Chereads / Last Roses / Chapter 5 - Lima

Chapter 5 - Lima

Sesampai di Regaz Manor, Christopher Perkin tertegun di depan pintu masuk utama. Lalu mengambil jalan memutar ke sisi rumah. Di bawah sebuah jendela yang merupakan jendela perpustakaan, dia memeriksa. Polisi tentu sudah menyisir semua bagian rumah, tetapi mungkin ada petunjuk yang terlewatkan.

Jendela itu besar, terdiri dari 2 bukaan yang ternyata terkunci, hanya bisa dibuka dari dalam. Orang dewasa berbadan besar bisa melewatinya, tapi tidak bisa masuk dari luar jika tertutup. Apakah mungkin si pembunuh sudah berada di dalam rumah sejak awal dan kemudian keluar melalui jendela setelah melakukan aksinya? Ternyata tidak. Catatan polisi yang dibawanya menunjukkan bahwa jendela itu terkunci pada saat kejadian.

Mr. Perkin kembali ke bagian depan rumah. Pada ketukan ketiga, pintu rumah dibuka oleh seorang pelayan. Mr. Perkin dipersilakan masuk dan menunggu di ruang tamu.

Tidak lama, suami istri Austin datang menemuinya. Raut muka Martha Austin menunjukkan kelelahan, sedangkan suaminya terlihat kaku, emosinya susah diterka.

"Maafkan kedatangan saya jika mengganggu."

"Tidak apa, Mr. Perkin. Kami juga ingin masalah ini segera selesai. Tapi kami sangat terkejut karena kabarnya ini adalah pembunuhan. Istri saya sangat khawatir. Dia takut akan ada pembunuhan berikutnya."

"Ohh. Mengapa Anda sampai berpikiran seperti itu, Mrs Austin? Apakah Anda mengetahui sesuatu?"

"Itulah, Mr. Perkin. Saya...saya mendapat teror." Martha Austin semakin terlihat mengkerut.

"Teror? Astaga..teror seperti apa? Apakah Anda sudah melaporkan hal ini pada polisi?"

"Belum. Baru saja pagi ini saya mendapat surat. Sebuah kertas memo kecil, diletakkan di atas meja rias. Bertuliskan, "NEXT"."

"Memo kecil? Ditulis dengan pensil?"

"Betul. Ini memonya. Yang lebih mengerikan, itu seperti tulisan tangan Lucille." Martha Austin bergidik.

"Bagaimana jika itu berarti sayalah sasaran pembunuhan berikutnya?"

"Kita harus selalu waspada, Ma'am. Mari kita lanjutkan pembicaraan di ruang perpustakaan. Masih ada yang perlu saya tanyakan, khususnya kepada Anda, Mr. Austin. Oh ya Ma'am, bolehkah saya tahu apa bunga favorite Anda?"

"Mawar putih, Mr. Perkin.."

"Excellent."