Rein tersedak melihat papan nama yang dipegangnya, lalu dia mengembalikan papan nama itu.
"Hei, kau sengaja ingin mengejutkanku ya?" Rein mengambil tisu dan mengelap mulutnya.
"Hahaha, sebenarnya tidak... tetapi setelah kupikir pikir membuatmu terkejut akan sedikit menarik." Helliosh tertawa dan menaruh kembali papan namanya.
Rein bingung, kenapa orang seperti Helliosh mau menemani seseorang yang menyedihkan seperti dirinya, biasanya orang yang derajatnya tinggi tidak akan mau bergaul dengan orang yang berada di bawahnya.
"Helliosh, apa yang kau lakukan disini? bukankah guildmu sedang melakukan perekrutan?" Rein mengangkat alisnya karena bingung.
"Tidak perlu memikirkan yang tidak tidak, aku kesini hanya ingin berterima kasih padamu." Helliosh tersenyum, sepertinya ketua guild Garuda Crown orang yang cukup mudah untuk didekati.
"Maksudmu tentang air itu? tidak perlu untuk memikirkannya, anggap saja itu sebagai niat baikku." Rein tersenyum, jarang ada orang yang mau berterima kasih untuk hal kecil seperti itu apalagi untuk orang yang memiliki derajat yang lebih tinggi seperti dia, kebanyakan orang sepertinya pasti gengsi dan kesombongannya sudah melampaui langit.
"Niat baik adalah niat baik, dan niat baik harus dibalas dengan niat baik." Helliosh tidak menyerah dan tetap ingin berterima kasih.
"Hei berhentilah, aku bahkan tidak tahu apa yang aku inginkan sekarang." Rein mengkerutkan keningnya.
Helliosh juga terlihat bingung dan dia mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan untuk membalas budi Rein.
"Kalau begitu... maukah kau bergabung dengan Garuda Crown?" Helliosh berbicara setelah mempertimbangkan semua keputusannya.
"Hah!? apa bergabung dengan top guild memang semudah itu?" Rein mengangkat alisnya, tawaran yang diajukan oleh Helliosh sangat menggoda apalagi itu adalah Top Guild yang memasuki ranking 10 besar di dunia.
Tapi Rein menggelengkan kepalanya, bagaimana mungkin hanya karena botol minuman dia menerima tawaran dari Helliosh.
"Helliosh kau terlalu jauh... aku hanya pemula level 31 dan aku berada disini karena seorang teman yang mengajakku." Rein mengatakannya dengan suara rendah.
Helliosh sendiri juga terkejut, dia masih bisa untuk menerima player yang berlevel disekitar 100, tetapi untuk level 31 itu akan sulit, bahkan jika dia membantunya leveling setiap hati itu akan memakan waktu yang sangat lama.
Rein memperhatikan wajah Helliosh yang semakin muram, karena tidak enak dia akhirnya meminta sesuatu kepadanya.
"Helliosh, bagaimana dengan ini... aku mempunyai seorang teman dekat yang baru saja masuk kedalam guildmu jadi bisakah kau menjaga dia? oh... namanya Rudi dan dia gendut." Rein tersenyum mendeskripsikan temannya.
"Untuk temanmu? ...apa kau yakin? sangat jarang aku meminta bantuan dari orang lain karena aku memiliki prinsip untuk harus membalas setiap kebaikan." Helliosh sedikit terkejut.
"Tentu saja..." Rein menyandarkan dirinya di kursi.
Sebenarnya Rein mengikuti acara ini untuk mengenal para pro player yang berasal dari Indonesia, tetapi kebanyakan dari mereka malah terlalu sibuk untuk bergabung dengan guild sehingga tidak ada yang bisa diajaknya untuk berbicara.
Tidak seperti Helliosh yang dengan anehnya bisa berjalan jalan ketika pesta dimulai, para Guild Master yang lain sangat sibuk bahkan mereka tidak bisa bergerak dari kursinya.
"Nie, kenapa kamu malah duduk disini ketika pesta telah dimulai?" Suara yang lembut terdengar dari belakang Rein.
"...kamu meninggalkanku sejak pertama kali masuk kedalam hotel jadi aku mencarimu kemana mana tetapi tetap saja aku tidak menemukanmu, ...sebenarnya dari tadi kamu kemana saja?" Rein mengkerutkan keningnya ketika berbalik.
"Hahaha, itu rahasia." Yang berbicara adalah Lucia.
"..."
Rein memperhatikan kalau gaun Lucia terlihat berbeda, yang tadinya putih dan sekarang gaunnya berwarna hitam dengan bunga mawar sebagai motifnya.
"Kamu pulang kerumah?"
"Yah... seperti itulah." Lucia mengangkat bahunya.
Lucia memperhatikan Rein tidak duduk sendirian ada seorang laki laki yang duduk disebelahnya, laki laki itu menunduk dan tidak mengangkat wajahnya dan itu membuat Lucia mengkerutkan keningnya.
"Kak Lucas, apa yang kau lakukan disini?" Lucia menyipitkan matanya dan menatap Helliosh.
"..." Helliosh yang berada di samping Rein tetap diam.
Karena melihat temannya tetap diam Rein membantunya, "Tenanglah Lucia dia temanku dan namanya bukan Lucas, itu adalah Helliosh."
Ketika Rein mengatakan itu Helliosh akhirnya mengangkat wajahnya, dan terlihat senyum yang dipaksakan.
"Yo Lucia... bagaimana kabarmu?" Helliosh akhirnya bersuara.
"Sudah kuduga itu pasti kau, apa yang kau lakukan disini bukankah guildmu sedang sibuk sibuknya?" Lucia menyipitkan matanya.
Rein tidak tahu apa apa tentang hubungan mereka berdua jadi dia hanya memperhatikan dari samping dan meminum jusnya.
"Kau sendiri bagaimana? bukankah kau bilang tidak ingin mengikuti acara seperti ini?" Helliosh menjawab seperti dia sudah terbiasa berbicara dengannya.
Melihat pembicaraan yang menjadi semakin panjang Rein menjadi semakin gugup, keduanya tampak sangat akrab.
'Jangan jangan mereka berdua adalah sepasang kekasih...' Pikiran Rein menjadi semakin liar lalu dia memberanikan diri untuk bertanya.
"Lucia... apa kalian berdua berpacaran?" Rein bertanya dengan wajah polos padahal dalam hatinya dia sangat gugup.
Helliosh yang sedang minum jussnya langsung menyembur keluar ketika mendengar pertanyaan dari Rein, "Apa yang kau katakan, apa kau tidak pernah membuka berita atau semacamnya?"
Mendengar pertanyaan itu Rein mengkerutkan keningnya lagi, dalam 7 bulan ini dia sangat fokus terhadap seni beladiri jadi dia sangat jarang menonton tv jika siarannya bukan Exaworld channel.
Melihat ekspresi Rein menjadi semakin aneh Lucia tersenyum, "Tenanglah Nie, kak Lucas adalah kakakku."
"Kakak?"
"Ya benar, kak lucas adalah kakak kandungku... Nie sebaiknya kamu perbanyak untuk melihat informasi tentang dunia ini dan jangan terlalu terfokus pada dunia Exaworld saja." Lucia duduk dan mengambil jus yang telah disediakan.
Rein tersenyum masam, bukannya dia tidak mau mencari informasi tetapi dia sama sekali tidak tertarik tentang kehidupan para selebritas.
"Aku sungguh tidak menyangkanya..." Rein tersenyum lalu memperhatikan kedua saudara didepannya.
"Nier apa hubunganmu dengan adikku?" Helliosh menaruh gelasnya.
"Kami adalah partner, dan kami akan mengikuti pertandingan PvP pasangan dalam turnamen yang akan datang." Rein melirik ke arah Lucia yang sedang memperhatikan percakapan.
Helliosh mengkerutkan keningnya dan menatap Lucia, "Lucia... sepertinya kamu juga telah dibantu oleh Nier."
"Bagaimana kau tahu?" Lucia terkejut.
"Karena kita diajarkan oleh orang tua yang sama bagaimana mungkin aku tidak tahu, biar kutebak pasti Nier juga tidak menginginkan sesuatu darimu." Helliosh tersenyum bangga seolah dia tahu semuanya.
"..." Lucia hanya diam dan tidak mengatakan apa apa.
Rein yang berada diantara mereka wajahnya terlihat masam, jadi selama ini Lucia berada di dalam partynya hanya untuk membalas budi bukan karena ketampanannya?
Helliosh juga diam dan terlihat memikirkan sesuatu lalu setelah itu dia berbisik ke arah Rein, "Nier sebaiknya kau harus berhati hati, aku tidak melarangmu untuk mendapatkan adikku tetapi lawan yang akan kau hadapi sangat kuat."
Rein bingung dengan apa yang dibisikkan olehnya "Apa maksudmu?"
Helliosh berbisik lagi, "Kau lihat ke arah jam 1, pria yang menatapmu itu adalah lawanmu yang juga bertujuan untuk mendapatkan adikku. Dia sudah lama ingin berpartner dengannya tetapi selalu ditolak oleh adikku."
Rein langsung melihat ke arah yang ditunjuk oleh Helliosh dan apa yang dilihatnya membuat dia berkeringat dingin, dia sedang ditatap tajam oleh Arie seoarang Guild Master dari Mystic.