Seperti biasa hari senin ada upacara, dan aku sudah bangun sejak dari jam 5 pagi.
Semuanya sudah siap, sarapan juga udah. Tinggal satu yang belum
Dimana kak Tristan.
Dari tadi belum kelihatan.
Karena setiap hari aku dan kak Tristan selalu berangkat bersama untuk sekolah.
Dan sekolahnya pun sama.
Tapi yang membedakan cuma aku masih SMP dan dia SMA.
Tujuannya sama, karena sekolah SMP ku dan SMA nya kak Tristan itu berhadapan.
Dia pindah sekolah, setelah papanya menikah dengan mamaku.
Ya itu memang sudah satu tahun yang lalu.
Jadi ya meskipun pertama-tama aku masih canggung bersama dengan dia. Tetapi sekarang sudah mulai akrab, meskipun kadang dia suka jailin aku di saat dia lagi BT dia pasti sukanya jailin aku, buat pelampiasannya.
"Kak... Tristan Mahendra dimanakah dirimu!"
Teriakku sambil mengelilingi seisi rumah.
Berkali-kali aku mencari dan dia belum juga ada dan ketemu. Di kamarnya pun juga gak ada.
Dimana sih, nanti kalau telat bisa berabe nih.
"Kaaaakkk Tristaaannnn!!!"
Aku berteriak melengking dan panjang.
"He diam, gue udah di sini sejak dari tadi nungguin elu. Gak keluar-keluar mandi lama banget ngalahin cewek.!"
Teriakan itu kudengar dari balik pintu ruang tamu.
Aku bergegas berlari menuju ruang tamu untuk menghampirinya.
"Gak bilang sih kaka kalau nungguin disini.!"
Sambil mengatur nafas aku menyandarkan badan ku ke arah tembok sebelah pintu.
"Udah ayo cabut!, besok kalau lama kaka tinggal! "
Berdiri di hadapanku, dan berbicara di depan wajahku.
Dan lalu pergi,
"Eh ada yang lupa! "
Kemudian dia mundur tiga langkah dan berhenti di hadapan ku lagi.
"Kenapa kak? "
Dia melihat aku dengan serius.
"Gue lupa untuk jitak loe! "
Takk
"Awwww, Kak Tristan!!! "
Dia langsung berlari menuju motor setelah menjitak kepalaku.
Aduh sakit banget tahu.
Memang ya...
"Ayo mau berangkat gak! Aku tinggal ini ya"
Teriakkan Kak Tristan dari jauh.
Sedangkan aku masih mematung di depan pintu.
Sambil aku memegangi dahiku aku berjalan menuju motor dan naik perlahan.
Spontan aku langsung memegang erat perut Kak Tristan karena dia langsung mengegas motornya, yang membuat aku hampir saja terjatuh.
"Duhhh duh jangan erat-erat pegangannya, sakit nih perut! "
Eluh kak Tristan
"Biarin salah sendiri sukanya jailin aku, untung aku gak jatuh gimana kalau jatuh! "
Ku balasnya dengan nada sebal.
"Biarin, jatuh kan kebawah hahahah! "
Malah tertawa dan mengegas motor semakin kencang.
Pegangan tanganku belum lepas dari perutnya. Hmmm keras sekali perutnya, kotak-kotak lagi.
Ya udah pastilah, karena dia suka olahraga mangkanya badannya bagus.
Rasanya sangat nyaman sekali bisa berada di dekatnya. Memeluknya, merasakan hangat tubuhnya. Itu semua membuat ku seperti terbang dan melayang di awan-awan.
Kak Tristan tidak keberatan kalau aku melingkarkan tangan ku di perutnya, dia pun merasa biasa aja.
Aduh, Vino kamu sadar deh. Kamu itu adeknya dia jangan terlalu berpikiran yang aneh-aneh.
Lamunanku kubuyarkan seketika.
Aduh, kenapa sih dengan aku. Kenapa jadi gak jelas gini mikirnya.
Ku longgarkan tanganku dan melepaskan peganganku perlahan dari pinggangnya. Dan aku mengambil jarak dudukku denganya.
Hmmm masih banyak anak cewek yang mengejarku di sekolah, kok aku malah gak tertarik dengan mereka. Ada yang aneh dengan diriku.
Atau karena Kak Tristan lebih dekat denganku... Hingga kurasakan nyaman jikalau dekat dengannya.
Seminggu ini aku di tembak cewek sudah sebanyak tiga kali. Dan tidak ada dari mereka yang ku suka, ataupun aku tanggepin.
Ya kenapa sih mereka bisa suka sama aku. Aku juga gak tahu sih.
Kebanyakan anak-anak bilang kalau aku tuh cakep dan imut mangkanya mereka suka sekali kalau mencubit pipiku.
Apalagi Kak Tristan, rasanya pipiku udah jebol sama dia.
Dia sering sekali melakukan hal itu sebelum tidur. Sukanya gangguin aku saat udah mau tidur.
"Heh, jangan ngelamun udah turun cepetan...! "
"Iya iya"
Aku kaget karena dia tiba-tiba mencubit pipiku. Dan menyuruhku untuk cepat turun dari motor.
Gak sadar udah nyampe sekolah.
"Udah aku markir dulu, nanti pulang tunggu lagi disini ya"
Pesan Kak Tristan sambil pergi untuk memarkir motor.
Belum juga sempat aku balas omonganya dia udah pergi jauh.
Dasar.
Aku berjalan menuju lapangan untuk upacara.
Kulihat banyak yang sudah berbaris. Untung aja belum di mulai.
Ku bergegas berlari dan masuk di dalam barisan. Tas aku taruh di bagian belakang dari lapangan.
"Hai Vino dari mana ajah?"
Sapa Putri dengan manja.
"Ah, barusan sampe aja"
Aku jawab dengan singkat. Kulihat dia malah tersenyum dan tersipu malu.
Astaga aku salah tempat ini. Putri adalah salah satu anak yang kemaren nembak aku. Dan belum aku kasih jawaban ke dia.
Dia ngebet banget pengen bisa pacaran sama aku.
Tapi aku gak pedulikan dia, dan fokus pada upacara.
***
Kringgg
Jam istirahat berbunyi.
Kuputuskan untuk pergi ke depan sekolah untuk bisa membeli beberapa jajanan.
Laper rasanya tapi gak mau makan, jadi aku beli pentol saja.
"Hai Vino! "
Aku menoleh kebelakang saat ada yang memanggilku.
"Hai"
Kusapa dia balik.
"Hmm inget sama aku gak? Sasa"
Dia tersenyum sambil mencoba untuk mengingatkan aku bahwa aku kenal sama dia.
Hmmm tapi aku gak kenal sama dia.
"Ah, maaf ya mungkin aku lupa. Hmmm aku pergi dulu ya aku mau beli sesuatu"
Tanpa pikir panjang aku pergi meninggalkannya.
"Tunggu! "
Aku berhenti seketika di saat dia menarik tangan kiriku.
"Ada apa?"
Kutanyakan dengan sopan padanya.
Pegangan tangan dia sangat erat, ku coba untuk melepaskan tetapi dia memaksa untuk tetap memegang tanganku.
"Aku suka sama kamu!"
Dia tiba-tiba mengungkapkan kalimat yang bikin aku bosan.
Dan tak lama dari dia berucap.
Dia dengan sangat cepat memegang leher belakangku dan kemudian menarikku.
Dia menciumku, di bibirku.
Spontan aku terkejut membelalak kan mataku dan dengan cepat aku mendorongnya dan dan kulepaskan bibirku darinya.
Ewwwhhh
Tanpa sepatah kata keluar dari bibirku, aku meninggalkannya...
Dia hanya diam dan menundukkan kepalanya.
Bangsat, sumpah bibir belum pernah di cium eh dia curi start yang malah bukan siapa-siapaku.
Ihhh jijik jadinya lihat cewek yang beringasan kayak gitu.
Semoga tidak ada yang melihat kejadian barusan.
.
.
.
--------
Semoga kalian semuanya suka, hehehe Comment kalian aku tunggu ya.
-Shia-