"Nayla, lihatlah aku..apakah aku terlihat marah padamu?" tanya Ardian yang tiba-tiba dadanya berdebar-debar sangat kencang, saat Nayla berlahan menatap matanya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apa Pak Ardian masih memegang janji yang kemarin telah kita sepakati? aku mohon jangan cerita pada Ayah Bunda mengenai kesepakatan kita, cukup kita berdua yang tahu, aku berjanji akan menuruti tiga permintaan yang Pak Ardian inginkan asalkan lima bulan ke depan Pak Ardian melepaskan aku." ucap Nayla dengan suara lirih dan matanya yang memohon.
Ardian terdiam dengan perasaan yang selalu terluka.
Bagaimana dia bisa menjalani hubungan berdasarkan hanya dengan suatu kesepakatan.
Setelah berpikir cukup lama, Ardian menatap Nayla dengan serius.
"Apa itu benar? jika aku setuju dengan kesepakatan ini kamu akan menuruti tiga permintaanku?" tanya Ardian dengan perasaan yang terluka dan putus asa.
Nayla mengangguk pasti.