Chereads / JANJI MANIS SULTAN / Chapter 19 - Pasukan Sorak

Chapter 19 - Pasukan Sorak

Keesokan paginya dia santai lagi dalam rangkulanku seakan semalam ga faham kalo kata katanya sukses bikin aku ga bisa tidur.

"Anjir pagi pagi udah mesra aja"ledek Obi.

Si Noni merengut manja sambil menatapku,"Gue lagi hibur,jomblo lagi dia"sahutnya santai.

Curut curut cengar cengir ke arahku yang dapat perhatian penuh dari si Noni bule.Dia setia menemaniku sarapan sambil bersandar di bahuku dan memainkan handphonenya.

"Makan Non!"kataku

"Kenyang,udah sarapan dirumah tadi"tolaknya.

Tapi dia bangkit saat kami berempat mulai merokok.

"Rokok aja di bakarin,bikin badan elo pada bau asap"jeritnya bangkit meninggalkan kami dengan muka jutek khasnya.

"Udah berani nembak lo??"tanya omen.

Aku menggeleng pelan,mereka ngakak.

"Nunggu apa No?"ledek Obi.

"Nunggu elo nembak Karin!"jeritku.

Obi ngakak,"Tuh cewe lebih seneng berantem sama gue,di banding gue rayu,beda sama si Noni yang demen banget menye menye sama elo"kata Obi.

Aku menghela nafas pelan,"Menye menye doang,di kodein tetep aja ga ngerti.Dia malah marah marah gue putus sama Shyntia"keluhku.

"Gimana bisa?"tanya Roland.

Akhirnya mengalirlah keluhanku tentang sikap Noniku kemarin.Dan mereka bertiga ga berhenti ngakak sampai aku kesal,"Puas elo semua lihat gue frustasi!"jeritku kesel.

"Sabar bosque,tar juga luluh"kata Omen.

"Oya ... ??"ledekku

Mereka ngakak lagi sampai aku memilih bangkit dengan kesal.

"Kemana nyong?"tanya Roland

"Coli!!"kataku gusar.

Mereka ngakak keras dengan nada mengejek. Sialan!!

Pas keluar main,aku menghampiri Shyntia di depan kelasnya,"Kita masih berteman kan?"tanyaku.

Dia tersenyum,"Boleh ... gue juga penasaran kapan elo berani buat nembak si Nonimu"godanya mulai ber elo gue lagi.

Aku tertawa pelan bertepatan dengan si Noni yang sedang berjalan ke arah tangga,"Non?"panggilku.

Sia hanya melambai sambil tersenyum ke arahku lalu turun ke bawah.

"See?? malah bikin tambah frustasi"keluhku.

Shyntia tertawa,"Dia cuma malu,sabar No!"kata Shyntia.

"Dia malah marah kita putus,dia bilang sayang sama elo dan sayang sama gue.Gila sayang sama gue tapi bikin gue merana gini"keluhku lagi.

Shyntia ngakak.

"Kesel banget elo ketawa terus,cabut deh gue,laper juga"kataku berlalu meninggalkannya.

Pas pulang sekolah aku ketemu Noni lagi.

"Gimana beres? elo jadian lagi?"tanyanya sambil berjalan beriringan denganku ke gerbang sekolah.

"Ga Non,gue tetep putus.Kita berteman sekarang.Jones lagi gue"keluhku sambil tertawa.

Dia mengusap punggungku,"Tenang elo kan ganteng,gampanglah dapet cewe lagi.Masih banyak yang antri.Percaya sama gue"

Aku menghentikan langkahku,"Bisa ga elo aja yang jadi pacar gue Non??"kataku sambil menatapnya.

"Ogah,tar gue ditujuhin apa di sepuluhin ma elo"jawabnya sambil berlalu.

Aku merangkulnya sambil tertawa,"Ternyata susah ya bikin elo takluk.Pesona gue ga mempan sama elo mah,payah dah"kataku santai.

"Nanti malem gue jemput ya"kataku sambil memberikan dia helm.

"Mau kemana?"tanyanya

Aku bersandar di motorku,"Ke tempat yang tenang Non,ke SMS yuk,udah lama kita ga denar live music"

Dia ikut duduk disampingku,"Hm ... males ah kesana,pulangnya malem.Pasti dingin,lagian elo kalo ke sana suka ngebir,males aja mulut elo jadi bau naga"ledeknya.

Aku memiting kepalanya.Dia gelagapan,"Lepas Ino!"jeritnya

lGa sebelum elo bilang mau"

"Ga mau gue kalo ke sana,ke tempat lain aja"jeritnya lagi

Aku melepaskannya,"Trus mau kemana kita?"

"Hm ... kemana ya,yang kita belum pernah.Biar ga bosen Ino"

"Ya udah kemana?"

"Mikir dong lo!"

"Gue lagi ga bisa mikir Non,elo sih yang mikir"kataku kesal.

Dia tertawa,"Ternyata putus cinta bikin elo jadi bego"leseknya

Aku berusaha menangkapnya tapi dia menghindar,"Ga kena,emang enak"ledek Noni.

Aku mendengus kesal,"Ya udah gue tinggal,ga gue anter pulang"

"Bagus deh,bye"katanya berbalik menuju gerbang sekolah.

Aku menangkapnya sambil memeluknya,dia tertawa.

"Makin berani lo ya sekarang"kataku menyeretnya ke motorku lagi.

"Elo doang ngapain gue takut"katanya dalam pelukanku.

"Udah ah becandanya,panas.Ayo pulang,pake jacket lo sama helm.Buruan sebelum gue gendong lo naik motor"ancamku.

"Beliin gue ice cream dulu ya Ino Ino"katanya setelah berada di boncengannya.

"Siap Noni nya Nino"kataku sambil menjalankan motor besarku keluar gerbang sekolah.

Kami bahkan tidak perduli banyak pasang mata yang menyaksikan kebersamaan kami.Kami seperti punya dunia kami sendiri.Dan punya bahasa tubuh sendiri untuk saling mengungkapkan kebutuhan kami satu sama lain tanpa kata lagi.Di saat seperti ini lah aku merasa Noni hanya milikku.

⚽⚽⚽⚽⚽

Dan sore harinya dia sudah jerit jerit di pinggir lapangan futsal,maksudnya memberikan aku dan 3 curut dukungan karena kami tanding futsal.

"Ga ada malunya nih cewe"keluhku sambil mengatur nafas.

"Ngapain,cewe cakep ma bebas!"kata Omen lalu berlari mengejar bola.

Aku menggeleng pelan Emang di antara penonton dia keliatan paling mencolok dengan mata biru dan tampang bulenya.Aku aja berusaha fokus sama bola yang bergulir di banding melihat ke arah bangku penonton.Bikin geram,lihat dia du liatin kaya ampir mau di telan.

"Lari No!,coli trus ya lo,sambil ngekhayal Noni"ledek Obi mengingatkanku.

Aku menggeram kesal,"Mulut njir .... mau gue sepak!"jeritku kesal.

Obi ngakak dengan nafas terengah.

Dan akhirnya pertandingan usai di menangkan oleh timku.Kami berempat menghampiri si Non yang menunggu di pinggir lapangan setelah membuka baju bola kami yang basah.

"Ga sia sia gue nemenin elo orang main bola trus tiap hari"cetusnya ketika kami menswkat.

Kami tertawa.

"Elo ga peluk gue ,Non!"godaku

"Elo bau ga? keringetan gitu!"keluhnya sambil mengerutkan dahinya.

Aku tertawa,"Sebelum main gue udah nenggak sebotol minyak wangi"kataku mendekat.

"STOP!"cegahnya menahan dadaku dengan tangannya lalu mengendus endus tubuhku.

Aku menoleh ke arah 3 curut yang sudah senyam senyum senang melihat kelakuan Noniku.

"Iya tumben wangi"katanya heran

Aku menarik tangannya dan menariknya dalam pelukanku,"Kelamaan elo mah"keluhku saat dia dalam pelukanku.

Dia tertawa dalam pelukanku.Aku tak buang kesempatan.Aku eratkan pelukanku lalu meremas bokongnya.

"INO!"jeritnya kesal lalu mendorong tubuhku yang sekarang terbahak bersama 3 curut.

"Kita ga elo peluk Non?"goda Omen

Aku terbelak kearahnya.

"Bau ga?"tanyanya ke arah 3 curut yang berdiri berhimpitan.

"Ga usah Non,mereka bau ga kaya gue"kataku menangkap tanganya agar tak mendekat ke arah curut curut.

3 curut tersenyum mengejek ke arahki saat Noniku melepaskan cekalan tanganku.

"Non ..."tegurku melihat Noniku semakin mendekat ke arah 3 curut

"Berisik lo"komennya,dan aku menggeram kesal.

"Wangi kan Non?"goda Obi cengar cengir

Dia diam di hadapan 3 curut yang sekarang tersenyum memgejek ke arahku.

"BAU!! BAU TIKUS!!"jeritnya terbahak dan lari menghindari tangan Omen yang berusaha menangkap tangannya.

"Ga ada ngeri ngerinya"keluh Omen melihat dia terbahak menjauh dari kami berempat.

Dia memeletkan lidahnya jenaka ke arah kami.

"Ketangkep gue cium lo!"ancam Omen

Memang dia doang yang suka banget bikin aku cemburu.

"Lagi elo pada ga punya air ya dirumah,badan bisa bau comberan gitu,apa ga punya duit buat beli rexsona? biar setia setiap saat"ledeknya lalu terbahak lagi dengan posisi tetap menjauh dari kami.

"Anjir ... kata gue bau ketek"keluh Obi.

"Tau ... mana mungkin elo betah kalo ketek kita bau"keluh Roland

Aku dan Noni ngakak

"Makanya kaya Ino gue dong,jadi bajingan.Badannya dia bikin wangi trus biar tuh cewe bitchy rela buka selangkangan buat dia"ledeknya padaku

3 curut gantian ngakak.

"Kita perkosa yuk!"kataku kesal menoleh ke arah 3 curut yang mengangguk mengiyakan.

Si Noni terbelak ke arah kami.Dan makin keliatan ngeri saat kami bergerak mendekat ke arahnya.

"Gue teriak nih!"ancamnya

"Teriak aja!,paling cowo cowo di sini bakal ikutan ngantri"jawab Obi santai

Dia meringis ngeri,"No ... takut!"rengeknya beneran keliatan takut karena kami benar benar mendekat.

"Gue ga bakal tolong"jawabku

Dia semakin pucat dan membuat kami semakin suka menggodanya.

"Gue bakal bilang ke emak bapak elo kalo elo berempat ampir di DO"ancamnya lagi

"Ga ada bukti,sampe sekarang kita masih sekolah"goda Roland

Dia makin gelisah takut dengancelingak celinguk mencari bantuan.Tapi sekeliling kami memang cuma bertebaran cowo cowo.

"Siap siap Non!,asyik cobain Noni"desis Omen

Dia menghela nafas berat lalu berjongkok sambil menunduk dan terisak pelan.Kami terbahak melihat kelakuannya.Dia mendongak ke arah kami yang mengelilinginya dengan bersimbah airmata.

"Ayo deh gue pasrah kalo kalian mau perkosa,tapi abis itu mutilasi gue ya biar mayat gue ga dikenali"katanya sambil terisak.

Kami ngakak lagi sedangkan dia masih menangis pelan.

"Ayo!"kataku berjongkok juga di hadapannya.

"Sekarang perkosa guenya?"tanyanya

"Iya!"kataku menuntunnya bangkit.Dia beneran takut ternyata tubuhnya sampai gemetaran.

Aku memeluk tubuhnya yang gemetaran,"Astaga Non,becanda,sampe ketakutan gini!"ledekku.

Dia melepaskan pelukanku lalu menatap keliling ke arah kami satu satu yang sekarang menahan tawa.

"Beneran?"tanyanya sambil mengusap airmata dengan punggung tangannya.

Kami berempat mengangguk.Secara bergantian 3 curut mengacak rambutnya gemas.

"Beneran Noni,gue juga sukaan perkosa Karin tayang tayang"kata Obi.

"Gue mana nafsu sama cewe yang menye menye ma temen gue trus"kata Roland.

"Gue lebih suka tonjokin cowo yang usaha modusin elo dibanding merawanin elo"sindir Omen padaku.

Noniku tersenyum lebar."Oh becanda!"katanya dengan senyum jahil karena sesaat kemudian dia berhasil menendang kejantanan kami berempat dengan dengkulnya tanpa sempat buat kami mengelak.

Kami berempat mengaduh dan meringis bersamaan.Dia malah dengan santai melenggang meninggalkan kami,"Burian traktir gue bakso,kalo ga gue laporin ke polisi dengan laporan pencabulan"jeritnya jutek sambil bertolak pinggang di depan pintu masuk.

Kami meringis sambil saling pandang.

"Tau gini gue perkosa beneran"bisik omen yang melangkah sambil meringis.

"Akhirnya gue tau seberapa frustasinya elo hadapin si Non"cetus Roland mengekor sibelakang omen.

"Semoga Karin tayang tayang ga kaya si Noni lo No!"kata Obi merangkul bahuku menyusul mereka.

Aku terbahak sendiri.