Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Last Roses

Reina_5295
--
chs / week
--
NOT RATINGS
10.5k
Views
Synopsis
Petunjuknya ada di bunga itu," Mr. Perkin menunjuk ke arah coffee table. "Tolong amankan." 1 jam sebelumnya, Regaz Manor, rumah besar keluarga Austin digemparkan oleh peristiwa terbunuhnya salah seorang tamu. Malam itu, keluarga Austin mengadakan jamuan makan malam dengan mengundang beberapa kerabat dekat keluarga. Lucille Ray, seorang aktris yang merupakan teman dari Martha Austin sang pemilik rumah, ditemukan tergeletak tak bernyawa di ruang perpustakaan. Siapakah pembunuhnya dan apa motifnya? Benarkah ini peristiwa pembunuhan, atau kecelakaan? Mr. Perkin dan asistennya, Lana Denver, harus memecahkan kasus ini secepatnya sebelum kemungkinan jatuh korban berikutnya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Satu

Regaz Manor malam itu begitu gemerlap terlihat dari sisi jalan. Roger Austin dan istri, Martha Austin, mengadakan jamuan makan malam untuk teman dan kerabat dekat. Kabarnya tidak ada perayaan khusus, hanya sekedar berkumpul karena sebagian sudah lama tidak bertemu disebabkan kesibukan.

Para tamu dan tuan rumah sudah berkumpul di ruang makan. Di masing-masing ujung meja panjang itu tentunya duduk suami istri Austin. Tampak hadir Jonathan Lambert, seorang pengacara terkenal, sahabat baik Roger Austin. Jonathan membawa rekannya, seorang pengacara muda bernama Finn Hanley. Kursi di sisi kanan Martha Austin ditempati oleh Lucille Ray, aktris pendatang baru, teman dari Mrs. Austin. Kelimanya menikmati makan malam dengan hidangan lengkap dan lezat.

Seolah ada peraturan tidak tertulis bahwa selama di meja makan, tidak sopan jika membicarakan bisnis dan pekerjaan. Karenanya perbincangan di ruang makan hanya seputar makanan, keluarga, dan hobi.

Makan malam berakhir sekitar pukul delapan. Para lelaki beranjak ke ruang tamu, untuk merokok dan berbincang. Miss Lucille Ray pamit ke kamar kecil, dan Mrs Austin kembali ke dapur untuk menyiapkan kopi dan kudapan.

Setengah jam kemudian, seseorang baru menyadari dan bergumam bahwa Miss Lucille Ray belum kembali dari kamar kecil.

Tiba-tiba terdengar jeritan dari arah perpustakaan di tengah rumah. Beberapa detik kemudian, seorang pelayan tergopoh masuk ke ruang tamu dan dengan terbata mengatakan bahwa Miss Lucille Ray ditemukan tak bernyawa di ruang perpustakaan.

Kegemparan melanda. Martha Austin terhenyak di kursinya, sementara para lelaki bergegas pergi memeriksa.

Benar ternyata, sosok bergaun biru yang tergeletak di atas sofa itu adalah Miss Lucille Ray. Satu tangannya terkulai di sisi tubuhnya, sementara kepala pirangnya terdongak ke belakang.