Chereads / Note Day : The Growing Leaves / Chapter 2 - 2. Pohon Yang Tumbuh I

Chapter 2 - 2. Pohon Yang Tumbuh I

Pukul 05.00, karawachi yang sudah bersiap diri diluar rumah untuk latihan bersama sang kake

"srettt", suara pintu rumah yang di buka oleh sang pemilik rumah

"nak sepertinya kau bersemangat sekali untuk latihan"

"tentu saja kek karena ini adalah kesempatanku, aku tidak ingin menyia-nyiakannya"

"baiklah nak... tapi sebelum kita mulai sebaiknya kau perkenalkan dirimu karena tidak sopan bila kau tidak memperkenalkan dirimu kepada kake tua ini"

"baiklah, nama saya adalah karawachi saya berasal dari negara platinum, saya berasal dari keluarga petani, kedua orang tua saya..."

dengan wajah yang sedikit murung karena teringat kedua orangtuanya

"telah meninggal karena dibunuh oleh tentara silver, nama keluarga saya adalah Kurogi, jadi nama belakang saya adalah kurogi"

"baiklah kita akan mulai dengan berlari mengelilingi pulau 1 kali putaran, apakah kamu siap?"

"saya siap kek"

"baiklah ayo kita berlari"

"ehh, tunggu kek saya belum tau nama kake"

"ohh Iyah maaf hehe mungkin karena usia kake jadi selalu lupa, nama kake adalah Miyamoto Musashi"

"Miyamoto?" karawachi yang sedikit bergumam setelah kake menyebutkan namanya karena dulu karawachi pernah mendengar nama tersebut dari kedua orang tuanya, namun karena lupa karawachi tidak menanyakan lebih lanjut kepada kake musashi

"baiklah ayo kita mulai" teriakan dari seorang kake yang sedang bersemangat juga

mereka berduapun langsung berlari mengelilingi pulau dengan luas 500 hektare, di tengah perjalanan karawachi mulai merasa sangat kelelahan diapun berhenti berlari dan mulai berjalan kaki

"apakah kau sudah merasa lelah nak?" Tanya kake kepada karawachi

karawachi hanya bisa mengangguk karena kelelahan, lalu kake mengambil air yang ada di keranjangnya dan memberikannya kepada karawachi

"ini minumlah sedikit"

karawachi mengambil botol air yang ada di tangan kake musashi dan meminumnya

"gluk... gluk... gluk..." suara air yang masuk ke kerongkongan karawachi yang haus karena kelelahan, namun karawachi meminum air tersebut terlalu banyak

"TUK" Pukulan dari sang kake yang mengenai kepala karawachi

"AWWW" suara karawachi karena kesakitan lalu dengan nada tinggi sambil memegang kepalanya karena kesakitan, karawachipun sedikit marah kepada kake musashi

"kenapa kake memukul kepalaku?"

"karena kamu minum terlalu banyak, bukankah kake sudah bilang kamu harus minum sedikit"

"tapi tidak harus dipukul dengan keras juga kek"

"apakah kamu mau perotes kepada kake" sambil menunjukan wajah yang sedikit seram kepada karawachi

"tidak kek hehehe..."

"seram juga wajah kake tua ini" dalam hati karawachi

"baiklah ayo kita lanjut mencari kepiting"

mereka berduapun beranjak mencari kepiting dan menyusuri di sekitaran bebatuan pesisiran pantai

Namun setelah lama mencari kepiting, karawachi hanya mendapatkan 2 kepiting iapun lalu melihat kepada kake musashi yang hanya duduk diam di atas batu besar sambil menatap lautan yang luas

"Kek apakah kake sudah mendapat kepiting?" teriaknya karawachi kepada kake musashi

"Iyah, kake sudah mendapatkan 10 kepiting sejak tadi"

Karawachi yang terheran-heran kepada kake musashi yang hanya 10menit mencari namun sudah mendapatkan 10 kepiting

Setelah mencari kepiting mereka melanjutkan dengan mencari ikan di lautan lepas

kake menuruni batu dan berjalan menghampiri karawachi

"ayo nak... selanjutnya kita akan mencari ikan dengan perahu kecil itu"

terlihat sebuah perahu kecil tak jauh dari tempat mereka mencari kepiting

"kita akan mencari ikan dengan perahu kecil itu ke?"

tanya karawachi kepada kake musashi

"iyah kita akan mencari ikan dengan perahu kecil itu"

karena merasa ini bukanlah bagian dari latihan karawachi sedikit menunjukan wajah yang terlihat kecewa

"tapi ke kenapa kita harus melakukan ini bukankah kita berniat untuk melatih fisik kita dan bukannya malah berburu makanan seperti ini"

"sudah jangan banyak protes ini juga bagian dari latihan"

"tapi ke" dengan wajah yang sedikit kecewa

"sudah jangan banyak protes cepat dorong perahu itu ke perairan"

"baiklah ke"

Mendorong sebuah perahu kecil yang berada di atas pasir ke pesiairan lautan oleh karawachi dengan kake musashi yang berada di atas perahu

"haa.. haa.. haa.." sedikit lelah dan murung dengan semua latihan ini karena dia merasa bahwa semua ini hanyalah sia-sia saja dan juga merasa ingin menyerah saja, namun seketika Karawachi teringat akan kejadian yang menimpanya

dimana ia teringat akan kejamnya tentara silver yang telah melenyapkan apa yang ia punya dan membuatnya memiliki sebuah alasan untuk kembali lagi bersemangat melanjutkan latihannya

"ayo nak, kenapa diam saja apakah kamu sudah menyerah?" tanya kake kepada karawachi

sekali lagi karawachi mendorong perahu kecil itu namun Begitu berat karena tak hanya perahunya saja yang berat namun juga di tambah oleh 1 orang kake tua

Bahkan ketika karawachi mendorongnya berkali-kali perahu tersebut tidak bergerak sama sekali

"Apakah cuman segini kemampuanmu nak?" Dengan nada yang sedikit meledek

Diam sejenak untuk menghela nafas karena lelah dan melihat ke sekitaran pantai selama beberapa menit

"Jadi kau sudah menyerah sekarang nak?" Dengan nada yang sedikit meledek lagi kepada karawachi

karawachi melihat Banyaknya kayu yang berserakan di sekitaran pantai, sehingga terlintas di benak karawachi untuk menjajarkan kayu-kayu tersebut di bawah perahu dengan jarak 30cm berbaris menuju air laut

Mengambil satu persatu kayu yang berserakan di sekitaran pantai dan menjajarkan kayu-kayu tersebut di bawah perahu

Sekali lagi karawachi mendorong perahu tersebut dengan sekuat tenaga dan berhasil mendorong perahu kecil itu sampai ke perairan laut

"Hebat juga kau nak" dengan wajah yang tersenyum kake musashi sedikit kagum terhadap karawachi

Naik keatas perahu dengan perairan laut yang cukup tenang lalu mendayung perahu kecil itu perlahan demi perlahan dengan jarak tempuh hingga 100meter dari pesisiran lautan

Berbekal sebuah tombak dengan ujung mata pisau yang diikat oleh sebuah tali dari sabut kelapa dan sudah tersedia di atas perahu kecil dengan masing-masing ada 3 buah tombak beserta 3 buah kacamata renang

mereka melompat dari perahu kecil tersebut ke dalam lautan yang luas, ketika karawachi berada di bawah air laut karawachi melihat begitu banyak ikan yang hidup dengan jenis yang berbeda-beda

membidik dan mencoba melemparkan tombak yang ada di tangannya dengan sekuat tenaga ke rombongan ikan yang ada di hadapannya

sssssebbb... sebuah lemparan dari karawachi yang tidak mengenai satu ikanpun, walaupun karawachi melemparkan tombak tersebut dengan sekuat tenaganya namun tetap saja lemparan tersebut terlalu lemah dengan jarak yang cukup jauh juga dari ikan-ikan yang dia lihat

mengambil lagi tombak yang telah ia lempar lalu mengambil nafas ke atas permukaan laut dan mencoba menangkap lagi ikan-ikan tersebut, namun kali ini karawachi mencoba menangkap ikan dari jarak yang cukup dekat, berenang perlahan mendekati ikan-ikan tersebut dan melemparkan tombaknya lagi dengan sekuat tenaga lalu "srebb.. " karawachi mendapatkan 1 ikan dengan ukuran cukup besar

setelah mendapatkan 1 ikan karawachi mencari kake musashi namun karawachi tidak melihat kake musashi berada di bawah lautan

dalam hati karawachi bertanya-tanya

"dimana kake musashi? mungkinkah dia sudah di atas perahu?"

karena sudah tidak ada kake musashi di bawah lautan karawachipun berenang keatas dan menemukan kake musashi berada di atas perahu

"kek apakah kali ini kake juga sudah mendapatkan ikan"

dengan tawa kecil kake Musashi menjawab pertanyaan karawachi

"sudah nak, dari tadi kake sudah mendapatkan 10 ikan besar, bagaimana denganmu nak?"

karawachi menunjukan hasil buruannya dengan wajah yang sedikit malu

"hehehe.. sudah ke"

"baiklah ayo naik, kita akan melanjutkan latihan fisik kita"

mendayung perahu kecil itu lagi ke tepian pantai secara perlahan-lahan, setelah sampai di tepian pantai kali ini karawachi menarik perahu kecil itu menggunakan tali tambang yang telah karawachi temukan di sela-sela dudukan perahu lalu karawachi ikatkan di ujung perahu dan menariknya ke atas pesisiran pantai dengan jalur kayu yang telah ia buat

hah.. hah.. hah.. lelah setelah menarik perahu ke atas pesisiran pantai lalu karawachi duduk sebentar dan menanyakan soal tali yang telah ia temukan di atas perahu kepada kake musashi

"kek kenapa kake tidak memberitahuku bahwa ada sebuah tali di atas perahu?"

sambil membawakan keranjang anyaman bambu kepada karawachi kake menjawab pertanyaan tersebut

"kenapa kamu tidak bertanya kepada kake hahaha, ini bawa keranjangmu"

"hehehe..." dengan sedikita bergumam "dasar kake tua"

setelah sedikit beristirahat mereka melanjutkan latihan fisiknya, kali ini mereka melanjutkannya dengan berlari menuju rumah

sesampainya di depan rumah kake musashi mengambil keranjang yang di bawa karawachi dan menyuruh karawachi untuk pergi ke kebun yang berada tak jauh dari rumah kake musashi tersebut, sedangkan kake musashi masuk kedalam rumah dan membawa kedua keranjang yang berisikan ikan dan kepiting yang telah mereka tangkap untuk di simpan di dalam rumah

jarak antara kebun dan rumah kake musashi adalah 25 meter dengan pohon-pohon besar yang membatasi antara rumah dan kebun milik kake musashi yang memiliki lebar sekitar 10 meter

di balik hutan kecil itu ada sebuah kebun dengan berbagai macam jenis sayuran yang tumbuh subur tak cuman sayuran ada juga buah-buahan yang besar dan manis

disanah juga sudah ada hinata yang sedang memetik sayuran dan buah-buahan segar

karawachi yang melihat hinata langsung berteriak memanggil-manggil hinata

"oi... ka... oi... kaka..."

ketika sedang memetik sayur-sayuran hinata mendengar ada sebuah teriakan orang yang menurut hinata sedikit asing di telinganya lalu ia menengok ke berbagai arah untuk mencari tahu dari mana asal suara tersebut dan ia melihat ada seorang anak kecil di pinggiran kebun dekat dengan pohon apel sambil melambaikan tangan ke arahnya lalu hinata membalas lambaian tangan tersebut

karawachipun mendekati hinata dan bertanya

"ka tadi saya di suruh oleh kake untuk datang kesinih"

"ohh, kake menyuruhmu untuk datang kemari"

"iya ka, jadi apa yang harus saya lakukan"

"tolong bawakan keranjang-keranjang ini ke dalam rumah karena kaka sudah hampir selesai, ohh iyah, sebelumnya tolong perkenalkan namamu dek?"

"baiklah ka, nama saya adalah karawachi kurogi saya dari negeri platinum"

"ohh karawachi, saya adalah hinata, hinata nakamura saya juga sama sepertimu terdampar bersama adik saya dan di temukan oleh kake musashi, asal negeri saya adalah negeri bronze yang sekarang sudah di kuasai oleh negara silver"

"ohh bronze yah, baiklah ka salam kenal"

"salam kenal juga karawachi"

keranjang yang telah terisi oleh sayuran dan buah-buahan yang telah di petik oleh hinata lalu karawachi membawanya dengan cara di gendong seperti tas gendong

"baiklah, sampai jumpa dirumah ka"

"iya sampai jumpa juga dirumah.." sambil melambaikan tangan kepada karawachi

seketika setelah mendengar sedikit cerita dari hinata karawachi merasa bahwa pada awalnya hanya dia di pulau ini yang bernasib seperti ini, namun setelah berbicara dengan Hinata ia merasa bahwa ia tidak sendirian yang merasa memiliki nasib buruk seperti ini

sampilah karawachi dirumah lalu ia membukakan pintu, menaruh sendalnya di sebuah rak kusus, setelah itu ia pergi ke dapur untuk menaruh keranjang dan menemui kake musashi

"sret..." suara pintu terbuka

"kek selanjutnya apa yang harus saya lakukan lagi?"

"tolong isi penuh bak air kamar mandi dan setelah itu potong kayu-kayu yang ada di belakang rumah"

"baiklah ke, akan saya kerjakan"

pergilah karawachi ke belakang rumah untuk mengisi bak air kamar mandi dan memotong kayu

ketika karawachi melihat jarak antara pemompa air dengan bak air kamar mandi adalah sekitar 10 meter ia merasa ini akan terasa sangat melelahkan karena tak hanya airnya saja yang berat namun embernyapun juga berat karena terbuat dari kayu sehingga harus memiliki tenaga yang cukup kuat

hingga saat baknya terpenuhi air karawachi merasakan kedua lengannya tak bisa diangkat kembali lalu karawachi berhenti sejenak untuk mengistirahatkan lengannya yang terasa berat

setelah 20menit berlalu karawachi mulai berdiri kembali untuk memotong kayu walaupun lengannya masih terasa sakit dan berat ketika mengangkat kampak namun karawachi tetap memotong kayu-kayu itu walaupun yang ia potong hanyalah kayu-kayu kecil karena ia tak sanggup memotong kayu dengan ukuran yang besar

satu persatu ia potong hingga datanglah hinata

"karawachi apakah kake yang menyuruhmu untuk memotong kayu"

"iyah ka, kake yang menyuruhku"

"sudahlah sebaiknya kamu istirahat saja biar kaka yang memotong sisanya, nanti kaka akan buatkan makanan yang banyak saat makan siang"

"benarkah ka, tapi...."

"sudahlah kake tidak akan marah, pergilah mandi dan bersiaplah untuk makan siang"

"baiklah ka, trima kasih ya ka" dengan wajah yang gembira

karawachipun pergi mandi dan bersiap untuk makan siang