"Bagaimana aku bisa marah padamu kalau aku sayang kamu Put." ucap Rangga dengan tersenyum kemudian menggenggam tangan Putri dan menyebrang jalan ke rumah Paman Priambodo.
"Terima kasih Ngga, kamu memang sahabat terbaikku." ucap Putri dengan tersenyum.
"Kamu tenang saja, aku tidak pernah marah padamu." ucap Rangga sekali lagi kemudian memeluk bahu Putri.
Melihat Rangga memeluk Putri, Priambodo menghampiri Rangga dengan kedua alis terangkat.
"Apa yang kamu lakukan? kita sudah di Paman. Lepaskan pelukanmu?" ucap Priambodo dengan tatapan tidak senang.
"Aku hanya melakukan tugasku Pak, bukankah akan semakin bagus kalau aku bisa meyakinkan Paman dan Bibi bahwa aku dan Putri saling mencintai. Pak Tegar ingin perjodohan itu batal kan?" ucap Rangga dengan tenang.
"Kamu! jaga batasanmu di rumah ini!" ucap Priambodo dengan tatapan kesal.
"Rangga, cukup kamu harus sabar. Om Pria benar kita jangan terlalu over akting. Nanti semakin runyam masalahnya." ucap Putri dengan wajah gelisah.