"Bolt.. Bolt! Apa kau mendengarkanku? Sadarlah Bolt!" Gadis itu berteriak dan menangis untuk membangunkan anak yang berada di pangkuannya.
Nier langsung menghampiri mereka dan melihat keadaan Bolt, dia masih bernapas dan denyut nadinya masih terasa lalu Nier memberikan HP potion ke gadis itu.
"Sepertinya dia belum mati cepat berikan potion ini padanya." Nier berkata.
"Terima... kasih.." Gadis itu menangis dan mengambil potion yang diberikan Nier lalu meminumkannya pada Bolt.
Beberapa saat setelah itu pendarahan pada perutnya berhenti dan napasnya menjadi lebih tenang, Nier melihat pria kecil itu telah terluka parah pada perut dan punggungnya.
"Yue kemarilah, gunakan skill Healmu padanya." Nier berkata.
"Baik."
Yue menggunakan skill healnya dan tubuh Bolt bersinar lalu luka pada perutnya sedikit demi sedikit mulai menyusut. Yue terus menggunakan skillnya dan akhirnya luka pada perutnya mulai membaik walau masih ada bagian yang sedikit terluka.
"Bagus, terima kasih Yue." Nier berkata lalu menatap gadis itu.
"Terima kasih kak..., apa kalian.. juga ingin ...menjarah desa kami?" Gadis itu bertanya dengan air mata di pipinya.
Nier memperhatikan gadis itu, ternyata dia lebih kecil dari Remi mungkin sekitar 14 tahunan, dengan air mata di wajahnya dia juga terlihat cukup cantik.
"Tentu saja tidak, kami hanya ingin pergi ke ibukota lalu kami mendengar suara teriakanmu." Nier berkata dan tersenyum.
"Nier kau terlihat seperti pedofil yang sedang menggoda anak kecil." Ucap Lucia dengan sedikit tertawa.
"A-Apa? Mana mungkin aku terlihat seperti itu kan?" Kata Nier dengan melihat Yue.
"Tadi.. Senyummu sedikit menyeramkan..." Yue berkata dengan pelan.
"Hahh.. Lupakan, jadi gadis kecil apa yang terjadi padamu?" Nier bertanya dengan penasaran.
Gadis itu masih terlihat takut dan dengan gugup dia menjelaskan keadaannya.
"Kami... desa kami... hancur karena dijarah oleh bandit itu.. mereka akan membunuh kami jika kami tidak memberikan harta kami kepada mereka..," Gadis itu menceritakan kisahnya dengan air mata menetes di pipinya lalu melanjutkan, "...Mereka membunuh ayahku ...ibuku dan ...adikku menjadi menderita seperti ini karenanya..." Ucap gadis itu dan tubuhnya terlihat bergetar.
Lucia berlari ke arahnya lalu memeluk gadis itu dan mengelus kepalanya.
"Tenanglah.. kami akan menjagamu, kau dan adikmu tidak perlu menderita lagi..." Ucap Lucia dengan memeluknya.
Nier mendengar itu menjadi iba dengannya sedangkan Yue terlihat matanya berkaca kaca seperti ingin menangis.
Walaupun ini hanya permainan, ini terasa sangat nyata seolah olah npc di depan mereka terasa seperti manusia asli. Bahkan Nier yang menganggap dunia ini sebagai permainan juga merasa emosional.
"Gadis kecil, katakan siapa namamu?" Nier bertanya.
"Aku Elyu dan ini adikku Bolt." Gadis menjawab.
"Bagus, ayo kita pergi ke desamu dulu. Aku akan membantu jika desa diserang oleh bandit." Nier berkata dengan senyum.
"Tidak bisa, kau bahkan tidak tahu seberapa kuat dan banyaknya para bandit itu!" Ucap Elyu.
"Apakah itu seperti yang tadi?" Nier berkata.
"Iya, tapi mereka ada ratusan dan memiliki persenjataan yang lengkap!" Elyu berkata dengan panik.
"Elyu.., mari kita pergi ke desamu." Lucia berkata.
Elyu yang masih berada di pelukannya mengangguk dan dengan perlahan dia berdiri.
Nier membawa bolt di punggungnya dan partynya mulai berjalan dengan Elyu sebagai pemimpinnya.
Diperjalanan Elyu menceritakan banyak hal tentang desanya dan itu membuat Nier menjadi lebih paham tentang musuh yang akan dia hadapi.
Bandit akan datang setiap dua minggu sekali dan ketika mereka menjarah akan ada setidaknya 20 anggota yang akan datang, setiap anggota akan membawa peralatan lengkap dan membawa satu kereta kuda.
Para penjarah tidak hanya mengambil harta mereka tetapi juga mengambil gadis gadis yang lumayan cantik dan dimasukan ke dalam kereta kuda.
Elyu adalah salah satu dari gadis yang ingin ditangkap oleh para penjarah dan ketika dia mengetahui itu Elyu kabur dari desa bersama dengan adiknya.
Sayangnya ketika melarikan diri mereka malah langsung bertemu dengan bandit itu, karena itu Bolt melindungi kakaknya sehingga dia berakhir menjadi seperti ini.
Mereka berjalan selama beberapa menit ke pedalaman hutan dan terlihat desa yang terlihat lebih buruk dari desa orc yang pernah mereka temui.
Garbang terlihat hancur dan tidak bisa digunakan lagi, rumah mereka bahkan lebih buruk itu tidak mempunyai pintu dan terlihat banyak lubang di atapnya.
Desa ini terlihat seperti baru saja dijarah oleh para bandit itu, Nier merasa kesal bagaimana mungkin mereka tega melakukan hal sekejam ini.
"Apakah ini desamu? Kenapa aku tidak melihat satupun orang?" Nier bertanya.
"Mereka bersembunyi di dalam rumah, ...kami tidak memiliki kekuatan untuk melawan mereka jadi kami hanya bisa bersembunyi dan menunggu mereka pergi.." Elyu berkata dengan wajag yang sedih.
"Apakah kamu tahu dimana tempat kepala desa tinggal?" Nier bertanya.
Elyu mengangguk dia terlihat seperti memikirkan sesuatu dengan melihat lihat sekitarnya.
"Antarkan aku menemuinya." Ucap Nier.
Elyu mengangguk dan memimpin jalan ke rumah kepala desa, semakin mereka masuk ke dalam desa suasana menjadi begitu berat, banyak suara tangis terdengar dari setiap rumah.
"Disini.." Elyu menunjuk rumah yang terlihat sedikit lebih besar dari rumah lainnya dan juga memiliki lebih banyak goresan senjata di dindingnya.
Nier langsung masuk ke dalam dan melihat ruangan yang hanya terdapat kursi dan meja di dalamnya.
"Permisi.." Nier memanggil dengan keras.
Nier terus memanggil tetapi tidak ada jawaban dan suara tangis di setiap rumah menjadi hilang.
Karena tidak ada jawaban yang datang Nier masuk dan memeriksa kedalam rumah, lalu dia terkejut melihat apa yang ada di depannya.
3 orang sudah bersujud di depan Nier dengan menangis.
"Tuan.. maafkan kami.. kami benar benar tidak mempunyai apa apa lagi untuk diberikan.." Seorang laki laki yang bersujud berkata dengan suara sedih.
Nier menggaruk bagian belakang kepalanya lalu menatap Lucia dan Yue.
"Sekarang apakah aku terlihat seperti penjahat lagi?" Nier bertanya dengan wajah masam.
Lucia dan Yue langsung menggelengkan kepalanya karena melihat wajah Nier yang terlihat sedih.
Nier menatap ketiga orang yang bersujud itu lalu memperhatikannya, dua orang laki laki dan seorang perempuan dengan tubuh yang kurus sedang bersujud, dia merasa tidak enak dengan suasana ini.
"Hei berhentilah bersujud, siapa bilang aku ini bandit yang akan merampok kalian.." Nier berkata dengan pelan.
Lalu ketiga orang itu langsung melihat ke arah Nier dengan wajah yang tidak percaya.
"Tuan.. Apakah tuan adalah pahlawan kami?.." Pemuda itu berkata dengan gugup.
"Aku bukan pahlawan, tetapi kami datang ke sini untuk membantu kalian karena permintaan gadis kecil ini." Nier berkata dengan mengelus kepala Elyu.
Mereka bertiga langsung menatap gadis kecil yang disebut Nier, lalu mata mereka berbinar.
"El-Elyu? Kamu masih hidup?..."
"Bolt!.. apakah Bolt juga selamat!?"
Nier menurunkan Bolt yang berada di punggungnya dan menaruhnya di lantai.
Mereka bertiga terdiam lalu melihat ke arah Nier.
"Karena aku akan membantu kalian, katakan saja apa yang kalian butuhkan saat ini." Nier berkata.
Mereka terkejut dengan Perkataan Nier lalu dengan cepat memeluk kaki Nier dan menangis.
"Terima kasih tuan... tolong bantu desa kami.." Orang tua itu menjelaskan kebutuhan desa dan memberitahukan semua yang terjadi.
Mereka bertiga adalah satu keluarga dan kepala desa bernama Gord, dia mengatakan kalau desa sangat membutuhkan bahan pangan.
『 Quest
Bantuan Desa Eyrlburn
Rank: D
Selesai: Menangani krisis makanan di desa.
Rewad: afinitas dengan desa meningkat. 』
Tanpa ragu Nier menerimanya.
『 Quest Telah Diterima. 』