Chereads / JANJI MANIS SULTAN / Chapter 23 - Syok

Chapter 23 - Syok

Selesai mandi aku menemukan Dina sudah bangun terduduk di kasur.Aku mendekat masih dengan handuk di pinggangku

"Kenapa lo engos engosan?"ledekku

"Ngimpi basah No!"keluhnya

"Makanya baca doa!"ledekku berniat berlalu dari sisi tempat tidur

"Horny No!"cetusnya sambil menahan tanganku

"Jangan gila!"seruku

"Biarin!"katanya sambil bangkit berdiri lalu melucuti pakaiannya dihadapanku

"Din jangan gila!"jeritku lagi

"Please sebentar,elo ga jadi gay kan sekarang!"ledeknya setelah naked di hadapanku

"Ngeledek lo!"geramku marah

"Buktiin makanya"tantangnya sambil melepas handuk di pinggangku lalu membelai perutku

Aku menegang,aku menoleh ke arah pintu kamarku,tertutup dan mama ga ada,biar aku kasih pelajaran nih cewe,"Jangan nyesel lo!"kataku mendorong tubuh nakednya ke kasurku

Dia tertawa penuh kemenangan.Aku merangkak naik kasurku dan mencium bibirnya rakus.Aku semakin menegang ketika Dina membelai bawah tubuhku yang polos.Dia benar benar pengalaman.

"No .... "rengeknya saat aku mencium dadanya.Anjir dadanya udah kendor ginu,ilang mood aku.

Aku baru akan bergerak bangkit bersamaan dentuman pelan benda jatuh.Aku menoleh ke arah pintu

"Non .... "desisku lirih

Noniku sekarang berdiri mematung di depan pintu kamarku dengan pandangan kaget mendekati syok

"Maaf .... gue ganggu .... gue ke bawah aja ... "setengah berbisik lalu berbalik pergi setelah menutup pintu kamar

"OH ... SHIT!!!"umpatku sambil bangkit berdiri

"Siapa No?"tanya Dina bangkit terduduk

Aku tak menghiraukan pertanyaannya.Setengah berlari aku menuju lemari dan cepat memakai bajuku.

"Pake baju Din,gue keluar dulu"kataku pada Dina lalu segera keluar kamarku

"Non tunggu!"cegahku di ujung tangga atas tapi dia hanya menoleh di posisinya di tengah tangga lalu melanjutkan langkahnya

Aku buru buru menyusulnya,"Tunggu Non!"cegahku lagi mencekal tangannya

"Gue mau pulang"katanya lorih dan menghindari pandangan mataku

"Gue anter!"kataku sambil mencekal tangannya yang dingin dan gemetar

OH .... SHIT .... mati aku kalo dia mikir aku nidurin Dina

"Gue balik sendiri aja ... lagian elo lagi ... sibuk"katanya dengan suara pelan dan masih terbata bata.Beneran syok dia.Ampun aku panik.

Dia lalu berusaha melepaskan cekalan tanganku.Aku menyerah juga melepaskan cekalan tanganku

"Maaf .... "

"No gue balik aja deh"suara Dina di ujung tangga atas menjeda

Terima kasih dia sudah berpakaian sekarang.Dina melangkah turun ke arahku dan si Noni di tengah tangga.

"Hai gue Dina!"katanya memperkenalkan diri pada Noniku

"Queen"jawabnya singkat dan canggung

"No,gue balik ya? ga enak ada cewe lo"katanya padaku

"Oh bukan,gue bukan cewenya Nino"kata Noniku mengkonfirmasi dengan tawa yang dipaksakan

"Oh kirain,ya udah gue cabut ya No,tar gue telepon elo"kata Dina melangkah turun

Aku dan si Noni memperhatikan langkah Dina menuruni tangga,"Gue anter Dina pulang dulu,tunggu di sini.Abus itu gue antar elo pulang"perintahku buru buru turun dari tangga dan menyusul Dian setelah mengambil kunci motorku di meja ruang tengah

Aku menoleh ke belakang,aku melihat Noniku mengekor

"Naik Din,gue anter!"perintahku pada Dina

Kami berlalu pergi.Dan aku masih sempat melihat kalo Noniku sudah sampai pintu rumahku

Dina dan aku dalam keheningan panjang

"Makasih No!"kata Dina melompat turun dari motorku

Aku mengangguk menerima helm darinya,"Sory ya? elo jadi ga bisa ketemu nyokap"kataku membuka helmku

Dina tersenyum,"Ga masalah,apa cewe tadi yang elo maksud Noni atau Queen?"tanyanya

Aku tersenyum,"Ya itu dia,Noni gue!"kataku sambil tersenyum

"Pantas elo frustasi takut dia ga mau sama elo.Dia terlalu cantik buat elo yang ganteng tapi brengsek"ledek Dina

"Dan kayanya gue bakal tambah takut pas dia mergokin kita ampir ML"kataku sok santai

Dina tertawa pelan,"Selamat ya pak,kerja keras dong lo!"leseknya

Aku tertawa pelan,"Dia sih bakalan gue perjuangin trus .... udah ya gue balik,masih mesti urus tuh Ratu"pamitku memakai helmku lagi lalu berlalu dari rumah Dina

"BI ... BI .... Queen mana??"tanyaku ketika tiba lagi di rumah

"Tadi.keluar den,bibi kira nyusul den Nino"

"Astaga .... dia kemana lagi.Dari sini susah dapat taksi bi,bibu ga tahan dia biar ga pulang?"tanyaku gusar dengan suara mulai meninggi

"Maaf den ... bibi ... ga ngerti"jawab bibi takut takut

Aku mengumpat lagi sebelum keluar dan mengganti naik mobilku.Aku takut Noniku cape jadi bisa tidur di mobil.

Seperti orang gila aku menyusuri jalan keluar komplek rumahku,tapi dia ga ada.Dimana kamu Non ... Asli aku cemas banget.Gimana kalo dia di pinggir jalan di culik dan di perkosa orang.

Aku mendial nomor Karin sambil menyetir pelan

"Ngapain telepon gue!"bentak Karin

"Queen sama elo ga?"tanyaku gusar

"Ngapain sama gue,tadi dia bilang mau ke rumah elo,emang ga ada?"tanya Karin

"Iya ... tapi dia balik ga bilang,kalo sama elo kabarin gue ya!"pintaku

"Iya ..."kata Karin

Aku langsung mematikan handphoneku lalu mencoba menghubungi handphonenya.Tapi dia ga mau mengangkatnya.

"Angkat Non .... astaga ...

jangan bikin gue khawatir Non!"keluhku kesal sendiri.Tapi dia tak mengangkatnya juga.Kemana dia ... Tuhan ... tolong lindungi dia"desisku lirih.

Setelah berkeliling mencari,akhirnya aku memutuskan untuk kerumahnya

"Den Nino?"suara bibi rumah Noniku

"Queen mana bi?"tanyaku langsung

"Belum pulang den,biasanya sama den Nino,masuk den"bibi mempersilahkan setelah membuka pintu pagar

Aku masuk.

"Bibi bikin minum dulu den!"pamitnya ke dalam

Aku hanya mengangguk lalu duduk di bangku teras.Kemana dia???

Aku menunggu sampai beberapa jam ke depan,aku pulang,aku khawatir,aku tunggu,aku juga khawatir.Tepat saat aku memutuskan pulang,dia akhirnya datang.Dia mendekat setelah mengunci pintu pagar

"Hai!!" sapaku takut takut

"Hai"katanya sambil tersenyum,aku seketika lega,berharap semua baik baik saja.

"Dari jam berapa?"tanyanya sambil duduk di bangku teras

"Lupa,cukup lama kalo sampe ngabisin sebungkus rokok gue sama dua gelas es teh manis"kataku ikut duduk si kursi teras.Kami dipisahkan oleh sebuah meja kecil

Keheningan tercipta diantara kami.

"Darimana?"tanyaku memecah kesunyian

"Gramed"katanya sambil menunjukkan kantong plastik berlogo Gramedia padaku

Aku mengangguk samar.Kami diam lagi

"Maaf ... "desisku pelan

"Untuk?"

"Untuk apa yang elo tadi"

Dia tersenyum canggung kearahku,aku menatapnya tajam

"Gie cuma syok"elaknya memutus kontak.mata kami.Dia menatap kosong kedepan

"Gue makin keliatan brengsek banget ya dimata elo?"

Dia hanya diam

"Dina ngajak gue ketemu pas gue cerita gue putus ma Shyntia gara gara mergokin gua ma dia jalan.Dina cuma ngerasa ga enak.Trus gue ajak dia kerumah karena dia ga mau pulang.Soalnya mantan cowonya ngejar ngejar dia sampe ke rumah,dia ga mau nemuin"

Noni tetap membisu

"Gue ga tau gimana bisa sampe gitu tadi sama Dina.Mungkin karena kebawa suasana aja.Gue putus sama Shyntia dia juga putus sama cowonya.Gue ... "aku tiba tiba diam

Noni menghela nafas pelan,"Gue tadi khawatir elo ga sekolah.Gue pikir elo sakit,jadi gue susul elo ke rumah.Handphone elo juga mati.Syukur ternyata elo baik baik aja"

"Maaf Non ..."

"No,soal yang gue liat tadi,ga usah lo pikirin ya! ga penting juga elo minta maaf sama gue.Ga penting juga elo jelasin sama gue.Gue cuma teman elo No.Lagian itu urusan elo,ada hak apa gue mesti marah.Gue cuma ayok,karena gue ga pernah liat yang kaya tadi secara langsung"katanya sambil menoleh menatapku

Aku mengerjapkan mataku,"Ya ... gue ... ah udah lupain gue mau ngomong apa"kataku kesal

Dia tertawa,"Udah ya,gue cape banget.Mau tidur"katanya bangkit

Aku ikutan bangkit,"Okey,istirahat ya Non"aku melangkah kearahnya

"Iya.udah sana pulang!"dorongnya pada badanku

Aku tertawa,"Elo ga antar gue?"

"Elo aja belum jalan ke pager,nunggu gue sepak"candanya

Aku tertawa sambil melangkah,aku membuka pintu pagar rumah Noni,"Gue balik ya"kataku sambil berusaha mencium pipinya tapi dia menghindar.Jujue aku tertegun menatapnya,ini pertama kali Noniku menghindariku.

"Udah sana pulang"katanya sambil melangkah mundur ke arag gerbang rumahnya

Aku menghela nafas pelan lalu berbalik menuju mobilku

Aku kecewa,aku takut dia ga bisa nerima penjelasan gue