Chereads / The Roommate 1 / Chapter 8 - 8 RAHASIA LAIN

Chapter 8 - 8 RAHASIA LAIN

Di dalam kamar sebuah hotel bintang lima ternama di kota Sierra, sepasang pria dan wanita dewasa tengah melenguh dan mendesah sensual dengan nikmatnya. Kedua tubuh telanjang mereka dibanjiri keringat, menandakan kalau aktivitas bercinta sudah sangat intens dan saat ini mereka sudah mencapai titik klimaks.

Semenit kemudian, wanita tersebut lalu mengeluarkan suara erangan panjang penuh kenikmatan sementara si pria yang berada di posisi bawah hanya memandang adegan tersebut dengan senyum lebar. Erangan itu juga yang menyudahi aktivitas bercinta mereka yang sudah mereka lakukan selama 3 jam terakhir ini. Selanjutnya, mereka berdua berbaring lelah di atas ranjang dengan ekspresi penuh kepuasan.

"Kau haus? Aku ambilkan minum ya?" tanya sang pria sambil mengecup manja dahi wanita cantik yang baru saja menjadi bed partnernya barusan. Sang wanita hanya membalas pertanyaan tersebut dengan senyum manja sambil mengangguk singkat.

Pria tersebut lalu menuangkan segelas wine dan segera memberikannya kepada sang wanita yang tengah mengamatinya dengan tatapan penuh hasrat.

Sejak mereka bertemu 2 tahun yang lalu, Wanda sudah tertarik dengan Robert Ferra selaku founder dan CEO dari Majalah Fashion Blast yang kini dirintisnya. Tubuhnya yang tinggi dan kekar serta senyumnya yang menawan sukses untuk menaklukkan hati Wanda serta sekaligus merayunya untuk menanamkan sejumlah modal usaha sebagai salah satu investor tunggal majalah yang tengah dirintisnya. Kini, hasil kerjasama dari mereka berdua mulai membuahkan hasil. Wanda sendiri sedang menikmati buah kesuksesannya sebagai salah satu pemegang saham Fashion Blast serta istri baru dari pemilik Levi Pharmaceutical Corp. Saat ini, ia seakan-akan merasa sebagai seorang wanita yang tengah berada di puncak dunia. Ia cantik, kaya dan sangat berkuasa.

Hanya saja, untuk menutupi hubungan special mereka di depan umum, mereka selalu melakukan aktivitas pertemuan rahasianya secara diam-diam dan pergi secara terpisah dengan alasan melakukan perjalanan bisnis atau dinas. Sejauh ini, tidak ada seorangpun yang curiga dengan kebersamaan mereka. Segala sesuatunya berlangsung dengan lancar. Terlalu mulus malah.

"Bagaimana dengan Levi Corp?" tanya Robert lagi sambil menuangkan segelas wine untuk dirinya sendiri dan duduk berselonjor di sebelah Wanda. Wanda hanya mengankat alis saat mendengar pertanyaan tersebut.

"Perusahaan baik-baik saja. Leo malah sedang mengembangkan riset obat anti kanker terbarunya. Minggu depan, kami mulai membangun 2 pabrik obat baru di bawah pengawasan Levi Corp."

"Lalu bagaimana dengan posisimu di dalam perusahaan?"

Ini pertanyaan yang sangat penting bagi Robert karena jawaban Wanda akan menentukan langkah selanjutnya untuk menguras uang Wanda lebih banyak lagi di depannya.

"Leo berencana untuk mengalihkan 40% saham perusahaan Levi Corp yang dulunya dimiliki Arina ke atas namaku, sayangnya Kakek Besar masih sangat menentang rencana tersebut. Ia bahkan tidak pernah menganggap ada kehadiranku di depan matanya." Jawab Wanda getir. Ia tidak bisa menyembunyikan kedongkolan dalam nada suaranya ketika membicara sosok orangtua tersebut.

"Tapi kau masih bisa mengambil saham Leo kan?"

"Sayangnya, tidak. Walaupun semua saham Leo mencapai 20% dari total aset perusahaan, tapi pengalihan saham hanya bisa dilakukan kalau ada tanda tangan dari Kakek Besar dan dilakukan di bawah pengawasan pengacara dan persetujuan semua anggota inti Senat Klan Levi…" jawab Wanda pasrah sambil memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit tanpa sebab yang jelas.

Robert terdiam sambil menyesap winenya. Ia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

Perkembangan ini ternyata semua di luar rencananya sementara majalah Fashion Blast sedang sangat berkembang dan jelas ia membutuhkan kucuran dana segar baru untuk ekspansi usahanya. Ia juga tengah mempersiapkan agensi modeling dan artis untuk calon perusahaan manajemen barunya.

"Tenang saja, aku masih memiliki jatah 2.5% saham di perusahaan Levi Corp. Itu cukup sekali untuk mendukung finansial perusahaan baru kita." Balas Wanda seakan-akan memahami isi kepala Robert. Robert hanya tersenyum kecil saat mendengar ucapan Wanda tanpa mengatakan apapun lagi.

"Kau sudah bekerja keras, sayang. Terima kasih ya. Sampaikan salamku untuk Leo.."

Wanda sedang mengenakan baju dan merapikan makeup ketika Robert mengatakan kalimat tersebut. Tak lama, ia lalu berkemas sebentar dan menarik kopernya ke pintu keluar. Sebelum pergi, ia lalu mengedipkan sebelah matanya kea rah Robert dan memberikan ciuman selamat tinggal jarak jauh. Sedetik kemudian, Robert mendengar langkah-langkah kaki Wanda yang semakin menjauh.

.............

Dalam perjalanannya pulang ke tanah air, Wanda duduk termenung sambil memandang ke luar jendela. Selama 2 tahun belakangan ini, semua hal baik yang terjadi padanya merupakan hasil kerja kerasnya. Ia memang sahabat dekat Arina dulu dan juga tanpa Arina sadari, ia juga merupakan rival terbesarnya. Ketika pernikahan pertamanya dengan Baskoro gagal dulu karena factor kekerasan rumah tangga dan Arina menolongnya untuk menjebloskan laki-laki berengsek tersebut ke dalam penjara, Wanda merasa sangat beruntung karena memiliki seorang sahabat seperti Arina.

Tapi ketika Arina mengajaknya masuk untuk bekerja ke dalam perusahaan Levi Corp milik keluarga suaminya dan melihat betapa bahagia keluarga kecilnya, sejumput rasa cemburu memasuki hatinya dan kemudian riak tersebut membesar menjadi rasa iri yang menguasai seluruh logikanya. Ia ingin memiliki semua yang dimiliki oleh Arina!

Bodohnya Arina, ia tidak menyadari perubahan sikap sahabatnya tersebut. Ketika Leo mendirikan Levi Pharmaceutical Corp, di saat yang sama, ia juga tengah berkonsentrasi untuk mengembangkan riset obat penyubur kandungan dan eksperimennya hampir berhasil. Sementara Arina akhirnya berkonsentrasi untuk mengambil alih manajemen perusahaan Levy Corp dan Klan Levy di bawah bimbingan mertuanya dan berhasil melebarkan sayap perusahaan ke dunia internasional. Arina yang lebih sering berada di luar rumah dan terpaksa menitipkan Cristan kecil di bawah asuhan Kakek Besar sementara Leo dan Wanda lebih sering berada di dalam rumah dan lab pribadinya untuk mengurus berbagai keperluan rumah tangga dan masalah administrasi laboratorium Leo.

Perlahan-lahan, Wanda mulai menancapkan cengkraman pengaruhnya atas diri Leo yang memiliki kepribadian introvert dan pendiam. Di depan mata Leo, Wanda berubah menjadi seorang malaikat cantik penuh kasih, penurut dan selalu bersedia untuk melakukan apapun untuk Leo. Sementara Arina adalah seorang sosok yang energik dan penuh kehidupan.

Dari hanya sekedar mengurus administrasi, pelan tapi pasti, peran Wanda mulai berubah menjadi sosok pendamping dan penghangat tempat tidur untuk Leo. Arina yang terlalu sibuk, tidak pernah menyadari kalau suaminya telah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Bahkan sampai maut menjemputnya. Semuanya adalah perbuatan Wanda dan Arina tak pernah tahu.

"Ini minumannya, Bu…"

Seorang pramugari memberikan minuman sparkling wine pesanan Wanda kepadanya dengan senyuman manis.

"Terima kasih."

Wanda menerima minuman tersebut sambil membalas senyuman yang tak kalah manisnya. Mulai hari ini, ia bertekad akan terus menjaga kemewahan yang tengah dinikmatinya. Tak peduli berapapun harga yang harus ia bayarkan.