Prilly tersenyum menatap kearah langit, melihat bintang bintang yang bertaburan indah di atas sana. Dengan iseng Prilly pun mau menghitung bintang bintang yang ada di langit.
"Mau sampe lebaran Monyet juga ga bakalan selesai lo ngitung bintang." ucap seseorang di belalang Prilly.
Membuat Prilly terjengkit kaget lalu melihat kearah belakang dan menemukan Ali yang sedang tersenyum manis sambil berjalan kearahnya.
Prilly menyipitkan matanya karena dengan dengan apa yang di lakukan pemuda itu malam malam begini berkeliaran di luar rumah.
"Lo ngapain kesini?" tanya Prilly.
Ali tersenyum lalu ikut duduk di bangku taman samping Prilly. "Kenapa?"
"Apanya?"
"Ini kan tempat bebas jadi terserah gue dong." balas Ali santai.
"Ini kan udah tengah malem, lo ga takut di cariin orangtua lo?" tanya Prilly.
Ali menatap Prilly di sampingnya lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Nggaklah, orang tua gue kan nggak ada di kota ini. Loe sendiri ngapain disini sendirian tengah malem, nggak takut di cariin orangtua loe?"
Prilly kembali menatap angkasa memperhatikan bintang bintang yang begitu indah lalu berkata. "Bonyok gue lagi keluar kota sama kak Zaini. Jadi nggak mungkin mereka nyari gue." balas Prilly tersenyum miris.
Ali mengangguk paham, kemarin Zaini sudah bilang padanya bahwa ia akan keluar kota selama seminggu bersama orangtuanya.
"Lo lagi nunggu apaan sih?" tanya Prilly bingung melihat Ali yang sejak lima menit lalu selalu menatap jam di pergelangan tangannya.
"Yess pas." seru Ali riang tanpa mempedulikan pertanyaan Prilly.
"Happy Birthday Prilly." ucap Ali tersenyum manis seraya menyerahkan boneka doraemon dan kotak berwarna pink kepada Prilly.
Prilly mendelik tidak percaya karena Ali mengatakan hal itu. Walaupun hanya tiga kata sederhana, tapi itu sudah membuat hatinya tersentuh.
"Lo-.... Lo tau hari ulang tahun gue?" tanya Prilly menutupi mulutnya dengan kedua tangannya karena tidak percaya bahwa Ali akan menjadi orang pertama yang akan mengucapkan selamat ulang tahun padanya yang ke 15 tahun.
Dengan perasaan heran, bingung dan bahagia Prilly menerima boneka doraemon pemberian Ali, juga kotak music berwarna pink.
"Iya gue tau."
"Terima kasih." ucap Prilly spontan langsung memeluk tubuh Ali.
Ali pun membalas pelukan Prilly. "Sama sama, maaf gue nggak bawa kue tadi. Tangan gue nggak muat." gurau Ali.
Prilly melepaskan pelukannya dari Ali, ia merasa sedikit canggung sekarang. Bagaimana pun Ali tetaplah pacar kakaknya, Zaini.
"Tidak apa apa, ini sudah lebih dari cukup." ucap Prilly dengan senyum bahagia.
Drtt...
Bunyi ponsel Prilly mengalihkan tatapan nya dari dari boneka doraemon miliknya dari Ali. Prilly meletakkan boneka itu di bangku taman lalu tangannya mengambil ponselnya yang ada di saku celana jeansnya.
Prilly tersenyum lebar melihat siapa yang menelfonnya. Ali sempat melihat layar ponsel Prilly sekilas, raut wajahnya berubah sebal saat tau bahwa adiknya yang menelepon Prilly.
Arie Calling...
"Hallo Dora selamat ulang tahun yang ke 15 tahun yah, semoga panjang umur dan sehat selalu jadi sabahat sehati gue hahahha."
Ucap Ariyanto dari seorang sana saat Prilly baru saja mengangkat telepon dari Ariyanto.
"Thanks yah Arie.... Tapi sayangnya gue ogah sehati sama loe." Ucap Prilly lalu tertawa.
"Eh Dora loe kok jahat sih sama gue? Oh iya kadonya besok siang yak sama Amanda juga."
"Baru tau loe? Oke siplah gue selalu nunggu itu hahaha."
"Eh omong omong loe belum tidur kan?"
Prilly mendengus sebal. "Udah! Gue udah tidur."
"Loh kok bisa angkat telfon gue?"
"Ini lewat mimpi."
"Ahh loe mimpiin gue yak, duh manisnya."
"Yaudah kalo gitu gue mau lanjut tidur lagi... Bye bye Dora, lanjut mimpiin gue nya yak."
Tut!
Tut!
Tut!
Belum sempat Prilly membalas ucapan Ariyanto, panggilan sudah lebih dulu di putus oleh Ariyanto secara sepihak.
"Siapa?" tanya Ali BBB {basa basi busuk} walau ia sudah tau siapa yang menelepon Prilly.
"Arie."
"Oh."
"Kenapa?"
"Nggak apa-apa, ini udah malem banget. Sebaiknya loe gue anter pulang." ucap Ali.
"Eh eh nggak usah. Rumah gue kan nggak jauh dari sini, jadi gue bisa pulang sendiri kok." balas Prilly.
"Ngak apa-apa, lagian nggak baik anak cewek tengah malem jalan sendirian... Ayo." ucap Ali tersenyum manis lalu menarik tangan kiri Prilly.
Prilly terjengkit kaget karena perlakuan Ali yang tiba tiba menggenggam jari jarinya.
"Loe orang apa keong sih?" tanya Ali melihat kearah belakangnya.
"Eh maksud loe?" tanya Prilly balik karena merasa tidak mengerti dengan apa yang Ali ucapakan barusan.
"Loe jalannya lama banget kek keoang, apa perlu gue gendong."
"Eh eh nggak perlu. Ayo jalan lagi."
Ali tersenyum karena kali ini Prilly tidak jalan di belakangnya lagi tapi di sampingnya.
Prilly merasa kikuk karena Ali masih menggenggam jemarinya hingga sampai di depan rumahnya. Mereka berhenti tepat di depan pintu rumah Prilly, lalu Ali menyerahkan boneka doraemon ke Prilly yang ia bawakan tadi.
"Um makasih ya udah nganter gue sampe sini dan makasih juga buat hadiahnya." ucap Prilly mengangkat boneka doraemon dan kotak music berwarna pink itu.
Ali mengangguk seraya tersenyum. Prilly membuka pintu rumahnya sebelum berhasil melangkah kedalam langkahnya berhenti karena Ali memanggilnya.
"Ada apa?" tanya Prilly.
Ali menggaruk belakang kepalanya bingung membuat Prilly menatapnya heran. Lalu Ali Mendekati Prilly, menunduk dan langsung mengecup bibir Prilly sekilas.
"Good night." bisik Ali di telinga Prilly lalu berjalan menjauhi pekarangan rumah Prilly.
Prilly diam mematung menatap kepergian Ali hingga tidak terlihat lagi oleh pandangannya.
"Kok gue jadi deg deg'an ya." ucap Prilly pada dirinya sendiri karena memang tidak ada orang lain kan.
Prilly menggelengkan kepalanya pelan, pipinya merona merah mengingat bahwa tadi Ali mengecup bibirnya.
"Bukan ciuman pertama tapi kok gue jadi gini sih."