Dengan keputusan yang sudah bulat, akhirnya Putri menyentuh bahu Priambodo dengan pelan agar Priambodo bisa pindah kamar.
"Om... bangun." panggil Putri dengan suara pelan.
Priambodo tidak juga terbangun, malah meraih punggung Putri dan memeluknya seperti guling.
Tubuh Putri terjerembab ke dalam pelukan Priambodo. Kulit tubuh Priambodo sangat panas menyengat.
"Om Pria...Om demam, apa masuk angin?" tanya Putri seraya memegang kening Priambodo.
Perlahan Priambodo membuka matanya dan melihat Putri dalam pelukan, dengan cepat Priambodo mendorong tubuh Putri agar menjauh darinya.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Priambodo sambil memegang kepalanya yang terasa berat. Beberapa kali Priambodo bersendawa merasakan punggung dan tubuhnya sakit semua.
"Aku yang harusnya bertanya pada Om Pria, kenapa Om Pria ada di sini? dan kenapa aku bisa di kamar Om?" tanya Putri dengan suara pelan menatap penuh wajah Priambodo.
Priambodo menelan salivanya tidak bisa menjawab pertanyaan Putri.