"Aku tahu itu Mas, dan lagi pula bagaimana aku bisa marah pada keponakan kesayangan kamu Mas." ucap Nayla sangat mengerti dengan sikap Ardian dan Priambodo yang selalu mengalah padanya.
Ardian tersenyum kemudian menatap Priambodo dengan tatapan penuh.
"Pri, kamu harus bersyukur punya Bibi seperti Nayla yang sayang padamu." ucap Ardian merasa bahagia melihat Nayla dan Priambodo saling menyayangi walau kadang saling mengejek.
"Paman tenang saja, aku tahu Nayla sangat sayang padaku. Seperti halnya Paman yang juga sayang padaku. Aku bahagia memiliki kalian berdua." ucap Priambodo dengan serius.
"Pria, dengarkan aku. Bagiku, kamu dan Mas Ardian sangatlah penting dan berarti dalam hidupku setelah orang tuaku. Hanya kalian berdua yang aku miliki di sini. Aku minta padamu, jangan pernah marah padaku di saat aku sedang marah. Aku tidak sungguh-sungguh marah padamu, tapi aku senang kalau bisa memarahi kamu. Hatiku sangat terhibur." ucap Nayla dengan tersenyum terkulum.