita bertiga dengan pinokio,, selain kita tak ada air mata.. Aku akan menunggumu..
Kejauhan akan terasa sangat jauh jika kejauhan itu sendiri tak tau cara bagaimana menjauh..
27-07-2005
Ini adalah malam pada tanggal yang sama.. aku harus memilih jaket yang sesuai dengan jeans berwarna sedikit gelap dari abu abu.. Ahh malaikat kecil aku terlihat sangat sibuk ucapku dalam hati.. Sekarang jam sudah mununjukkan waktu yang tepat untukku berjalan menuju pojok beranda tempat dimana aku selalu meneroponginya.. Ahh fikiran ku hanya dia sekarang.. Kehidupanku yang lama mati itu serasa hidup kembali.. Untuk kata bismillah aku akan melangkah..
Ini sangat berada di luar kendaliku.. Benar katanya, nyamuk nyamuk disini memang kelaparan.. Tapi aku tak melihat ada seekor lalatpun seprti apa yang dia ucapkan.. Apa mungkin hanya penghias isi suratnya agar terlihat bagus atau memang ada lalat yang telat pulang ke sarangnya.. Ahh.. Untuk apa aku harus memikirkan lalat.. Tapi kemana dia.. Apa dia akan datang?.. Entahlah.. Terpenting untuk sekarang kesabaran masih berdampingan dengan semangatku...
" hai.. Yang duduk disana? Apakah kau kejauahan itu?.." seseorang persis di belakangku dengan nada ramah menghampiriku dengan sapaannya.. " ahh ternyata kau datang juga malaikat pencari vennus.. Aku kira kau takk datang.. Disini tentu saja bukan kita yang mempunyai beranda ini.. Apakah harus aku memintamu duduk.." sedikit kaku untuk seorang sepertiku untuk memecah suasana dalam keadaan yang terbilang sunyii fikirku.. " aku tak sepertimu, aku menghargai pertemuan ini , mungkin aku lebih menghargai ini dibanding kau menghargai kehidupan.. Sahutnya dengan telunjuk yang terbilang kecil mengarah padaku" hah dia belajar dari mana untuk mengatakan itu " seperti lirik nyanyi saja ucapanmu, jika ada pilihan lain selain harus mendengarkan itu mungkin aku akan memilih pilihan kedua meskipun aku harus berurusan dengan singa yang kelaparan" untuk kedua kalinya aku mencoba untuk memecah suasana yang terbilang jauh dari kata akrab untuk sebuah kencan pertama?.. " aku lebih bisa menghargai pertemuan ini dari pada kau menghargai kehidupan ,apakah kau ingin mendengarnya sekali lagi?.. Aku lebih menghargai ini kejauhan..'' nada yang kedengaran ramah itu seketika menjadi sedu untuk sebuah air mata.. Dia bahkan tak memenuhi permintaan ku untuk tidak menangis. "
Sesaat sepi mengusai penceklik kata yang sangat tak bisa untuk ku katakan.. Dia hanya memandang ku dengan air matanya.. Tak lama menjangkau ku dalam pelukannya.. " kejauhan aku seperti sudah lama mengenalmu.. Apakah putaran waktu akan behenti sebentar untuk malam ini.. Kejauhan.. Aku sangat nyaman sekarang.. Tak peduli lagi untuk menerka dimana bintang venus.. Kurasa merkeriusku sudah mengantarkannya.. Untukku melihatnya''... dalam pelukannya setetes air mata dalam 20 tahun terakhir lenyaplah sudah.. Itu air mata pertama setelah usiaku genap 23 tahun.. Yahh karna aku terbiasa hidup dengan jawaban hanya sekedar kata nyali.. '' kau tau dimana bintang venus.. Yahh itu tepat dihatimu.. Disanalah keberadaannya saat pertama ayahmu mengajarimu.. Kau tau?.. Jika malam ini kau tak bersama ku, tentu kau akan mencarinya.. Tapi bukalah hatimu untuk berfikir. Ayahmu meninggalkan venus itu di hatimu..agar kau tak pernah melupakannya.. '' dan pelukan itu semakin erat menapaki tubuhku.. ''Tuhan beri kesempatan menunda akhir dari sisa hidupku..karna aku baru saja menjadi merkerius untuk satu hati yang suci... Semoga KAU mendengar doaku TUHAN''.. Ucap ku dalam hati.
"kejauhan.. Kau benar mengagumiku.. ? Sekarang aku tak ingat lagi jalan menuju rumahku.. Aku ingin disini kejauhan. Bersamamu. Seperti yang kau tahu lusa aku akan pergi.. Dan aku tak bisa menemanimu saat doktermu mengatakan siap.. Kau pengecut kejauhan..kenapa baru sekarang memulai ini semua.. Disaat sebuah batasan tak memiliki tembok, namun batasan itu sangat peka untukku. Aku tak bisa menundanya.. Aku ingin kau tau kejauhan.. Aku menyukaimu di saat umurku 5 tahun.. Anak lelaki yang sering lalu lalang di beranda ini itu kau bukan?.. Sepeda mu terbilang cukup bagus waktu itu.. Goresan bekas kau terjatuh di alismu aku tau.. Lihat lah kekiri.. Pohon itu kau tabrak disaat melihatku mencari keberadaan bintang venus.. Kau tak bisa berbohong.. Itu masa laluku.. Dan foto mu cukup bisa membantuku untuk memastikan bahwa itu kau kejauhan,, aku melihat foto yang sama setiap hari. Wajah pucat mu membantuku melihat goresan kecoklatan itu.. Aku menyukaimu..kejauhan".
''Ada kehangatan lain ku temukan di tubuh dinginmu ini .. Aku tak peduli nanti.. Terpenting saat ini kau berada bersamaku'' sunyi seperti menyertai di saat kolam yang tenang melihatkan kesabaran dan nyamuk nyamuk yang sesukanya mencari dimana dia harus bersulang meminum darah kita berdua.... Sedangkan aku untuk kata yang seharusnya ku katakana begitu terkunci rasanya.. Sedangkan pelukan ini semakin erat membuat ku seperti berada di dunia lain dimana semua baik baik saja.. '' gea aku bisa merasakan bagaimana kau takut kehilangan ku. Pelukan ini tak seharusnya erat seperti ini.. Boleh kah aku melihat wajahmu yan lugu itu.. Begitu cantiknya malaikat kecilku.. Sekarang boleh ku hapuskan air matamu yang sangat ku benci berada di wajahmu itu..atau ''.... Tatapan kami kian bersahabat.. Dan aku tak tau mengapa bibirku harus bergerak menemui bibir mungilnya.. Hingga tatapan itu berakhir dengan mata yang sayu untuk melihat lalu tak melihat apa apa.. Selain merasakan hangatnya sebuah ciuman pertama.. Tuhan.. Ini kah dosa terindahku.. Aku tak tau...