Geovano masuk ke dalam mobil sedan merahnya. Dan melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Dia seolah tidak tau harus berkata apa lagi. Kerinduannya terhadap sang kekasih membuat dirinya tersiksa.
"Cherrysha, kenapa kamu lakukan ini kepadaku, kenapa kamu malah mengirim adikmu untuk selalu bersama denganku, tahukah kamu bahwa aku sangat merindukan dirimu, aku ingin memelukmu aku bahkan ingin mendekap tubuhmu, Sayang. Cherrysha." Pria itu terus berguman dalam hatinya.
Pikirannya tidak tenang. Karena hanya Cherrysha yang ada di dalam pikirannya. Apa yang tadi dia lakukan kepada Clarysha itu semata-mata hanya untuk memberikan gertakan saja kepada Clara, agar tidak terus menerus membodohi dirinya. Menjadi wanita pengganti untuk sang kakak.
Dengan hati yang terus gelisah akhirnya Vano tidak bisa melanjutkan lagi kendaraannya. Dia memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan. Pria itu langsung mengambil ponselnya lalu melihat ke arah ponselnya.
"Sayang, Cherry," seru Geovano dengan perlahan.
Kembali ke tiga tahun lalu.
Di kantor Geovano.
Abang Vano sedang sibuk dengan berkas-berkas yang kini sedang ditandatangani. Tiba-tiba saja seseorang datang dan mengetuk pintu.
"Boleh aku masuk, Kak?" ucap seorang gadis cantik dengan wajah yang begitu bersinar, suaranya begitu lemah lembut dan terlihat bahwa gadis itu sangat sopan.
"Cerry, Sayang. Ayo kesini! Lama sekali kita tidak berjumpa," kata Vano dengan senyuman manisnya itu langsung berdiri dari posisi duduknya dan berjalan menghampiri gadis tersebut.
"Rindu sekali sama kamu, Sayang," kata Abang Vano sambil memeluk erat tubuh wanita yang ada di hadapannya.
"kak maaf, aku-aku,"
"Stt Sayang aku rindu." Abang Vano hendak mengecup kening wanita yang sangat dia cintai. Tetapi tiba-tiba saja wanita itu mendorong abang Vano sampai abang Vano terjatuh.
"Ini aku Clarysha bukan kak Cherrysha," tangkas gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Cla?" Vano terkejut. Dia mengucek matanya dan ternyata memang Clarysha.
Clarysha adalah anak Lintang yang nomor dua, umur Clarisha dan Cherrysha hanya beda dua tahun saja. Karena memang Lintang ingin memiliki banyak anak tetapi sayangnya Lintang hanya dikaruniai dua orang anak saja.
"Cla, kamu itu bukan Clarysha tapi kamu itu Cheryshaku, aku tahu betul dengan aroma tubuhmu setiap aku mendekatimu itu adalah kamu," kata Abang Vano lantang.
"Kak, cukup! Aku datang ke sini bukan untuk bernostalgia dengan kakak, aku datang kesini disuruh oleh papi, selama aku magang di perusahaan papi semua orang malah memperlakukan aku dengan spesial. Karena itulah papi menyarankan aku untuk magang di tempat Kakak, agar aku diperlakukan biasa saja oleh karyawan yang lainnya, aku kesini bersungguh-sungguh untuk belajar berbisnis bukan untuk merayu Kakak," lirih Clarisha dengan mata yang berkaca-kaca.
"Cla, kapan kamu wisuda?" tanya Vano sambil memalingkan wajahnya. Vano terlihat kecewa bahwa gadis yang ada dihadapannya ini adalah Clarysha bukan Cherrysha tunangannya. Tetapi anehnya Vano merasa begitu dekat dan mengenal jelas gadis yang dia peluk barusan.
"Tahun ini, karena itulah aku harus magang untuk memenuhi nilaiku," kata Clarysha dengan suara yang rendah.
"Baiklah jadilah asistenku," kata Abang Vano kepada Clarrysha.
"Apa itu tidak terlalu tinggi untuk jabatan seorang mahasiswa magang?" kata Clarisha sambil menatap abang Vano dengan mata yang penuh tanda tanya.
"Tidak apa-apa karena memang pekerjaan asistenku banyak sekali, aku membutuhkan dua asisten dan dengan kehadiranmu aku merasa sedang berdekatan dengan Cherrysha kakakmu. Karena itulah aku senang jika melihat wajahmu," ungkap abang Vano kepada Clarysha.
"Kak, lihat aku, aku Clarrysha. Bukankah kakak tahu kalau wajah kami sangat mirip. Kami tidak kembar pasti Kakak bisa membedakan mana aku dan mana dia. Aku tidak suka Kakak menyamakan aku dengan dia. Aku tidak suka sikap kakak yang sok akrab denganku," bentak Clarysha kepada Abang Vano. Abang Vano melihat Clarysha dengan mata yang berkaca-kaca.
"Maafkan aku, ini karena wajah kalian yang sangat mirip," jawab Abang Vano dengan suara yang rendah lalu pria itu menelan saliva.
"Hai kakak, aku harus bagaimana, aku kurang mengerti dengan pekerjaan sebagai asisten. Kakak bisa membantu aku memberitahu bagaimana dan apa yang harus aku kerjakan," kata Clarysha sambil menyodorkan sebuah berkas proposal untuk ditandatangani oleh Vano.
"Untuk sementara hari ini kamu duduk saja di sini, sampai Revan datang memberitahukan pekerjaanmu," kata abang Vano dengan suara yang rendah, lalu dia pun duduk di mejanya dan kembali melihat berkas-berkas miliknya.
"Hanya duduk saja?" Clarysha menatap calon kakak iparnya dengan tatapan penuh dengan tanda tanya.
"Yah selain itu kita bisa makan siang," kata abang Vano sambil terus menatap huruf demi huruf berkas yang dia hendak tandatangani.
"Seperti Kakak tahu, aku ke sini kan buat magang Kak. Masa aku hanya duduk dan makan?" Sekali lagi Clarysha bertanya.
Clarysha Itu kan namamu, hari ini cukup diam saja, kamu cukup melihat pekerjaan Revan. Setelah itu kamu boleh bertanya pada dia, kamu mengerti?" tangkas abang Vano sambil menatap Clarysha dengan tatapan yang sendu.
Pria itu seolah sangat merindukan Cherrysha. Sayangnya Cherrysha setiap hari tidak ada waktu untuknya.
"Baiklah jika memang itu keinginan kakak, Berarti sekarang aku memanggilmu Bapak, Tuan atau Bos?" tanya Clarysha.
"Boleh kamu panggil aku suka hati saja," ucap abang Vano sambil menghela napas yang begitu berat.
"Sesaat lalu dia melihat ponselnya dan terpampang wajah Cherrysha yang begitu cantik. Memang mereka sangat mirip, perbedaannya hanya di gaya rambut saja Cherysha memiliki rambut yang berwarna pirang karena dicat sedangkan Clarysha memiliki rambut yang sedikit kemerahan.
"Cerr, sini ambilkan aku minuman di meja," kata abang Vano sambil fokus dengan berkasnya.
"Clarysha lalu memberikan minuman tersebut. Lalu Vano meneguknya dengan perlahan. Tiba-tiba saja Vano mengerutkan dahinya tatkala tiba-tiba abang Vano merasakan soda dalam mulutnya.
"He he he ... Sayang, kamu itu memang selalu kaya gitu kalo minum soda, selalu bikin aku tertawa dengan expresi lucumu." Clarysha terkekeh.
"Iya Sayang, maaf ya," ungkap Geovano dengan senyuman manisnya. Tiba-tiba saja mereka tersadar sesuatu.
Mereka saling bertatapan dan abang vano langsung berdiri. Clarysha mundur dengan perlahan.
"Maaf bukan maksud aku," kata Clarysha sambil terus berjalan mundur. Gadis itu terlihat pucat. Dan kini Clarysha hampir terjatuh dan dengan sigap vano menarik tangan Clarysha akhirnya kini Clarysha sudah berada dalam pelukan abang Vano.
"Gadis penipu, selalu menipuku," kata vano dengan mata yang berkaca-kaca.
"Lepasin aku kak," lirih Clarysha.
"Kenapa? Kamu takut padaku? Seharusnya aku yang takut padamu, atas semua perbuatanmu, kamu membohongi aku selama ini, menyamar menjadi Cherry dan mendekati aku, kalian keterlaluan kalian mempermainkan aku," kata bang Vano dengan tatapan mata yang sendu.
"Kak, jangan ungkit itu lagi, bukankah kakak sudah berjanji," kata Clarysha dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apa tujuanmu mendekatiku dan menyamar menjadi Cherrysha?" tanya Vano dengan tatapan setajam elang.
"Semua itu aku lakukan demi kak Cerry, aku tidak mungkin berniat jahat pada kakak," lirih Clarisha.
"Tapi kamu sudah membuat aku kebingungan, aku bahkan begitu menyayangi dirimu, tetapi ternyata kamu bukan Cerry. Kalian pembohong," kata Vano lalu melepaskan pelukannya pada gadis itu.
Itulah yang Vano bayangkan saat ini. Saat di mana pria itu bertemu dengan Clarysha sebagai Clarrysha bukan sebagai Cherrysha.
***
Catatan kecil Author.
Karena banyak pembaca baru, jadi aku mengulang beberap kisah masa lalu mereka, agar pembaca baru mengerti.
Salam sayang dariku, Evangelin Harvey.