Chapter 50 - 50. Arie

Pemuda dengan nafas yang berat dan bajunya telihat basah oleh keringat membungkuk di depan seseorang, "Boss, aku mendapatkan berita buruk."

"Apa yang kau maksud, cepat beritahu saja!" Boss itu menjadi kesal karena dia sedang sibuk saat ini.

"Wanitamu sedang berjalan dengan laki laki lain, aku mendapatkan informasi kalau mereka berdua datang dengan mobil yang sama." Pemuda itu terlihat ketakutan.

"Wanitaku? maksudmu wanita yang mana?" Boss itu mengkerutkan keningnya, dia memiliki banyak wanita jadi dia tidak tahu wanita mana yang dimaksudkan oleh pemuda ini.

"Boss, itu Lucia... dia datang ke acara ini dengan seorang pria." Pemuda itu semakin membungkuk ketika berbicara.

"Maksudmu Lucia adik dari Helliosh? dia benar benar datang ke acara ini dengan seorang pria dan bahkan tidak menemuiku terlebih dahulu!" Boss itu marah dan terlihat urat yang menonjol di kepalanya.

"Katakan dimana dia dan siapa laki laki yang datang bersamanya?" Boss membentak pemuda itu.

"Boss dia ada di sana dan untuk laki laki itu kami belum mempunyai informasi sama sekali tetapi kami hanya mengetahui namanya dan dia adalah NieR." Pemuda itu menunjuk ke arah kelompok Rein berada.

Boss itu adalah Arie, dia menatap tajam ke arah Rein yang sedang tertawa dengan kelompoknya.

"Hei, siapa bajingan itu... kenapa Lucia dan Helliosh sangat terbuka dengannya?" Arie melihat Rein menatap kembali ke arahnya.

"Kami akan mencari tahu tuan, harap bersabar." Pemuda itu masih ketakutan tetapi dia tetap berbicara dengan lancar.

"Ayo kita kesana dan beri sambutan hangat kepada mereka." Arie menyeringai melihat ekspresi Rein.

* * *

Rein juga menatap Arie yang menyeringai ke arahnya, dia sama sekali tidak takut dengannya tetapi dia merasa akan menjadi sangat sulit untuk mendapatkan Lucia jika lawannya saja sudah seperti ini.

Arie adalah Guild Master dari Mystic, jika dilihat dari luarnya dia akan terlihat sempurna karena wajahnya yang tampan dan dia juga tuan muda dari perusahaan Golden Dragon yang dikatakan sebagai perusahaan terbesar ketiga di Indonesia.

Walaupun sering terdengar kasus buruk tentangnya di media sosial tetapi itu semua tertutupi oleh kekayaannya, bahkan dikatakan oleh media gaji pemain Mystic lebih besar dari pada gaji Garuda Crown yang terkenal.

"Helliosh, apa yang harus kutakutkan darinya?" Rein tersenyum santai.

Helliosh tidak langsung menjawab dan dia malah mengkerutkan keningnya, "Nier aku mengatakan ini untuk kebaikanmu percayalah dunia orang kaya berbeda dengan apa yang kau bayangkan. Jika seseorang mempunyai kekuatan dan kekayaan bahkan hukum bisa dibeli olehnya."

Rein menyipitkan matanya, "Maksudmu?"

"Jika kau tidak mempunyai kekuatan di dunia ini lebih baik kau tidak menyinggungnya, dia akan dengan mudah untuk menjatuhkanmu dan membuatmu menderita, ...bahkan jika itu dalam Exaworld Online dia bisa saja menyuruh para red player untuk membunuhmu setiap waktu dengan imbalan sedikit uang." Helliosh bersandar di kursinya dan memperhatikan ekspresi Rein.

"Tapi tetap saja, tidak mungkin kan dia sampai sampai membunuh orang." Rein tersenyum, jika mereka menyewa preman untuk memukulinya dia tidak akan takut karena dia sangat percaya diri dengan seni beladirinya.

"Yah... itu terserah padamu aku hanya memperingatkanmu saja, tapi ingatlah Nier... mereka itu sangat licik." Helliosh menepuk bahu Rein.

Rein mengangguk lalu melihat ke arah Arie yang berdiri dan berjalan ke arahnya, sebenarnya Rein penasaran apakah Arie akan membawa masalah kepadanya?

Dalam beberapa detik dia sudah sampai dan tanpa permisi dia duduk di bangku yang kosong.

"Helliosh... Lucia lama tidak berjumpa." Arie tersenyum dan mengabaikan Rein yang duduk di depannya.

Lucia menyipit ketika melihat Arie yang terus menatap dirinya, merasa kesal Lucia pergi meninggalkan mereka tanpa berbicara sepatah katapun.

"Hahaha, seperti biasa dia memiliki mood yang buruk, ...apa yang kalian bicarakan disini?" Arie mengambil jus lalu menimumnya sambil menatap Helliosh.

"Tidak ada yang perlu diperhatikan, kami hanya membicarakan tentang turnamen yang akan datang." Helliosh memasang senyum profesionalnya.

Rein tahu senyum cerah mereka berdua itu palsu karena dia merasakan aura permusuhan, benar saja seperti yang dikatakan orang orang guild Garuda Crown tidak berhubungan baik dengan Mystic.

"Apakah kau masih ingin mengikuti pertandingan PvP Duo?" Helliosh bersandar dikursinya.

"Hahaha, tentu saja jika Lucia ingin berpartner denganku maka aku akan mengikutinya. Bahkan jika dia sekarang hanya level 0 aku akan membantunya leveling hingga kami bisa mengikuti turnamen itu bersama." Arie meminum jusnya.

Rein mengkerutkan keningnya, bagaimana mungkin Guild Master dari guild besar kelakuannya seperti ini, dia terlihat seperti bocah yang ingin mendapatkan mainan baru.

"Hahahah, sayang sekali... aku berharap untuk bertemu denganmu ketika berada di pertandingan PvP Solo."

"Dan aku berharap kau bisa menyampaikan pesanku kepada Lucia untuk mengikuti turnamen itu." Arie masih berbicara dan tidak sekalipun melihat ke arah Rein.

"Baiklah kalau begitu aku akan menyampaikan pesanmu, maka aku akan undur diri dulu permisi..." Helliosh berdiri dan berjabat tangan dengan Rein lalu Arie, lalu dia pergi.

Sepertinya Helliosh sudah muak ketika berbicara dengannya, berbeda dengan percakapan Rein yang diiringiĀ oleh tawa, percakapan dengan Arie dipenuhi oleh aura permusuhan dari mereka berdua.

Rein masih duduk dan menatap Arie yang sedang memegang cangkirnya, lalu dia kembali menatap Rein.

"Apa yang kau lihat? Apakah kau sudah mengerti dari percakapan yang barusan kau dengar?"

"Terus apa? kau ingin aku menjauhi mereka berdua?" Rein mencibirnya.

Arie melirik Rein yang sedang menatapnya dan dia tertawa, "Hahahahaa, kau miskin dan kau sangat kurang ajar... apa kau benar benar membutuhkan pelajaran?"

"Kau ingin aku menjauhi teman temanku karena ancaman darimu? Bermimpilah!" Rein mengambil cangkir baru dan bersandar di kursinya.

Kerutan muncul di dahi Arie, "Bukankah kau dengar? Aku menyuruhmu untuk tidak mendekati Lucia karena akulah yang akan memilikinya."

"Cih omong kosong, kau bahkan tidak mengikuti turnamen itu bersamanya." Rein mencibir dan meminum jusnya.

Rein menjadi marah karena prilaku Arie yang memuakkan, jika ini di dalam permainan dia pasti akan membunuhnya karena mulut menjijikkannya itu.

"Aku Arie sang Guild Master dari Mystic lalu siapa dirimu? kau bahkan tidak terkenal."

"Kau tidak perlu tahu siapa aku." Rein pergi meninggalkan Arie yang marah dan menatapnya dengan tajam.

Karena musik yang kuat obrolan mereka berdua tidak terlalu menarik perhatian, Rein keluar dari pesta itu dan memberi tahu Lucia kalau dia akan pulang lebih awal.

* * *

"Boss, aku sudah mendapatkan informasi tentang pria itu." Seorang pemuda menunduk dan menyerahkan dokumen kepada Arie.

"Bagus, setidaknya kau masih berguna." Arie mangambilnya.

Arie langsung membacanya dan dia menyeringai, "Beraninya orang miskin ini menyinggungku, sekarang kau rasakan akibatnya!"

"Tuan berikan perintahmu." Pemuda itu menunduk.

"Seperti biasa, hancurkan pria ini." Arie melempar dokumen ke arahnya.