Amanda memandang horor kearah Prilly dan juga Ariyanto yang sedang yg sedang tersenyum evil kearahnya. Sepertinya hari ini memang hari kesialan bagi Amanda.
Amanda menghela nafas berat. "Jadi apa?"
"Uhm...." Prilly mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mereka sedang ada di taman depan rumah Prilly.
Seperti biasanya, jika ketiganya sudah berkumpul pasti mereka akan bermain permainan gila. Sebenarnya yang lebih gila adalah tangannya. Mereka selalu memberikan tangannya yang bisa di sebut tak masuk akal..
Senyuman Prilly mengembang saat menemukan sebuah objek yang akan ia jadi kan tantangan untuk Amanda.
"Lo liat cowok yang berjalan kearah kita?"
Amanda mengangguk ragu.
"Gue mau lo tembak dia saat dia sampai disini dan putusin dia setelah lima menit kalian pacaran." ucap Prilly.
Amanda menatap Prilly tidak percaya. "Lo gila!"
"Apa? Lo mau curang."
"Ck biasanya juga lo Suka ngasih tantangan gila buat kita." ucap Ariyanto.
"Selamat ulang tahun Prilly, semoga kamu panjang umur dan sehat selalu. Ini kue dari Mama." ucap seorang pemuda kepada Prilly seraya menyodorkan kotak kue.
Dengan senang hati Prilly menerima kue itu. "Terima kasih ya, Isma... Hadiahnya mana?"
Prilly menatap pemuda di sampingnya itu sambil tersenyum lebar. Ariyanto dan Amanda hanya menatap Prilly dan pemuda itu bingung karena mereka tidak kenal dengan pemuda di hadapan Prilly.
"Seperti biasa kamu mau apa?"
"Boleh nya apa?"
"Apa aja."
"Wahh benarkah nanti Prilly pikirin dulu yah... Eh iya sampai lupa. Isma kenalin mereka sahabat gue, yang cewek namanya Amanda bukan Amanda Manopo tapi yak hihi, terus yang cowok namanya Ariyanto." ucap Prilly panjang lebar.
Pemuda itu menatap Ariyanto dan Amanda dengan senyum manis membuat Amanda hanya bisa diam menatap pemuda itu karena terpesona.
"Namaku Isma, kepanjangannya Ismanto Rahendra." ucapnya memperkenalkan diri.
"Gue Ariyanto."
"Gue Amanda ."
"Oh iya Isma tadi katanya Amanda mau ngomong sama lo serius." ucap Prilly tiba tiba.
Amanda langsung melotot kearah Prilly, tadi ia kira Prilly sudah lupa dengan tantagan itu. Sementara Ariyanto hanya terkekeh geli.
"Mau bicara apa Amanda?" tanya Isma.
Amanda menggaruk belakang kepalanya kikuk, dia benar benar tidak tau harus bagaimana saat ini.
"Man cepetan ngomong lah keburu Isma di ambil orang loh." goda Prilly tidak lupa dengan senyum evilnya.
Isma yang tidak tau apa apa hanya menatap bingung Amanda dan Prilly.
"Isma gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue?" ucap Amanda.
"Maksud kamu?" tanya Isma tidak mengerti.
Prilly dan Ariyanto sudah kembali duduk di karpet tempat mereka tadi bermain Poker dan memperhatikan aksi sahabatnya itu.
"Gue suka sama lo."
"Terus."
"Lo mau nggak jadi pacar gue."
"Aku."
Isma menggantungkan perkataannya lalu menatap Prilly yang sedang tersenyum manis kearahnya.
"Hmm aku mau." ucap Isma akhirnya setelah berpikir cukup lama.
"Wahh wahh ada yang baru jadian nih." goda Prilly.
Amanda menatap Prilly kesal, lalu berjalan kearahnya dan ikut duduk di sampingnya.
"Prilly aku pulang dulu ya, dah Amanda." ucap Isma lalu berjalan menjauhi mereka.
"Ngomong-ngomong Isma itu siapa?" tanya Ariyanto penasaran, tangannya sibuk memotong kue yang di bawa oleh Isma tadi.
"Pacar Amanda." balas Prilly santai lalu memasukkan kue ke dalam mulutnya.
Amanda mendelik kesal dengan jawaban asal Prilly.
"Bukan itu maksud gue Dora!"
"Isma itu anak bude Emi, kakak dari Bunda." ucap Prilly.
"Kok gue ga pernah liat dia sebelumnya?" tanya Amanda.
"Dia itu anak rumahan, kerjaannya ngeremi telor dirumah tapi sampe sekarang nggak netes-netes tuh telor." balas Prilly seraya terkekeh geli.
Kiss You.
™™™™™
Ali tersenyum mentap sebuah foto berukuran 2r di Tangannya, membuat Reno mengerutkan dahinya menatap Ali bingung.
Reno pun tersenyum dan mengambil foto yang ada di tangan Ali.
"Reno balikin."
"Nggak gue mau liat ini foto siapa, lo kayak orang kesambet senyam-senyum sendiri waktu liatin foto ini."
"Balikin!"
Reno berusaha menjauhkan foto itu dari Ali. Ali pun terus berusaha mengambil foto itu dari tangan Reno.
"Ini siapa Li, gue kek pernah liat." ucap Reno setelah berhasil melihat foto itu.
Ali langsung mengambil foto itu dan memasukkannya ke dalam kantong celana seragam sekolahnya.
"Kepo lo!"
Reno diam dan mencoba mengingat - ingat siapa perempuan kecil yang ada di foto itu. Sementara Ali meninggalkan nya dan berjalan menuju kelasnya.
Reno mendengus sebal karena di tinggal Ali, lalu ia berlari mengejar Ali dan berjalan di sampingnya. Sekarang ia ingat siapa perempuan di foto itu.
"Itu foto gadis itu kan?" tanya Reno seraya menunjuk gadis yang sedang tertawa bersama dua sahabatnya.
"Sok tau lo."
"Gue emang tau."
Ali dan Reno memasuki kelas dan duduk di bangku masing masing. Sebenarnya Reno masih kepo kenapa Ali bisa memiliki foto kecil gadis yang pernah menciumnya beberapa minggu yang lalu disebuah koridor. Tapi Reno tau jika Ali tidak akan memberitahu nya jika ia bertanya, jadi ia berniat mencari tahunya sendiri.
"Ali, gue mau kita putus." ucap Zaini yang baru saja masuk kelas menghampiri Ali.
Ali menatap Zaini tidak percaya. "Kenapa?"
"Karena semuanya terasa percuma." balas Zaini lirih.
"Zaini gue---
"Bukan salah lo kok. Gue sadar kalau cinta itu nggak bisa di paksaain." ucap Ziain.
"Lo serius?" tanya Ali masih tidak yakin.
Zaini mengangguk pelan, lalu Ali pun langsung memeluk Zaini dengan perasaan senang.
"Gue heran sama lo." ucap Reno setelah Zaini keluar dari kelas mereka.
"Heran kenapa?"
"Lo itu baru aja di putusin sama pacar lo, Ali. Tapi kenapa muka lo keliatan bahagia banget, bukan seharusnya lo itu sedih ya." cerocos Reno heran.
Ali tidak menghiraukan ucapan Reno, ia malah melangkah keluar kelas.
"Eh mau kemana lo? Bentar lagi masuk."
Ali menghentikan langkahnya lalu menatap Reno Sekilas dan berkata. "Toilet, mau ikut."
"Ogah."
Kiss You.
™™™™™
"Prilly tunggu."
Prilly menghentikan langkahnya memasuki kelas karena ada seseorang yang memanggil namanya.
"Ada apa?"
"Nggak kok cuma mau ngasih ini." ucap Ali memasangkan gelang ke pergelangan tangan Prilly tanpa persetujuannya.
"Ini."
"Gelang."
"Gue tau." ucap Prilly mendengus kesal.
"Udah masuk sana, belajar yang bener ya." ucap Ali mendorong badan Prilly memasuki kelasnya.
Prilly pun masuk ke dalam kelas, ia duduk di bangkunya dan memperhatikan gelang yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Tuh orang ke sambet apa sih kok tiba tiba ngasih gue gelang segala." gumam Prilly pelan namun masih bisa di dengar Ariyanto yang memang duduk di belakangnya.
"Siapa?"
"Apanya yang siapa?" tanya Amanda bingung.
"Kakak lo, Arie."
"Maksudnya apa sih gue nggak mudeng." ucap Amanda.
"Tadi sebelum gue masuk, Ali ngasih ini ke gue." ucap Prilly mengangkat tangannya tinggi tinggi.
"Wahh sepertinya kak Ali suka sama lo kayaknya Prilly." ucap Amanda.
"Hust jaga tuh mulut Man... Ali itu pacarnya Ai." ucap Prilly mendelik kesal kearah Amanda.
Ariyanto memperhatikan gelang di tangan Prilly dengan teliti. Jadi gelang itu buat Prilly bukan buat Zaini.
Prilly menggelengkan kepalanya, masa ia Ali suka sama gue sih? Tapi seminggu ini dia emang aneh sih. Batin Prilly dengan pipi merona merah. Lalu kembali memperhatikan gelang di pergelangan tangannya.
'Sadar Prilly, dia pacar kakak lo!'