Chereads / I LOVE MY BROTHER - BOYXBOY / Chapter 24 - Balkon Kaca

Chapter 24 - Balkon Kaca

📥 "Dimana kamu sekarang!"

Mata Vino langsung mengerjap pada saat melihat pesan masuk dari kakaknya itu.

Dia yang sedang bingung dengan masalahnya yang belum kelar dengan Bryant dan Daniel, malah sekarang datang satu lagi yaitu Tristan yang Wa Vino, menanyakan keberadaan dari Vino.

📤 "Ah aku lagi di rumah Bryant, kerja kelompok. Ada apa kak?"

📥 " Kapan pulang?"

Hmmm dia tanya kapan aku pulang, duh gimana ini... Kerja kelompok aja belum mulai, dan sedangkan disini barusan aja terjadi momen yang gak disangka-sangka. Dan sekarang kak Tristan malah udah nanya kapan pulang... Aku harus jawab apa ini?. Batin Vino bingung sambil membolak-balik Hp yang ia genggam.

Sedangkan Bryant yang berada disebelahnya malah bingung dengan tingkah laku Vino yang tiba-tiba berlagak aneh setelah membuka Hp.

"Vin are you okay?" tanya Bryant sambil melihat Vino dalam.

"Ah Am Okay, aku hanya sedang bingung aja. Bryant boleh aku numpang ke Toilet sebentar?" ngeles Vino sambil berdiri di hadapan Bryant.

"Okay bisa, aku antar ya!" jawab Bryant dengan bangkit berdiri.

Vino tidak menjawab, dia hanya memberikan sebuah isyarat dengan menganggukkan kepalanya pelan.

Bryant pun langsung bergegas mengantarkan Vino menuju ke Toilet, dan yang jelas bukan toilet umum yang ada di rumah Bryant. Melainkan Bryant membawa Vino menuju ke toilet yang berada di dalam kamarnya.

Selagi memang nyaman, pas juga untuk merilekskan pikiran yang kacau karena dengan melihat pemandangan dari balkon kamar Bryant bisa melihat dengan jelas pemandangan halaman belakang rumah Bryant yang begitu Wow kerennya.

"Bryant?" ujar Vino sambil memberikan isyarat bahwa "Ini kamar kamu kan!"

"Hei, Is okay, Aku gak bakal ngapa-ngapain kamu tenang aja Vin! Percaya deh, aku cuma pengen ngasih kamu kamar mandi yang Bagus yang ada di rumah ini!" ungkap Bryant sambil membuka kamarnya.

Pada waktu kamar di buka, pemandangan yang terlihat dari balkon kaca kamar Bryant langsung mencuri perhatian si Vino.

Vino langsung berjalan dengan mata yang masih belum berkedip menghampiri balkon tersebut.

"Wow, Indah banget... Waktu aku kesini sebelumnya..."

"Iya karena sebelumnya malam, gak kelihatan. Sekarang kamu bisa lihat tuh pemandangan sepuas kamu!" ujar Bryant sambil tersenyum.

Vino berjalan menuju balkon tersebut dan menghampiri sebuah pagar berwarna putih yang menghiasi balkon kaca itu.

Vino memejamkan matanya sambil menghirup udara yang begitu segar, membuatnya lupa sejenak akan masalah yang sedang ia alami barusan.

Tak lama kemudian Vino membuka kembali kedua bola matanya dan melihat sekeliling, dia langsung membeku seketika pada saat melihat sisi kanan dari balkon kamar Bryant sudah terpampang dengan sangat jelas bahwa ada yang melihat dia tidak bergeming sama sekali.

Dengan cepat Vino langsung bergegas masuk ke dalam kamar kembali, pada saat orang yang dia lihat barusan adalah Daniel.

Duh kok Bryant gak bilang-bilang sih kalau kamar dia ini bersebelahan sama si Daniel. Batin Vino kesal.

"Eh kok buru-buru?" tanya Bryant cepat pada saat Vino langsung masuk ke dalam kamar mandi miliknya.

Karena penasaran Bryant langsung menuju keluar dari Balkon miliknya, dan melihat sekeliling, dan pandangannya berhenti ketika melihat Daniel terpaku diam di balkon miliknya sambil memandang kosong ke arah padang rumput luas di halaman belakang rumah mereka.

Tanpa mengucapkan satu patah kata, Bryant langsung bergegas masuk kembali ke dalam kamarnya dan duduk kesal di atas ranjangnya.

Sebenarnya mereka berdua ini masih saling suka gak sih? Atau mereka berdua masih punya sebuah hubungan? Meskipun kalau itu memang ada, biarpun dia kakak aku, aku gak bakalan tinggal diam. Siapa cepat dia dapat. Gumam Bryant sambil memegangi dagunya.

Mereka berdua tampaknya memang berniat untuk mendapatkan Vino. Dari Daniel, dia masih merasa tidak percaya saja dengan kejadian yang terjadi di ruang tamu tadi, baru seminggu dia sampai di Indonesia, bukanya malah senang... Namun perasaannya malah campur aduk tidak jelas.

Berbeda dengan Bryant yang selalu penasaran dengan perasaan Vino yang sangat sulit sekali di tebak olehnya. Karena semakin penasaran dari sisi Bryant terhadap Vino, maka semakin besar juga rasa ingin tahu yang di miliki oleh Bryant ke Vino.

***

Di sisi yang lainnya lagi adalah dari Tristan, dimana dia sekarang di buat bingung dengan tingkah laku Vino yang aneh sejak kemaren malam. Itulah yang membuatnya tidak tenang dan ingin segera bertemu dengan Vino secepat mungkin, karena Tristan merasa ada yang salah dengan ucapannya kemaren malam.

📤 "Kamu pulang jam berapa Vin?"

📤 "Aku mau ngobrol sama kamu, Penting!"

Tristan langsung menutup Hp nya setelah mengirim pesan itu kepada Vino, dan ia langsung bergegas menuju ke ruang tamu untuk duduk manis menanti kehadiran dari adik tersayang yang ia tunggu-tunggu.

"Aku rasa aku tahu mengapa prilaku Vino tiba-tiba aneh... Apa karena aku salah ngomong semalam? Pada waktu makan malam? Aku rasa iya, karena tiba-tiba emosinya memuncak setelah aku ucapkan kalimat tersebut!" Ujar Tristan di ruang tamu sambil membolak-balik Hp yang berada di tangannya itu.

(Hp Berdering Panggilan Masuk)

Tristan langsung membuka Hp nya dengan cepat pada saat Hp nya berbunyi, wajahnya langsung berubah dari yang sebelumnya senang, langsung jutek karena ternyata yang menelfon adalah mamanya.

Duh kenapa sih mama telfon, mana lagi gak ada si Vino... Pasti habis ini mau tanya si Vino! Mana pakai Video Call. Duh...

Erang Tristan kesal.

Tristan mencoba untuk menahan emosi yang campur aduk, dan mencoba untuk rileks karena setelah ini dia akan mengangkat telfon dari mama tirinya itu.

"Ah hai Mama apa kabar? tumben mama Telfon?"

"Mana adik kamu? kok nomornya mama telfon gak bisa?" tanya Mama Vino dengan spontan.

"Ah dia lagi kerja kelompok Mah, di rumahnya Bryant, teman barunya!" ujar Tristan agak lemes.

"Hah, aduh buruan kamu jemput dia, mama khawatir kalau mama telfon gak di angkat gitu, takut terjadi apa apa sama dia!" Ujar Mamanya dengan Khawatir.

"Mah, mama tenang dulu ya, Tristan ini langsung mau berangkat buat jemput Vino, nanti Tristan kabari ya mah. Tristan tutup dulu ta Mah!"

Tanpa menunggu mamanya menjawab Tristan langsung mematikan telfonnya dan bergegas untuk mengambil kunci mobil di kamarnya dan langsung cabut untuk menyusul Vino. Karena kalau nggak, maka Mamanya akan tanya lagi.

"Bi, aku mau keluar bentar ya.... Jemput si Vino!" ujar Tristan sambil berjalan dengan agak terburu-buru menuju ke ruang tamu.

"Siap mas! Ati-ati mas!" Ujar Bi Inah dari dapur.

Dengan cepat Tristan langsung membuka pintu ruang tamu dan

"Vino?"

"Kak Tristan?"

"Bukanya kamu kerja kelompok?" Tanya Tristan bingung sambil memperhatikan wajah Vino yang menunduk mencoba menghidari tatapan dari kakaknya itu.

"Ah aku pulang cepet kak, lagi gak enak badan!" sambil mencoba menahan air mata yang terbendung dan mulai jatuh membasahi pipinya.

Tristan yang melihat adiknya menangis itu langsung dengan cepat menggapainya dan langsung memeluk Vino dengan Erat.

"Aku gak tahu kamu ada masalah apa, tapi dengerin apa yang aku bilang sama kamu sekarang, Kamu baik-baik saja selama kamu bersama denganku!" Ujar Tristan sambil memeluk dengan erat adiknya itu.

Tidak tahu entah mengapa tangisan yang aku coba tahan, malah menjadi pecah setelah kak Tristan mengatakan hal tersebut.

Kak Maafin aku ya, karena aku jengkel sama kamu. Aku gak sanggup mengatakan hal itu padamu sekarang, karena aku benar-benar sudah salah karena marah denganmu tadi malam.

Vino hanya bisa membatin apa yang ia rasakan pada saat berada di dalam pelukannya Tristan.

"Aku sayang sama kamu!"

.

.

.