Dengan hati yang penuh pertanyaan dan rasa yang tidak percaya, Nayla melajukan motornya di mana tempat biasanya dulu Nayla dam Kenzo bertemu.
Di gazebo dekat sungai kecil di pinggiran sawah Nayla menunggu kedatangan Kenzo setelah dia menelponnya sebelum berangkat.
"Aku tidak percaya dengan semua ini? apa benar Kenzo bertunangan? kenapa dia tidak bilang padaku?" ucap Nayla dalam hati dan pikirannya yang sudah rumit.
"Nayla." panggil Kenzo yang sudah berdiri di belakangnya.
Nayla membalikkan badannya, antara rasa kerinduannya dan rasa marahnya.
Nayka berjalan mendekati Kenzo sampai di hadapan Kenzo, Nayla melayangkan sebuah tamparan pada pipi Kenzo yang putih.
"PLAK"
"Apa maksudnya semua ini? kenapa kamu melakukan semua ini padaku?" teriak Nayla dengan airmata yang sudah mengalir deras di pipinya.
"Nayla dengarkan aku dulu, aku bisa menjelaskan semua padamu, kamu harus percaya padaku." ucap Kenzo menggenggam tangan Nayla yang langsung di tepis kasar oleh Nayla.
"Aku tidak mau dengar lagi Ken, kenapa kamu menyuruhku pulang jika kamu tidak mencintaiku Ken?" tatap Nayla dengan mata yang berapi-api.
"Aku memang mencintaimu Nayla, dan aku inigin bersamamu, hingga saat Papa memanggilku dan bilang kalau perusahaannya membutuhkan suntikan dana yang sangat besar, dan satu-satunya cara aku harus bertunangan dengan Safitri, Papa tidak memaksaku untuk menikahinya, hanya menyuruhku untuk bertunangan saja, setelah dana di terima Papa, dan aku berhubungan dengan Safitri selama lima bulan aku akan meninggalkannya." jelas Kenzo mencoba meyakinkan Nayla.
"Apa begitu mudah kamu bisa lepas dari kekuasaan Pak Hendra? kamu bisa mati di tangannya jika kamu meninggalkan Safitri." ucap Nayla syarat dengan tekanan.
"Aku bisa membujuk Safitri, biar seolah di yang meninggalkan aku, aku sangat yakin Safitri mau melakukannya jika aku yang meminta." ucap Kenzo meraih tangan Nayla dan menggenggamnya dengan penuh cinta.
"Aku tidak yakin Safitri mau melakukannya, kamu tahu Safitri dari dulu sangat mencintaimu." ucap Nayla dingin seraya melepas genggaman Kenzo.
"Maka dari itu, karena Safitri mencintaiku aku sangat yakin dia mau melakukannya untukku." ucap Kenzo yang sudah putus asa hingga mau menerima keputusan papanya.
"Lalu kenapa kamu tidak mengatakan padaku sebelumnya? kenapa setelah ini terjadi baru kamu mengatakannya padaku?" tanya Nayla gusar.
"Aku sudah berniat menceritakannya padamu, tapi saat kita bertemu, ternyata dua hari yang lalu Pak Hendra memajukan tanggal pertunangannya, yaitu kemarin dan aku baru tahu kalau kamu sudah datang saat menelponku, aku ingin menjemputmu waktu itu tapi aku tidak bisa keluar papa melarangku kemana-mana." jelas Kenzo dengan sedih.
"Kenapa kamu tidak bisa menolak semua ini Ken? kenapa aku yang harus terluka?" tanya Nayla dengan hati yang masih sakit.
"Aku tidak bisa menolaknya Nay, bagaimana aku bisa tutup mata dengan hancurnya perusahaan papaku?" ucap Kenzo menatap dalam wajah Nayla.
"Aku tidak tahu, sekarang hubungan kita usai sebelum kita memulai, kamu telah menyakiti hatiku Ken." ucap Nayla membalas tatapan mata Kenzo dengan hati terluka.
"Aku akan memulai hubungan ini denganmu Nay, akan aku buktikan kalau hanya mencintaimu, dan hanya menginginkanmu." ucap Kenzo berlutut di hadapan Nayla.
"Apa yang kamu lakukan Ken?" teriak Nayla yang tak percaya jika Kenzo mau berlutut di tanah demi dirinya.
"Maafkan aku Nay, beri aku kesempatan untuk menyelesaikan pertunanganku dengan Safitri hanya lima bulan saja Nay, beri aku waktu Nay, aku sangat mencintaimu." ucap Kenzo dengan kepala tertunduk.
"Baiklah aku beri kamu kesempatan untuk membuktikan kalau kamu benar-benar mencintaiku, tapi aku minta jangan lagi kamu memperlihatkan wajahmu di hadapanku." ucap Nayla menatap tajam Kenzo, kemudian berjalan pergi ke tempat motornya dan meninggalkan Kenzo sendirian dengan kesedihan yang sangat.
"Aku mencintaimu Nay, akan aku buktikan kalau aku mencintaimu, kamu akan menjadi milikku karena aku tahu kamu juga mencintaiku." gumam Kenzo dengan kesedihan yang dalam.
Dengan hati yang masih terluka Nayla menjalankan motornya ke arah rumah Zanna sahabatnya yang menghilang setelah kejadian menabrak Ardian.
" Zanna." panggil Nayla saat tahu Zanna duduk di bangku tua sambil menanam bunga di halaman depan rumahnya.
"Nayla? ada apa kamu ke sini?" tanya Zanna yang sangat kaget Nayla pagi-pagi sudah di rumahnya.
"Aku ingin bicara denganmu sekarang." ucap Nayla sambil duduk di bangku tua di halaman.
"Bicara apa Nay?" tanya Zanna menatap Nayla yang terlihat marah dan sedih.
"Kenapa kamu tidak mengatakan kalau Kenzo mendadak di tunangkan oleh papanya?" tanya Nayla dengan rasa marah dan kecewa.
"Ohh, itu.. bagaimana aku bisa menceritakannya kamu terlihat bahagia saat kita membahas Kenzo, aku tak sanggup mengatakannya padamu." ucap Zanna duduk di samping Nayla.
"Omong kosong apa ini Zanna, kamu tidak mengatakan padaku karena tak sanggup aku tersakiti begitu? sekarang aku lebih sakit Zanna setelah aku bertekad pulang dan ingin membangun masa depan dengannya." ucap Nayla dengan hati lebih terluka.
"Dan lagi Nay, aku punya satu alasan kenapa aku tidak mengatakan soal Kenzo padamu, karena di desa kita, kamu sudah di bicarakan banyak orang, kalau kamu adalah calon istri Pak Ardian, Pak Ardian melamarmu dan Ayah Bundamu menerimanya walau Ayah dan Bundamu tetap menunggu keputusan akhir dari kamu." jelas Zanna menatap Nayla dengan perasaan sedikit takut.
"Apaaa? jadi Ayah bersungguh-sungguh dengan ucapankannya kalau Ardian adalah calon suamiku!" ucap Nayla dengan perasaan yang lebih terluka lagi.
"Ya bisa di katakan seperti itu gosipnya Nay, tapi semua keputusan ada di tanganmu." Ucap Zanna menepuk pundak Nayla.
"Bagaimana aku bisa menerima Ardian Zan, Pak Ardian adalah guru kita, usianya jauh sekali dengan aku, apalagi aku tidak mencintainya, aku mencintaimu Kenzo dan Kenzo mencintaiku." ucap Nayla dengan kekesalan yang mendalam pada Ardian.
"Nayla, walaupun kamu mencintai Kenzo dan Kenzo mencintaimu, tapi kamu tahu sendiri Kenzo sudah bertunangan dengan Safitri, dan kamu sendiri tahu Safitri anak Pak Hendra orang yang terkaya di desa kita." ucap Zanna memcoba membuka mata Nayla.
"Kenzo berjanji padaku akan segera mengakhiri pertunangannya dengan Safitri." ucap Nayla menatap Zanna dengan serius.
"Lupakan Kenzo Nay, mending kamu terima lamaran Pak Ardian." ucap Zanna membujuk Nayla.
Nayla menatap Zanna dengan perasaan tak percaya jika Zanna mengatakan hal itu.
"Kamu tahu Nay, kamu bisa bahagia dengan segala kekayaan yang akan menjadi milikmu jika kamu mau menerima cinta Pak Ardian, dan lagi kamu masih muda, masa depanmu masih panjang, sedangkan usia Ardian sudah hampir setengah abad, apalagi dengan keadaan Pak Ardian yang sudah sakit-sakitan, kamu hanya menunggu beberapa bulan, dan kalau Pak Ardian sudah meninggal semua milik Pak Ardian akan menjadi milikmu semua Nay." lanjut Zanna berusaha membujuk Nayla agar mau menerima lamaran Ardian.
"Webnovel kontrak"