Seperti sebuah sihir, ketika di depan mereka ada sebuah Kuil Luxor yang biasa digunaka untuk tempat berdoa. Bagunan dengan susunan batu yang kokoh, dan beberapa patung besar seperti sebuah pilar berada di bagian depan kuil.
Munthy kembali mengeluarkan kantong kulitnya, satu tangannya melambai ke arah depan. Ia bersiul seakan-akan sedang memanggil serbuk hitam, yang perlahan berubah wujudnya menjadi butiran pasri hitam dan kembali masuk kedalam kantung kulit.
"Apakah kita harus kesana?" tanya Ilona dengan suara lantang, karena dia harus mengimbangi angin kencang yang masih menerpa wajah keduanya.
"Ya, kita harus segera kesana. Dan ingat… jika ada yang memanggil namamu, kau tidak boleh membalas atau memberikan jawaban apapun. Apa kau paham Nefertari, saat kau akan menyatu dengan bagian jiwamu yang lain, akan ada banyak roh yang mengganggumu." Tatapan Munhty sudah berubah menjadi lebih tegas, membuat Ilona mengangguk cepat.
"Basah"