"Ehem...."
Suara dari alat transmisi ku berbunyi
"Tes, tes, tes mic tes..."
Suaranya masih berbunyi dikupingku
"Lalalalala"
Dia bernyanyi....
"BHACOTT KAU TONGKAT BESIII!!!!"
Teriak Jean...
"Uwaaa suara mu nyaring tahu!"
Balas Hikaru...
"Lagi pula ada apa denganmu Hikaru tak biasanya kau seperti itu" aku pun menyelak mereka berdua.
"Bukan apa-apa aku hanya bosan, dari tadi tak ada pergerakan musuh...." celetuk Hikaru
"Regu ku juga tidak mendapatkan apa-apa dari kamera pengintai"
Kazuki ikut dalam perbincangan kita
"Yang kita harus lakukan adalah menunggu...." kata kapten dengan nada karismatik
Jujur saja aku selalu menyukai wanita yang ber-karismatik :3
*Lime*
HP ku berbunyi menandakan ada pesan dari suatu aplikasi chatting tertentu
*Futaba*
"Oh..."
Aku buka ruang obrolanku yang masih tidak ada isinya kecuali pesan dari Futaba barusan.
"Hai ho Daigo"
????
Apa itu hai ho? Apakah itu trend sekarang, jujur apa sih itu? Apa aku harus bertanya kepada Jean, tidak tidak dia pasti akan menertawaiku
"Futaba ya? Hmmmm~~"
Aku merasakan kehadiran bule itu di punggung ku
"Siapa itu cewek baru?" Kata Jean dengan nada sebal
"Cewek ndas-mu dia itu cowok tahu..." bentak-ku
"He~apakah sang Breaker masih trauma karena insiden waktu itu?"
Kata Jean sambil nyengir
"Tolong jangan ingatkan itu lagi ok..."
Untuk sekarang aku akan menjawab pesan Futaba dengan sticker selamat malam ini....
*Tit*tit*tit*
Alarm mobil berbunyi
"Ada pergerakan mencurigakan, kukirim kordinat-nya ke kendaraan kalian"
Kazuki lalu mengirimkan kordinat tempat terjadinya pergerakan.
"Daerah itu bukannya dekat dengan toko roti bukan? Apa yang mereka curi sih?" Celetuk Jean
Aku lalu menancap gas motor-ku dan menuju ke TKP
"Jean sebaiknya kau buka koper-mu itu, untuk berjaga-jaga saja."
"Aku berusaha..." jean sambil mengetik nomor sandi koper-nya
"Hei Daigo sandi koper-ku apa ya?"
Jean berkata dengan nada sedikit panik
"Mana aku tahu bukannya tanggal lahir mu?"
"Um nope bukan...."
"Coba yang lain!!" Bentakku
*kecrek*
Suara koper terbuka.
"Kebuka juga, kau ingat sandi-nya?"
"Tidak aku baru ingat kalau koperku memakai scan sidik jari hehe..."
"-_-"
Kami tiba di TKP dan melihat orang-orang sedang mengeluarkan suatu alat.
"Tunggu alat itu...aku rasa aku pernah melihatnya..." aku berkata dengan nada pelan
"Iya itu alat yang pernah kita lihat di Siberia, alat yang di khusus kan untuk menjatuhkan kendaraan berat."
"Tapi mereka malah menggunakan itu untuk membobol toko roti"
"That's just plain stupidity aint'it Daigo" Jean berbicara dengan aksen Inggris nya
"Bicaralah dengan normal..."
Aku pun menghubungi kapten untuk memberi tahu situasi dan apa yang sedang kita hadapi.
Tiba-tiba Jean langsung menarik pelatuk tembakannya.
"OY BODOH apa yang kau lakukan?!" Bentakku
"Daigo mereka bukan mau membobol toko roti itu, itu memang markas mereka..."
Aku melihat ke arah toko roti dan tak kusangka banyak orang keluar membawa senjata api.
*Duar*
"
"F*ck" aku langsung menjauh dari mereka
"Jean kau siap?"
"Ready whenever you are"
Kata Jean sambil mengambil senjata di kopernya.
Ya koper Jean hanya sebuah gimmick sebenarnya koper itu adalah senjata api, Twin Plasma Revolver senjata berbasis peluru energi itu dapat dilipat menjadi bentuk-bentuk tertentu, untuk menghindari perhatian orang-orang Jean melipatnya menjadi wujud sebuah koper.
*vingggg*
Suara aktifasi senjata Jean
* Voice activation required *
"Jean mc'Dovelin" Jean telah mengaktifkan senjatanya
Aku memutar kembali ke kerumunan orang-orang bersenjata itu.
"Jean, waktunya berburu..."
*vrum*
Aku ngebut ke arah mereka sambil mengeluarkan pistol-ku
Tiba-tiba
*zung*
*Duar*
Sebuah tongkat besi datang dari arah kami dan menghancurkan alat perang itu.
"Kalian curang, tidak memberi tahu kami"
Hikaru dan Kapten muncul dari belakang kami
"DASAR KAU TONGKAT BESIII, kau tahu tidak betapa susahnya mengeluarkan senjata ku ini" Jean teriak
"Lagian kalian juga lama-lama aku tidak tahan lagi" celetuk Hikaru
"Jika kalian ingin mengejarnya, itu" kapten menunjuk ke orang yang selamat dari ledakan itu.
Orang itu mengambil mobilnya dan kabur.
"DAIGOOO ayo kejar dia!!" Bentak Jean
"Iya ya, lagipula kenapa juga kau bersemangat?"
"Jika aku bisa menangkapnya dengan cepat dan efisien siapa tahu Komandan akan memberikan ku Bonus..." kata Jean sambil ngiler
"Kuy" aku menancap gas dan mengejar orang itu
"Jean sudah waktunya kau menembak bukan?"
"Aku mencoba, tenang saja"
Jean menahan pelatuk Twin Plasma Revolver sehingga menciptakan bola energi berdaya tinggi yang tinggal menunggu untuk dilepaskan
Orang itu mungkin menyadari-nya lalu mencoba berkendara secara tidak beraturan.
"He~ seperti rusa yang ingin menghidar dari cengkraman harimau"
Jean memfokuskan arah tembakannya
"Sorry to say But this tiger never lets go off her pray" Jean menekan pelatuknya
*Duar*
Bagian belakang motor orang itu meledak, tak perlu diragukan lagi memang Jean pantas disebut sebagai M.C.P's Best Marksman.
Orang itu terpental jauh akibat tembakan Jean tadi, jauh, jauh sekali bahkan hampir melewati garis perbatasan Selatan dan Utaー oh tidak
*Bruagh*
Dan tentu saja orang itu sudah jatuh dan melewati garis perbatasan.
"Yap kurang beruntung" celetuk ku
"Daigo tarik tubuhnya"
"Kau gila ya?"
"Demi Bonus aku rela bertarung melawan siapa pun!"
Saat berpikir akan memutar aku mendapat ide
"Hei Jean motor-ku kan punya fungsi pengait-nya..." kataku sambil menekan tombol pengait
"Uwaw jadi motor ini bukan cuma besar saja, tapi fungsinya banyak juga toh"
"Apa itu sarkas? Itu tidak membantu..."
Aku memfokuskan pengait motor ke arah tubuh orang itu.
"Tinggal satu pencetan lagi dan DUARR Bonus Daigo!" Jean berkata dengan antusias yang tinggi.
Tapi...
"Hei, hei, hei" ada suara datang dari kegelapan
"Ah..." aku menarik masuk pengait yang hampir mendapatkannya
"Ho~ ternyata sang adik datang untuk mengambil hewan buruan nya"
Sesosok perempuan datang dan mengambil orang itu.
"Hey ternyata sang eks maling ya~" celetuk Jean
Orang itu adalah salah satu anggota dari M.C.P cabang utara, nama panggilan Willow, dulu dia bekerja sebagai pencuri dengan alasan untuk menghidupi orang-orang tak mampu, tapi karena kelincahan dan kelenturannya dia dimasukan ke M.C.P. Utara.
"Yo willow" sapa ku, "tenang saja dia sudah menjadi milik kalian"
"Hei kenapa dengan nama sebutan itu? Itu masa lalu panggil namaku..."
Eh...
Namanya...
Siapa ya? Aku selalu memanggilnya Willow jadi kalau nama aku tidak tahu, untuk sekarang aku harus melakukan apa yang disebut Tactical Retreat.
"Ah...iya komandan...um..ya oke kita akan pulang" dengan spontan
"Eh transmisi dari komandan? Perasaan tidak ada..."
Bule Tolol....
"Hey adik jangan-jangan kau ini..."
Um...um...um
AHA
"Uwahh si garpu besi akhirnya datang ya"
"Oh Sairi" Willow spontan memutari badannya "liat nih adik mu masa dia lupa namー" secara mendadak dia berhenti berbicara
*Ting*
Aku melemparkan bom asap kearah-nya lalu kabur.
"O-oi serius bom asap?" Dia teriak dari jauh...
"Hah kita berhasil kabur juga" celetuk ku dengan lemas
"HAH...."
terdengar suara Bule yang sedang menghela nafas....
"Aku tak bisa berbuat apa apa, aku telah berjanji kepada kapten"
"Lagipula sebenarnya ada apa sih dengan eks maling itu, Datangnya cepat sekali" Jean berkata dengan sebal
"Mungkin sihir spesialisasinya?"
"Yah mungkin..."
Kita berdua diam sejenak...
"Sekarang yang harus kita pikirkan adalah harus bilang apa ke Komandan dan apa yang harus kita lakukan tentang gaji-mu" aku pun mengakhiri kesunyian itu
"Kita jujur saja, orang itu mental ke garis perbatasan dan kita tak maー, tunggu ada apa dengan gajiku?" Jean mulai panik
"Kau tidak ingat? Gajimu kan dipotong karena telat..."
*Vringg*
Terdengar suara Twin Plasma Revolver milik Jean, aku lalu melihat kaca spion hanya untuk menyaksikan bahwa tembakan itu diarah kan ke kepalanya
"Hey Bego jangan" spontan aku menghentikannya
"Huaaaa jangan hentikan aku, bulan depan aku tidak bisa makan juga jadi aku akan mempercepat prosesnya!!"
"Jangannnnn"
.
.
.
.
.
.