Chereads / I LOVE MY BROTHER - BOYXBOY / Chapter 31 - Terbang Bersama

Chapter 31 - Terbang Bersama

---

Terlihat dengan jelas sekali bahwa Vino selalu baper akan apa yang di lakukan oleh Bryant padanya.

"Ini sendoknya Vino, Ini sendoknya aku!" Ujar Bryant sambil memberikan senyuman khas ala Bryant.

Vino hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya pelan, sambil berpikir apa sebenarnya maksud dari bule satu ini.

"Pokoknya ini nasi goreng spesial dari aku buat kamu! Emmmm Yummy!" Ucap Bryant sambil menyuapkan suapan pertama ke mulutnya dia sendiri.

Vino hanya melihat Bryant dengan tatapan

'Anak ini kesambet apa sumpah! Kek anak kecil banget tumben!'

Vino hanya menghela nafas panjang sambil menyuapkan sesendok nasi goreng yang terlihat pedas itu ke mulutnya, pada suapan pertama Vino agak merasa aneh dengan nasi goreng yang dia makan. Tetapi dia tetap melanjutkan untuk memakannya.

"Vino aaa, aku suapin ya!"

"Ahh apaan sih Bryant, itu dilihatin orang banyak tau! Malu ah!" Tolak Vino sambil memalingkan wajah dari suapan Bryant.

"Ayolah satu aja lo Vin!" Rengek Bryant kepada Vino.

"Vino... Ayolah satu aja, aku mau suapin kamu!"

Bryant tetap kukuh dalam meminta izin Vino untuk menyuapinya, namun Vino tetap kukuh juga bahwa dia tidak mau untuk menerima suapan dari Bryant.

Tak berhenti di situ saja Bryant yang cerdik pun tak kehabisan akal nya.

"Hmmm ya udah kalau ndak mau, aku ndak maksa!" Ucap Bryant dengan lemas.

Bryant sengaja membuat seolah suasana menjadi hening setelah Bryant berhenti meminta untuk menyuapi Vino.

Vino yang merasa akan hal aneh itu langsung berpikir.

Hmmm kenapa anak ini tiba-tiba diam, gak maksa lagi seperti tadi.

Sedangkan aku sekarang masih pada posisi yang sama yaitu membelakangi Bryant.

Tapi ya udahlah ya, lebih bagus begitu daripada merepotkan. Batin Vino sedikit sumringah.

Dalam keheningan yang cukup lama tiba-tiba Bryant melakukan rencana aksinya.

"Vin!" Panggil Bryant secara datar.

Dengan spontan Vino langsung menoleh dan di detik pada waktu yang sama Vino akan menjawab dengan cepat Bryant langsung memasukkan suapan pertamanya dan...

"Ap... Ahhh Bryant nih usil deh!"

Berhasil!!!

Batin Bryant.

"Heheh akhirnya berhasil juga hehe, enak kan!" Ujar Bryant sambil tertawa karena melihat wajah Vino yang jutek karena mencoba mengunyah nasi goreng yang barusan di suapkan oleh Bryant.

Vino tidak menjawab pertanyaan dari Bryant, dia hanya mengernyitkan alisnya sambil memberikan tatapan sinis kepada Bryant.

Awas saja ya Bryant, liat aja nanti aku balas kamu! Batin Vino geram.

Aduh kenapa sih nih anak usil banget sama gue, udah tau aku juga lagi ngunyah makanan, malah di tambahin suapan darinya, gak mungkin juga aku muntahin disini. Bukan Vino banget kalau tidak menghargai makanan.

"Vino ini minumnya, mau air putih atau jus strawberry?" Tanya Bryant sambil menyodorkan dua tipe minuman yang hendak di berikan kepada Vino.

"Ini aja! Makasih!" Jawab Vino jutek, sambil mengambil air putih dari genggaman tangan kanan Bryant.

"Cie udahan dong juteknya, kok malah imut sih kalau jutek!" Ucap Bryant sembari bergeser duduk di samping Vino.

"Halahh!" Timpal Vino dengan masih menggunakan ekspresi sok juteknya itu, sebenarnya sih gak jutek juga, cuma dia buat gitu aja biar makin di perhatiin. Cie cie emang Vinonya juga modus.

"Bryant aku gak habis nasi gorengnya gak papa kan, gak tau aja kayak udah kenyang!"

"Ahh masak udahan satu lagi aja, sini aku suapin, tadi lo kamu baru makan beberapa suap aja kan!" Ujar Bryant.

"Beberapa suap itu banyak kali!"

"Hmmm satu suap aja, mau yah!" Rengek Bryant tetap meminta Vino untuk bersedia di suapin walau hanya satu kali saja.

Tetapi detik itu juga Vino langsung memberikan ekspresi geram nga yang membuat Bryant langsung mengurungkan niatnya untuk menyuapinya.

"Iya iya, udah ndak aku paksa lagi!" Ucap Bryant sambil merapikan makanan dan minuman di atas meja.

Tak lama setelah itu petugas paralayang datang menghampiri mereka berdua.

"Dengan Mas Bryant ya!" Tanya petugas paralayang sambil menunjuk ke arah Bryant.

"Yup betul pak!"

"Parasut nya sudah siap mas!"

"Wah okay pak, sekarang ya!"

"Bulan depan!" potong Vino secara tiba-tiba.

"Hisss apasih Vino"

"Heheh iya mas sekarang"

"Okay pak, habis ini kesana!" Jawab Bryant sambil bangkit berdiri.

Kumelihat Bryant berdiri sembari mengulurkan tangannya kembali di hadapan ku, dan Lagi-lagi dia mencoba sok romantis di depanku, hmmm jangan harap yah, aku masih jengkel dengan yang tadi.

"Ayo udah siap!"

"Hmmm" Aku hanya menjawab pertanyaan Bryant dengan singkat.

Dan langsung bergegas berjalan menuju ke tempat yang di maksud. Aku sengaja melewati Bryant tanpa mengambil uluran tangan yang sudah dia siapkan dari sejak aku duduk barusan.

Setelah beberapa langkah aku baru sadar kalau ternyata aku jalan sendiri menuju ke arah pemasangan harnes parasut, dengan cepat aku langsung menoleh ke arah belakang dimana Bryant duduk dengan melas di posisi yang sama.

Aduh anak ini kasihan juga aku cuekin padahal dia yang ngajakin aku kesini. Ya ampun jadi ndak enak sendiri akunya.

Tanpa pikir panjang aku langsung bergegas menghampirinya dan mengulurkan tanganku ke arahnya.

"Ayo jadi naik bareng ndak?" Tanyaku padanya yang tadinya diam memandang kosong ke arah tanah, langsung pandangan nya tertuju padaku.

Dia tersenyum dengan lebar dan aku bisa melihat bahwa matanya berbinar-binar karena aku mengulurkan tangan kepadanya. Ya ampun sampai segitunya kah?

Dengan cepat Bryant langsung mengambil uluran tangan ku dan di gandeng nya aku dengan erat.

"Ayo!" Ujarnya sambil menggandeng ku menuju ke arah pemasangan harnes parasut.

Hmmm kalau di pikir-pikir aku keterlaluan juga memperlakukan dia seperti tadi, tapi ya sudahlah yang tadi udah terjadi. Udah sekarang harus fokus buat naik dan terbang.

Petugas yang memasang harnes ada dua orang satu cewek yang bertugas memasang harnes di tubuh Bryant dan yang satunya lagi adalah cowok yang ya lumayan cakep yang sekarang sedang memasang harnes di aku.

Aku melihat Bryant yang ternyata juga melihat ke arahku dengan tatapan yang gimana gitu pada saat petugas cowok ini memasang Harnes di tubuhku.

"Mbak udah kah? Buruan!" Ujar Bryant agak memburu.

"Mas jangan terlalu dalam megangnya, yang sesuai aja okay!" Tambah Bryant agak ketus kepada Petugas cowok ini.

Aku hanya bisa menahan tertawa pada saat dia mengatakan hal itu, astaga ini anak overprotective banget deh. Ya is okay lah, berati aku tau kalau aku di perhatikan sama dia wkwkw. Husss Vino, jangan mulai.

Ujarku kepada diriku sendiri.

Setelah semuanya terpasang aku dan Bryant langsung bersiap untuk terbang menggunakan parasut yang sudah terpasang juga di harnes kami.

Aku akan terbang bersama dengan Bryant, dia berada di belakang ku dan aku berada di depanya...

"Sudah siap mas!"

"Okay!"

Dengan cepat parasut yang sudah siap pun di terpa angin dan mengembang dengan cepat, pada saat yang sama aku sebenarnya merasakan takut yang amat dalam, karena takut nanti kebalik dan tidak berhasil.

Tapi aku hanya bisa memejamkan kan mata dengan erat pada saat proses penaikan parasut ini.

Aku bisa merasakan angin yang menerpa semakin lama semakin kencang, dan tapak kakiku yang semula di tanah perlahan mulai terangkat dan aku mulai bisa merasakan bahwa aku terbang.

"Vin are you okay?" Tanya Bryant khawatir

"Yeah am okay!" Jawabku sambil membuka mata dan melihat pemandangan yang sangat bagus dari atas sini.

Perlahan namun pasti akhirnya parasut kami pun terbang dengan tinggi.

Bryant yang berada di belakang ku terlihat sekali bahwa dia sangat menjagaku dengan posisi saat ini.

Bisa di bilang posisi saat ini sebenarnya agak gimana gitu, karena posisi ku sekarang aku duduk di pangkuan nya si Bryant, dan bersandar di dadanya.

Aduh sebenarnya gak mau tapi mau bagaimana lagi, memang posisinya harus begitu biar nyaman terbang nya.

Tapi nyaman juga sih dua duanya.

Aku tidak tau dengan apa yang aku rasakan sekarang, seolah semuanya memudar hanya ada aku dan Bryant.

Entah kenapa aku juga bisa merasa nyaman jikalau bersama dengannya.

"Can I?" Tanya Bryant.

Aku hanya menganggukkan kepalaku pada saat dia meminta izin untuk menggenggam tanganku, tanganku yang semula berpegangan dengan tali hanya sendirian, namun sekarang tangan Bryant pun berada di atasku menggenggam ku dengan lembut.

"Aku hanya ingin waktu berhenti sejenak saja pada saat seperti ini!" Ujar Bryant berbisik di telinga ku.

Aku tidak menjawab nya aku hanya memandang pemandangan luas yang berada di bawahku.

Tanpa bertanya padanya, aku langsung menyandarkan kepalaku di samping kepalanya.

Aku bisa melihat ekspresi dia yang senang akan apa yang aku lakukan sekarang.

Tapi aku tahu bahwa aku tidak bisa memberikan sesuatu hal yang lebih dari apa yang aku berikan sekarang.

.

.

.