Mendapat perkenalan Jordan bingung ia menatap pemuda yang ada dihadapannya lalu berdiri, Jordan saat ini sedang mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya,"untuk apa kau datang kemari?"ucap Jordan di matanya tersirat amarah tapi sekaligus kesedihan dan keputusasaan.
Levka memutar bola matanya malas,"untuk menghentikan si serakah itu tentu saja!"ucapnya datar,"dan lagi aku sudah disini selama dua tahun!"lanjut Levka membuat setiap orang yang mendengarnya terkejut, yang ada dipikiran mereka saat ini hanya satu,'apa aku sudah tinggal dengan perwakilan Leviathan selama dua tahun?'
Menyadari hal ini bisa menyebabkan keributan Jordan membuang ingatan semua orang tentang kejadian sebelumnya ke dalam kehampaan. Lalu membawa Levka sekaligus Gesa, Hazard, Rain dan Leon yang dianggap paling mengetahui kejadian sebelumnya ke ruangan Jordan yang sudah dipasang sihir pengaman.
"Pertama yang ingin kutanyakan berapa usiamu? Tidak mungkin kan seorang perwakilan dosa berusia sama dengan murid tingkatan lima?"ucap Jordan sambil terus mengamati Levka dengan was was.
"Aku-"
"Dia memang seumuran dengan murid tingkatan lima atau paling tidak satu atau dua tahun lebih tua,"sebelumnya Levka hendak menjawab tapi disela oleh seorang gadis berambut ungu dengan mata mengantuk yang baru saja masuk ke dalam ruangan, membuatnya hanya mengangkat bahu tidak peduli.
Melihat seorang gadis yang baru saja masuk, semua orang dalam ruangan menjadi waspada karena tidak mendeteksi keberadaannya, ya kecuali Levka yang sudah tau.
"Dia Vivian, atau kalian mungkin mengenalinya sebagai Via Yustia, perwakilan kemalasan,Iners," Melihat kewaspadaan semua orang membuat Levka menggelengkan kepala lalu mengenalkan gadis yang ia sebut Vivian.
Mendengarkan Levka mata semua orang melotot, fakta bahwa ada perwakilan iri hati dari Dark Union disini sudah sangat mengejutkan dan sekarang ada juga perwakilan kemalasan, membuat ekspresi semua orang menjadi buruk.
"Apa maksudnya kau sudah disini selama dua tahun?" Rain yang sudah mulai tenang bertanya sambil menatap lekat ke arah Levka.
"Aku dan Vivian menyamar menjadi murid dari tahun pertama sampai sekarang aku ada di tahun kedua,"ucapnya acuh.
"Jangan jangan kau?! Levin Zero!"Gesa berteriak meneriakkan nama seorang murid tingkatan kedua yang bertarung dengannya di final turnamen tahun kemarin.
Levka tersenyum lalu mengangguk sedetik kemudian tubuhnya bersinar biru, ia berubah menjadi seorang remaja berusia sekitar 17 tahun dengan rambut hijau kebiru biruan yang berantakan dan mata bewarna emerald yang menawan.
"Ck, ternyata benar," Melihat itu Gesa hanya tersenyum pahit, di final turnamen tahun kemarin Gesa menang dengan susah payah, tetapi tidak ada perasaan bangga pada dirinya karena dia merasa lawannya tidak menggunakan kekuatan penuhnya, dan sekarang ia sadar mengapa lawannya tidak menggunakan kekuatan penuhnya.
"Oke, sudahi dulu lalu tujuanmu apa?"tanya Jordan matanya masih mengamati dengan was was.
"Tidak ada alasan khusus, hanya ingin saja,"ucap Levka dengan santai sambil sesekali bersiul.
Yang melihatnya hanya bisa melongo tapi Jordan bisa mengendalikan keterkejutannya dia kembali bertanya,"tapi setauku perwakilan Leviathan adalah seorang pria tua,"Jordan melanjutkan sambil tetap mengawasi gerak gerik Levka dan Vivian.
"Oh! Paman Ken maksudnya?"Levka bertanya balik kali ini matanya sedikit berbinar,"biar kuceritakan, dia kubunuh dua tahun yang lalu, sewaktu aku masih menjadi pengembara aku pernah beristirahat di daerah pantai dan yang menemuiku adalah Leviathan! dia sendiri yang datang dan berkata aku memiliki perasaan iri hati yang besar lalu menawariku menjadi kontraktor Leviathan sang iri hati dengan syarat membunuh Ken seorang yang disebut perwakilan iri hati di Dark Union, karena dia sudah kehilangan sifat iri hati."Levka menghela nafas sebentar sebelum akhirnya melanjutkan,"aku membunuhnya setelahnya aku menjadi buronan Dark Union orang yang berhasil menemuiku adalah Vivian. yah, sebenarnya aku secara tidak sadar menemukan dia sedang tertidur diatas pohon."ucap Levka sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,"karena tidak tau aku berinisiatif untuk menjaga dia tapi siapa sangka itu membuatku bertemu perwakilan kesombongan Vanitas, Lux yang berhasil mengalahkanku dan aku terpaksa bergabung menjadi perwakilan iri hati,"Levka berhenti dia mendesah, ia masih ingat betul sewaktu dia di rekrut oleh Lux dengan cara kasar.
"Apakah ada banyak kontraktor dosa?" setelah mendengarkan cerita Levka, Hazard yang sedari tadi diam mulai bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Yah, sebenarnya aku juga kurang tau jika ditanya seperti itu, tapi harus ada lumayan banyak diluar sana, tapi kekuatan mereka akan tergantung kepada kepribadian mereka sendiri," Levka yang ditanya menjawab sambil menggaruk belakang kepalanya, karena dia juga bingung.
Setelah beberapa saat hening dan sudah tidak ada satu hal pun yang ingin ditanyakan semuanya mulai keluar ruangan kecuali Levka dan Jordan.
Jordan masih mengamati Levka,"apa yang tidak kau ungkapkan pada mereka?"tanya Jordan setelah tidak ada orang kecuali dia dan Levka disana.
"Matamu memang tajam, tapi sebelumnya,"Levka tertawa kecil lalu mengulurkan tangannya membekukan setiap sudut ruangan membuat segala suara tidak bisa keluar dari tempat itu lalu melanjutkan berbicara,"aku ingin bilang, aku tidak berada di pihak Dark Union begitu juga Vivian, dia dan aku ingin menghancurkan Dark Union, organisasi itu terlalu berbahaya," Sambil menggelengkan kepala Levka menjawab dengan senyum pahit, yang menyebabkan Jordan mengernyit, tapi sebelum Jordan menanggapi Levka sudah menghilang bersamaan dengan es miliknya. Jordan yang melihatnya hanya menghela nafas kasar, tidak tau harus bertindak apa.
***
Hari telah berganti suasana hati para murid sudah lebih baik dan jadwal turnamen juga sudah dibagikan dari 360 peserta akan dibagi ke 20 grup dengan 18 peserta tiap grup pertandingan tahap kedua akan bersistem battle royale sehingga nantinya hanya akan tersisa 20 orang untuk tahap ketiga atau tahap akhir yang bersistem one vs one.
Hazard melihat daftar untuk turnamen dia senang dia tidak satu grup dengan teman temannya tapi yang membuat Hazard gelisah adalah fakta jika nama Levin Zero ada di kelompok yang sama dengan Alin dan Leon.
Dia khawatir tapi sebisa mungkin dia menyembunyikannya sewaktu dia dan teman temannya ada dikantin ia melihatnya Levka atau Levin sedang masuk kedalam kantin dengan seorang gadis berambut ungu yang terlihat sedang mengantuk.
Dan benar saja saat baru saja selesai memesan makanan gadis berambut ungu itu langsung tertidur pulas di atas meja dengan bantal yang ia bawa sedari tadi.
Setelah selesai makan ia dan teman temannya hendak pergi tapi Hazard memilih tinggal karena dia melihat Gesa yang sedang berjalan ke arah Levka sesaat kemudian mereka saling senyum, yang ada di pikiran Hazard sekarang adalah 'sejak kapan mereka terlihat akrab?'
Dan yang lebih mengejutkan lagi Hazard melihat Malvin berduaan dengan Thalia! Ya Hazard tahu Thalia adalah sahabat Malvin dan Iris sejak dulu tapi setelah Iris tiada Malvin sangat jarang hampir tidak pernah berduaan dengan Thalia dan sekarang mereka berduaan dan lagi mereka makan bersama?!
Hazard tidak habis pikir, pikirannya kacau, jadi ia memilih untuk pergi ke taman untuk menghirup udara segar dan yang ia temukan disana? Rain sedang berduaan dengan Natasha, Hazard memutar bola matanya malas dia berbalik dan memilih untuk tidur di asramanya menenangkan pikiran.