Bab 4 Hari Pertama
Hari ini adalah hari pertama Raisa resmi menjadi mahasiswa. Dia sudah bisa mengikuti apapun kegiatan di kampus itu terutama di fakultas Sastra—jurusan yang diambil Kayla. Entah kenapa hari ini tatapan semua orang aneh melihatnya. Mungkin, karena dia yang menggunakan pakaian biasa,tidak seperti mahasiswa yang lain.
Aira berjalan pelan menuju kelasnya. Kebetulan hari ini ada jawal kelas di pagi hari membuat Kayla mengambil pekerjaannya shift malam. Kayla melihat sekitar untuk mencari di mana kelasnya berada. Jujur, Kayla belum mengetahui di mana kelasnya, karena ini pertama kalinya dia masuk ke fakultas Sastra.
"Hai Kayla!" sapa Deni yang sedang duduk di depan kelas bersama beberapa orang temannya.
Kayla sangat bersyukur saat melihat Deni yang berada di sana. Setidaknya dia tidak perlu kebinggungan mencari kelasnya sekarang. Kayla melambaikan tangan sambil melemparkan senyumannya.
"Kamu sudah mulai masuk sekarang?" Kayla hanya mengangguk sambil tersenyum.
Tidak lupa Deni memperkenalkan teman-temannya yang sedang duduk bersamanya di sana. Dengan ramahnya Kayla memperkenalkan diri pada semuanya. Mereka pun berjalan ke kelas, karena sebentar lagi kelas akan dimulai. Andrew dan kedua temannya—Riski dan Fathir yang sedang duduk di depan kelas langsung melihat ke arah Kayla dan Deni.
"Bro, mangsa baru kayanya," ucap Riski. Fathir dan Andrew hanya diam.
Riski memang orangnya sedikit tengil dan playboy. Dia langsung menghandang keduanya di pintu saat mereka hendak memasuki kelas, "Eiiits ... lo anak baru ya? Den ini siapa?" Deni pun memperkenalkan Kayla pada Riski.
Melihat Fathir yang masih berkenalan dengan Kayla, Andrew berjalan menuju kelas dan Fathir mengikutinya. Pas di depan pintu kelas, Andrew memandang sinis ke arah Kayla dan langsung masuk ke dalam diikuti kedua sahabatnya
'Ni orang lagi. Ada masalah apa sih dia sama aku?' gumam Kayla merasa Andrew sangat membencinya.
Terlihat perempuan cantik berambut hitam panjangnya melambaikan tangan ke arah Deni. Dia pun mengajak Kayla untuk duduk di sana. Tidak lupa Deni memperkenalan Kayla dengan Amira—sahabatnya.
Dosen sudah memasuki kelas dan langsung memberikan materi. Selama kelas berlangsung mata Andrew dari tadi melirik ke arah Kayla. Entah kenapa Kayla membuat mata Erick selalu ingin meliriknya. Fathir menyadari sejak tadi Andrew memperhatikan anak baru itu dan dia tahu kalau Andrew mulai ada rasa pada Kayla, karena dia sudah mengenal Andrew dari jamannya mereka masih ingusan.
"Lo suka 'kan sama mahasiswa baru itu?" bisik Fathir yang menggoda sahabat kecilnya itu.
"Sembarangan, kagaklah! Selera gue cewek yang modis, bukan cewek kampung kaya dia." Andrew mengelak dengan wajah yang memerah. Fathir hanya tersenyum, dia tahu betul kalau sahabatnya itu selalu bohong untuk menyembunyikan kebenaran.
Selesai kelas Amira mengajak Kayla untuk pergi ke cafe kecil dekat dari kampus, sambil menunggu mata kuliah lainnya yang hanya berjarak satu jam saja. Deni, Amira pun pergi ke cafe itu setelah Kayla menyetujuinya. Sebenarnya Kayla merasa tidak percaya diri, karena melihat teman-teman barunya yang terlihat berbeda dengannya.
Sampai di cafe, ketiganya memilih tempat duduk yang berada tepat di depan pintu masuk. Pada siang hari seperti ini, cafe itu akan tampak penuh. Kayla akhirnya merasakan berkumpul dengan teman-temannya di cafe. Biasanya, di jam-jam seperi ini Kayla yang akan melayani para pelanggan di cafenya tempat dia bekerja.
Setelah mendapatkan tempat, Deni menceritakan pada Amira kalau dirinya satu tempat kerja dengan Kayla. Mendengar itu Amira merasa kaget, karena sangat jarang teman perempuannya yang mau bekerja sambil kuliah.
"Oh ... Jadi Lo satu tempat pekerjaan sama Deni? Kebetulan banget, jangan-jangan ini takdir lagi," canda Amira membuat keduanya terdiam malu.
"Ih ... Lo apaan sih!" Deni tampak malu dan salah tingkah. Kayla yang melihatnya hanya tersenyum malu.
Deni dan Amira pun menceritakan bagaimana kondisi di kampus. Mulai dari bagaimana kondisi kampus sampai orang-orang yang berada di sana. Kayla hanya diam mendengarkan cerita kedua temannya.
Kini giliran Kayla yang menceritakan bagaimana dirinya. Entah kenapa dia merasa sudah nyaman dengan Amira, walaupun ini phari pertama mereka bertemu. Amira dan Deni pun mendengar semua cerita Kayla tentang kehidupan dia di kampung, tapi tidak dengan kehidupan dia yang penuh dengan siksaan.
Di sisi lain, Andrew mengajak kedua sahabatnya untuk pergi ke cafe tempat Kayla dan kedua temannya berada. Kedua sahabat Andrew merasa heran, karena tidak biasanya Andrew mengajak mereka ke cafe kecil seperti itu.
"Bro, kok tumben lo ngajak ke cafe ini?" tanya Riski sambil melihat sekitarnya.
Fathir yang langsung menyadari keberadaan Kayla saat mereka masuk, langsung mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh Riski. Seketika Fathir tersenyum, dia langsung melirik ke arah Andrew yng tampak malu tertunduk.
"Enggak usah banyak nanya! Lo ngikut aja," Timbal Fathir sambil mendorong bahu Rizki masuk ke dalam cafe. Mereka pun duduk di samping jendela bersebrangan dengan Kayla berada.
Rizki nampak kaget saat melihat Deni, Amira dan mahasiswa baru, "Eh Bro, itu Kayla anak baru tadi 'kan?" tanya Riski yang masih ragu melihat ke arah mereka sambil memicingkan matanya.
Saat hendak menghampiri Kayla, dengan cepat Fatjir langsung menarik tangan Riski agar kembali duduk.
"Ngapain sih Lo! Udah diem aja di sini!" Fathir tahu kalau Andrew tidak menyukainya.
Fathir melihat tatapan Andrew yang mencuri-curi menatap Kayla. Ini baru pertama kalinya ada wanita yang bisa mencuri perhatian Andrew, karena selama ini Andrew lebih banyak mengabaikan para wanita-wanita yang selalu mengejar dirinya.
Di sisi lain, Amira yang melihat keberadaan Andrew dan kawan-kawan merasa kaget. Pasalnya ini pertama kalinya dia melihat mereka datang ke cafe kecil.
"Eh lihat! Tumben banget tuh si orang kaya nongkrong di sini," ucap Amira membuat kedua orang yang ada di meja itu melihat ke arah Andrew dan teman-teman nya.
Seketika kedua mata Andrew dan Kayla saling menatap, tapi Andrew langsung memalingkan wajahnya, membuat Kayla binggung dengannya. Setelah menghabiskan minuman, mereka pun lanjut untuk memasuki kelas selanjutnya.
'Ada apa dengan pria itu? Aku tidak punya masalah dengannya,' gumam Kayla yang merasa aneh dengan tatapan sinis Andrew padanya.
Seharian mengikuti kuliah pertamanya, Kayla merasa senang. Dia benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan Deni dan Amira. Selesai mengikuti kelas, Kayla pulang terlebih dahulu sebelum dia lanjut untuk menjalankan kewajibannya.
Kayla membersihkan dirinya terlebih dahulu, sambil memikirkan apa yang terjadi seharian ini. Dia masih belum mengerti kenapa pria yang bernama Andrew seperti memendam kebencian padanya. Mulai dari sikap yang dingin juga tatapannya yang tajam, membuat Kayla merasa risih dengannya.
~Bersambung~
Maaf ini cerita lama Author revisi dari awal dan ganti judul. Tapi ceritanya tetap sama kok.
Mohon baca dari awal yaaa 🙏, terimakasih semuaaaanyaaa
love you all ❤️