Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

MRS 2 - Desire

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉyuyunbatalia
--
chs / week
--
NOT RATINGS
150.1k
Views
Synopsis
Aeden Marshwan, salah satu dari 4 mafia muda yang paling ditakuti di dunia. Namanya terkenal hingga ke berbagai belahan dunia. Ia kejam, sama seperti 3 temannya yang lain. Jika Oriel adalah Pangeran Es maka dia adalah Pangeran Api. Siapa saja yang menghalangi jalannya maka akan ia jadikan abu. Dealova Edellyn, hanya gadis biasa yang hidupnya selalu dijadikan bayangan sang kakak. Lova hanya seorang anak haram, itu kata yang selalu keluar dari mulut seorang wanita padanya. Dealova adalah anak dari hasil ketidak sengajaan. Ayahnya mabuk dan menghamili seorang pelayan bar. Pelayan bar itu adalah ibunya yang kemudian meninggal sesaat setelah melahirkannya. Lova tidak pernah mengenal dekat ayahnya. Dia hanya diasuh oleh sebuah keluarga yang diberi uang oleh ayahnya untuk merawatnya. Ketika ayah Lova bermasalah dengan Aeden, ia meminta pengampunan dengan memberikan anaknya pada Aeden. Saat itu Aeden pikir yang akan ia dapatka adalah Lovita Keandirsya, pianis yang terkenal berbakat dan sangat cantik. Tentu saja Aeden menerimanya. Dia menyukai Lovita sejak dia menyaksikan permainan wanita itu di sebuah konser musik. Tapi, yang terjadi adalah Aeden bukan mendapatkan Lovita melainkan Dealova yang merupakan adik beda ibu dengan Lovita. Aeden marah karena penghinaan ini tapi dia tidak menolak pemberian itu. Dia akan membuat perhitungan dengan keluarga Dealova, dan ia pastikan jika dia akan membuat Lovita merangkak ke kakinya. "Kau diberikan oleh ayahmu sebagai penebus dosanya padaku. Jadi, akulah tuanmu." Aeden Marshwan.
VIEW MORE

Chapter 1 - prolog

Sebuah pesawat pribadi sudah mendarat di landasan. Pintu pesawat itu terbuka. Seorang pria dengan wajah jelmaan dewa terlihat keluar dari pesawat itu. Kaca mata hitamnya membendung sinar matahari yang saat ini tengah menyorot padanya. Ketika ia menuruni anak tangga pesawat tersebut, seorang pria lagi turun dari sana disusul dengan 2 pria lainnya.

Tepat di sebelah kiri dan kanan anak tangga terakhir, beberapa orang dengan setelan hitam bersenjata lengkap telah berbaris menyambut kedatangan 4 orang tersebut. Pria itu berjalan melewati orang-orang bersenjata lengkap. 3 temannya yang sama-sama mengenakan kaca mata hitam melangkah di sebelahnya. Tepat setelah mereka berempat membentuk sebuah garis, orang-orang bersenjata tadi melangkah di belakang mereka.

Sebuah tempat dengan penjagaan berlapis. Dengan pria-pria bersenjata lengkap yang berjaga di setiap sisinya. Sebuah markas besar yang terbuat dari beton tebaik dan kerangka baja terkuat.

Pintu terbuka otomatis ketika pria pertama keluar dari pesawat hampir mencapai selangkah ke pintu. Ia masuk disusul oleh 3 temannya yang lain, kaca mata yang bertengger di hidung mereka sudah mereka lepaskan.

Oriel Cadeyrn, Aeden Marshwan, Ezellio Kingswell dan Zavier Velasco adalah nama 4 pria yang tergabung dalam satu cartel terbesar dan terkuat di Columbia. 4 pria tampan ini menjajaki dunia bawah tanah sejak usia mereka kurang dari 20 tahun hingga usia mereka yang saat ini sudah 27 tahun.

Oriel adalah pemimpin dari kelompok mafia ini. Cartel yang dia buat tidak ditercipta dengan mudah. Butuh usaha keras, keringat becururan dan darah yang bertetesan untuk sampai ke titik ini. Dari sebuah kelompok dagang narkoba jalanan, Oriel membawa teman-temannya menuju ke puncak kejayaan. Pasar dagang narkoba dunia sudah mereka kuasai setidaknya 20%, dan 20% untuk pasar dunia bukanlah jumlah yang sedikit. Dengan keuntungan yang bisa membuat mereka hidup bergelimang harta hingga lebih dari 7 keturunan.

Keberhasilan tak akan mungkin terjadi hanya karena satu orang, meski Oriel yang paling banyak memajukan tapi 3 teman lainnya โ€“Aeden, Ezell dan Zavier โ€“ juga berkonstribusi untuk membuat cartel mereka mendunia.

Oriel adalah pria yang dijuluki sebagai pangeran es. Itu karena dia membekukan siapapun yang mencoba mencari masalah dengannya.

Aeden adalah pangeran api yang siap membakar siapapun hingga jadi abu.

Ezellio adalah yang paling tenang tapi dialah yang paling mematikan. Ketenangan di wajahnya membuat lawannya menjadi gentar.

Zavier, satu-satunya yang paling ceria tapi jangan pikir dia pria lemah karena bagian dari 4 mafia paling berbahaya tak akan terdiri dari pria yang lemah. Zavier memang pria yang menebarkan senyumannya tapi percayalah, senyuman itu tidak selalu berarti keramahan. Ketika ia ingin membunuh ia masih menggunakan senyuman yang sama. Dari seorang Zavier, bisa dipelajari bahwa senyuman tidak bisa memastikan jika pria yang murah senyum bukan pria yang berbahaya.

Sampai di sebuah ruangan bernuansa cokelat tua dengan design bergaya klasik, 4 pria itu duduk di sofa. Oriel duduk di sofa single sedangkan 3 temannya yang lain duduk di satu sofa panjang.

Seseorang masuk dan berdiri di dekat Oriel dan teman-temannya.

"Bos, terjadi masalah di Macau. Barang yang kita selundupkan melalui jalur laut tertangkap oleh satuan gabungan disana." Penjelasan dari pria itu tak merubah raut wajah dari keempat pria rupawan itu.

"Akan segera aku urus." Aeden yang bertanggung jawab untuk wilayah itu segera membuka mulutnya.

Setiap wilayah sudah dibagi untuk 4 orang itu dan mereka harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi disana.

Aeden bangkit dari tempat duduknya dan segera menghubungi seseorang. Ketika ia kembali, masalah sudah dipastikan beres.

"Tidakkah kau harus membunuh orang-orang yang membuat kita merugi, Aeden?" Ezell menatap Aeden datar.

Aeden meletakan ponselnya di atas meja, "Kau seperti tidak tahu caraku menangani masalah saja, Ezell."

"Dia pasti memerintahkan para petinggi polisi untuk membunuh orang-orang kita. 1 ton sabu-sabu kita akan sampai pada tempatnya dengan berat 900 kg karena yang 100 kgnya menjadi bukti pekerjaan team polisi gabungan. Ketika penghancuran barang bukti, 100kg itu mewakili 900 kg lainnya. Begitu, kan, Aeden?" Zavier menjabarkan cara kerja seorang Aeden.

"Pintar. Zavier mengingat betul cara kerjaku." Aeden memuji Zavier.

Cara mengendalikan masalah dari masing-masing mereka berbeda-beda tapi percayalah, setiap pengendalian mereka dipastikan akan menumpahkan darah.

"Kau mengalami kegagalan dalam mendidik bawahanmu tapi kau terlihat senang dan bisa memuji Zavier. 100kg sabu-sabu memiliki jumlah yang besar, Aeden." Oriel bersuara setelah beberapa saat diam.

"Ayolah, Oriel. Sesekali kesalahan terjadi adalah sebuah kewajaran." Aeden menyalakan televisi. Dengan begitu pembicaraan tentang tertangkapnya penyelundupan narkoba mereka selesai.

tbc