Chereads / Magic Breaker / Chapter 5 - Bullet Hell

Chapter 5 - Bullet Hell

"Jadi..."

Komandan duduk dikursinya

"Kalian bilang kalau pencuri itu mental sampai garis perbatasan?" Ketua memukul meja-nya

"Seperti itu komandan" jawab kapten

"Jadi siapa dari kalian yang melakukan itu?"

Kami bertiga menatap Jean

"Hmm...." Jean mulai panik lagi

"Ms.Jean?" Komadan lalu memfokuskan pandangannya ke arah jean

.....

Tapi Jean tetap bersikeras untuk tidak mengakui perbuatannya

Aku pun menyikut tangannya sebagai Kode.

*Bruk*

Aku di injak olehnya

Dasar Bule gila, sakit tahu...

"Ms.Jean apa kau yang melakukannya?" Tanya komandan sekali lagi

.....

Tetap tidak ada jawaban

"Oke...kalau begitu..." komandan bangun dari kursinya lalu menghampiri Jean

"Lihat aku...."

Komandan meng-aktifkan rangkaian sihirnya

Jean mungkin menyadarinya lalu dia langsung menutup erat kedua matanya...

"Daigo, Aoi tolong buka matanya..."

Kami berdua langsung bertindak dengan cepat

"Nghhhh kalian ini ada di sisi siapa sih?"

"Komandan" kami berdua berjawab secara bersamaan

"Sialllll"

Mata Jean akhirnya terbuka lebar.

"Oh Jean...kau ini tetap saja berbohong kepada-ku" Rangkaian sihir komandan aktif kembali

Eyes of Absolute Command sihir spesialisasi milik komandan seperi namanya, sihir itu bisa membuat seorang menaati setiap peraturan yang diberikan oleh penggunanya.

"Jadi untuk terakhir kalinya. Siapa yang mementalkan pencuri itu?"

"Itu aku komandaaaaan" teriak Jean sambil menangis

"Gaji POTONGGGGGGG!!!!"

"TIDAAAAAAAAAAAAAAK"

Pada akhirnya aku harus membelikan Jean makanan selama satu bulan....

1 bulan kemudian

Karena kejadian bulan lalu, aku sekarang ada di posisi Jean tidak ada uang, tidak ada pekerjaan gaji bulanan sudah aku pakai untuk membayar semua utang-utang ku.

Sepertinya sekarang aku tahu kenapa Jean selalu Toxic...

"Ya ada juga hari seperti ini..."

Kataku terdiam sambil melihat keluar jendela ruanganku

" Mungkin sekarang aku harus mencari kerja sampingan..."

*cring*cring*

Seperti ada yg mendengar curhatanku tadi handphone ku berdering

*Megumi Kato*

Dia adalah teman satu nasibku, membunuh untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keluarganya menjalankan bisnis senjata api, dari tempat mereka juga aku menyetok peluru peluru ku.

Aku mengangkat handphone ku lalu memencet tombol angkat berwarna hijau yg terletak di kanan lalu menggesernya ke kiri.

"Ada apa?"

"Lama sekali kau mengangkatnya memangnya kau sedang apa? Menarasikan profil ku?"

"...ehem..jadi ada apa?"

"Kau bebas malam ini?"

"Sepertinya kau tahu aku sedang apa toh

aku bisa merasakan tatapan mu dari sini"

"He~ jadi kau bisa merasakan keberadaan infocus ku dari jarak sejauh itu ya?"

"Aku bisa merasakannya setiap hari lagipula apa kau tidak pernah ada kegiatan selain memandangi orang orang?"

"Jangan salah walaupun begini aku bisa menyelesaikan tugasku tanpa harus meninggalkan kamarku..."

Sihir spesialisasi Kato Infocus bisa memperluas dan memperbesar jarak penglihatannya sampai beratus ratus kilometer dia biasa memakai sihirnya itu ketika melacak dan mengikuti target nya tapi ada satu kelemahan dalam sihir yangr sangat memberuntungkan itu, semakin jauh sasarannya maka jarak penglihatannya akan semakin buram butuh waktu yg lama agar bisa normal kembali

" tapi karena kemalasan itu kamar mu jadi berbau bubuk mesiu...."

Hampir setiap hari aku mendengar bunyi tembakan senapan dari arah rumahmu dan aku yakin bukan hanya diriku saja yang mendengar bunyi itu...

"Aku tak mau mendengar itu dari orang yang menyimpan semua senjata api nya diruang bawah tanahnya"

Damn

Harus kuakui itu tadi balasan argumen yang bagus...

"Ehem..jd ada apa?"

Mengetahui bahwa aku terpojok karena argumen barusan aku langsung mengganti topik

"Mau uang?"

"....."

Aku terdiam sejenak

"Terakhir kali aku menjawab iya kau membawaku ke restoran sepupumu dan menyuruhku untuk mencuci piring jadi TIDAK.."

"Ah tapi sekarang berbeda kok!"

"....."

"Percaya padaku..."

"...."

Aku lalu memberi tampang sinis keluar arah jendela, mengetahui bahwa dia bisa melihatku dengan jelas dari rumahnya

"ADA APA DENGAN TAMPANG MU ITU?!"

"Memang apa pekerjaannya?" melihat kondisi ku sekarang aku tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran Kato

"Biasa lah ada ada seseorang yang tidak suka dengan seseorang"

"Jadi Hitman kah?"

"Um"

"Tapi kau tahu aku ber-sumbu pendek kan, jika aku tidak menyukai targetnya aku tidak segan-segan loh"

"Dan karena itu juga Daigo kenapa aku memilih mu."

"Maksudnya" tanya ku

"Kalau targetnya cuma satu orang saja sudah jelas akan ku ambil untuk sendiri" Kato lalu mengirimkan foto targetnya

*plup*

Foto target-nya telah sampai di ruang obrolan ku dan Kato

"Kato...ini...bukan foto orang...." difoto itu terdapat gedung sebuah perusahaan ter 'nama' di Jepang

"Aku tahu kok..."

"-_-"

Orang macam apa yang mengirimkan Hitman ke perusahaan?

"Orang yang menyewa keterampilan kita sepertinya mantan boss perusahaan itu..."

"Hm~, jadi siapa saja yang ikut?"

"Jadi apakah ini iya?"

"Tak ada pilihan lain, aku kehabisan uang..." kataku sambil menyiapkan peralatan-peralatan ku

"Yoi, jemput aku dulu ya nanti kita ketemuan sama Haruhiko dan kak Yuuki" Kato menutup telfon

Jadi mereka berdua ikut ya, setelah sekian lama akhirnya Bullet Hell bangkit kembali.

Bullet Hell adalah grup pemburu bayaran yang di danai oleh M.C.P, pekerjaan utama kami adalah ya membunuh

tapi bukan sembarangan membunuh kita hanya membunuh jika ada klien. Kami tidak akan membunuh seseorang jika tidak ada klien, kita tidak akan bertindak kalau tidak ada uang itulah motto kami

*vrum*

Sambil menuju ke rumah Kato aku ingat sesuatu

"Kak yuuki masih punya utang kepada ku" aku menancap gas motorku.

Sesampai dirumah Kato

"Katooo main yuk" dengan nada monotone

Tiba-tiba jendela rumahnya terbuka

"Memangnya aku bocah? Tolong aku menurunkan senapan ku" sambil melempariku tas berisi peluru senapan

"Baik" setelah menangkap tas itu aku langsung turun dari motor dan masuk kerumahnya...

"Permisi~" kataku sambil membuka pintu.

"Tenang saja cuman ada aku disini" tiba-tiba kepala kato mengintip keluar dari kamarnya

"Orang tua mu kemana?"

"Biasa menyetok ulang persediaan" kata Kato sambil mengeluarkan senapan sepanjang 1 meter dari kamarnya.

Kenapa aku tahu angka spesifiknya, karena aku ikut membuat Blueprint senjata itu.

"Bantuin!!!" Kato mengepakan tangannya.

"Ah maaf"

Sambil memegang senapan itu aku memberikan aba-aba kepada Kato

"Satuuuu duaaa tigaa"

Kami berdua berhasil mengangkatnya

"Pelan-pelan...."

Tapi tetap saja senapan ini berat sekali

"Yok satu turunan lagi...."

Aku berhasil turun dari tangga ini tapi...

"Eh gobー"

*duar*

"Timing-nya bagus sekali seperti di sitcom-sitcom yang ada di TV"

"Berhenti meledek-ku dan tolong aku!!!" Jerit Kato

Setelah bersusah payah membawa senapan itu sampai ke motorku kita menyadari ada satu masalah lagi...

"Bagaimana cara menentengnya?" Tanya ku

"Kayak biasa saja"

"Sekarang masih jam 10 malam, masih banyak orang yang berkeliaran"

Lalu aku mengeluarkan HP-ku dan menelfon seseorang

"Hallo Alice aku minta tolong..."

.

.

.

.

.

Sesampai-nya dirumah Alice

"Selamat malam~~~"

Kami berdua menyapa Alice yang berpakaian Piama dan sepertinya baru bangun tidur.

Alice Hinabanashi setengah Jepang, dan setengan British, teman satu nasibku, mantan buronan M.C.P

"Untungnya aku sudah kenal kalian lumayan lama, aku tidak berbuat baik ke sembarang orang loh"

"Anu....maaf" aku dan Kato menundukan kepala

"Nih kain yang kau minta" Alice lalu mengeluarkan kain sepanjang 1 meter dari ruangannya

"Uwaw memang tak perlu diragukan lagi, hasil jahitanmu memang nomor 1 Alice" kataku sambil menutupi senapan Kato dengan kain yang dibuat Alice

"Baiklah kita sudah siap ayo Kaー"

"Tunggu sebentar" Alice tiba-tiba menghentikan ku dan Kato

"Totalnya 10.000 yen."

......

.....

.....

TIDAAAAAAAAAー

.

.

.

.

.

.

"Untung kita meminta Alice untuk membuatkan kain ini ya"

.

.

"Hmm...."

.

.

.

.

"Ya tapi kita masih terlitak mencurigakan sih..."

.

.

.

"Hmm...."

.

.

.

.

.

"S-Siapa sangka Lady of scarlet mempunyai hobi seperti itu ya...."

Lady of scarlet adalah nama panggillan Alice, sihir spesialisasinya adalah Fire Queen ya dari namanya sudah ketahuan apa kegunaan sihir spesialisasinya, tapi sebenarnya Fire Queen bukan milik Alice tapi milik roh yang ada di dalam tubuh Alice.

Ayahnya adalah ilmuwan terkenal yang percaya bahwa jika ada tumbal maka roh-roh jaman dahulu akan menggunakan tubuh tumbal itu sebagai tubuh mereka dan hidup di dunia sekali lagi, yah intinya ayah Alice memakai Alice sebagai tumbal tapi saat proses pertukaran jiwa ritual itu dihentikan oleh ibu Alice dikarenakan ritual yang tidak selesai itu sekarang roh yang ingin mengambil tubuh Alice tersangkut di tubuhnya, tapi tidak 100% dari roh itu berhasil masuk ke tubuhnya jadi dia masih bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.

.

.

.

.

.

Sesampai di tempat pertemuan aku dan Jean langsung turun dari motor dan menggotong senapan itu bersama

"1,2,3 yop" memberi aba aba kita secara kompak mengangkat senapan ini

"Tahan....tahan....sebentar lagi..." sesaat sedang mengangkat senapan itu sesosok lelaki mendekati kita

"Hei, dari mana kalian mendapatkan kain itu sebesar itu?!" Teriak lelaki itu

"Bantuin dong!!" Teriak Kato

Pria itu bernama Fuji Haruhiko pendiri Bullet Hell.

"Lagi pula dimana kalian dapat kain ini?" Tanya Haruhiko

"Teman..." gumamku

"Biar kutebak perempuan?"

"Pastinya" Selak Kato

"-_-"

Tiba-tiba sesosok perempuan mendekati kita

"Uwah!!!"

Perempuan itu teriak kaget

"Dimana kalian mendapat kain sebesar itu?!"

"-_-"

Perempuan itu adalah Yuuki Katou, dia punya nama yang sama dengan Kato juga dikarenakan usianya yg lebih tua, oleh karena itu Kato memanggilnya dengan 'kak-'

"Kakak bantu kami!!!" Teriak Kato

.

.

.

.

Akhirnya kami ber-empat mengangkat senapan itu

"Lagipula dimana kalian mendapat kain sebesar ini?" Tanya Yuuki

"Dari teman Daigo, cewek lagi ya kan kato..." selak Haruhiko

"Um" Kato mengangguk

"-_-"

Tiba di tempat persenjataan.

"Ok di sini saja...." sambil memberi aba-aba "yo...." lalu secara bersamaan menjatuhkan senapan itu...

"Capek, gila!!" Teriak Kato

"Lagipula kenapa kau membuat senapa ini begitu panjang dan berat Daigo" tanya Haruhiko sambil kecapek-an

"Yang penting utilitasnya kan?" Kaki ku menyerah lalu aku terjatuh duduk

"Jadi kapan kita berangkat, sudah jam setengah satu loh" celetuk Yuuki

"Sekarang?" Saran Haruhiko

"Aku sih oke" oke mengacungkan jempol

"Oke...." Kato mengacungkan miliknya sambil terpapar

"Um" Yuuki mengangguk

"Jadi sudah diputuskan ya...."

Kami semua bangun, menolak rasa lelah.

"Ayo kita tunjukan kenapa nama kami itu Bullet Hell!!"