Setengah jam kemudian Pak Burhan datang menjemput di apartemen Arini dan mengantarnya ke kantor sampai di ruangannya Ray segera mandi dan berganti pakaian yang ada di sebuah kamar yang tak begitu besar, ada beberapa pakaian ganti di kamar khusus Ray yang digunakannya untuk istirahat di ruangan Ray.
Setelah rapi Ray segera keluar dari kamar istirahatnya dan duduk di kursinya Dia segera menghubungi Pelangi tetapi teleponnya tidak diangkat. Beberapa kali Ray mencoba menelpon Pelangi tapi Pelangi sama sekali tak mengangkat panggilan darinya.
"Selamat pagi, Pak" sapa Hanin sekertaris Ray segera memberikan jadwal kegiatan Ray hari ini. Ray menerima jadwal dari Hanin dan segera mencermatinya kemudian meminta Hanin untuk keluar dari ruangannya.
Setelah Hanin keluar dari ruangnannya Ray kembali termenung di kursinya. dia memandangi ponselnya yang masih tertera nama Pelangi. Ray merasa rindu sekaligus benci pada Pelangi. Rindu, itulah rasa yang kini dirasakannya tapi juga benci karena Pelangi berani mengkhianatinya
Emosi Ray langsung memburuk saat membayangkan Pelangi berada dibawah kungkungan laki-laki lain, membuat emosi meningkat dengan cepat dia segera mengambil vas bunga yang ada di atas mejanya dan membantingnya ke atas lantai dan yang baru saja keluar dari ruangannya segera kembali memasuki ruangan bosnya dan menemukan kaca yang berserakan di lantai yang berasal dari vas bunga yang ada di atas meja kerja Ray
Hanin segera memunguti kaca yang pecah dan dan membuangnya ke tempat sampah kemudian dia segera menghubungi cleaning service untuk membersihkan sisa kaca yang masih berserakan di lantai. Hanin menatap pria dengan penuh tanya
"Ada apa Bos?" Hanin memberanikan diri bertanya, selama sekian tahun bekerja pada Ray dia tak pernah melihat Ray seemosi seperti saat ini.
Ray mengabaikan pertanyaan Hanin dan menghindari tatapan Hanin. Tak mungkin bagi Ray untuk bercerita kepada Hanin kalau Pelangi berselingkuh dengan orang lain dan bahkan kini sekarang hamil akibat perselingkuhannya.
"Pergilah, aku ingin sendiri saat ini." titah Bima kepada Hanin
"Sebenarnya ada apa Ray?" Hanin mencemaskan Ray saat ini
"Keluar, Nin!" Ray melotot ke arah Hanin
"Kamu tidak apa-apa, kan?"
"Keluarlah Aku lagi pengen sendiri," Ray mengulangi perintahanya.
Hanin segera keluar dari ruangan dengan langkah cepat dia melihat hari ini bosnya terlihat sangat menyeramkan, sepertinya ia sedang galau. Hanin tak tahu dia sedang bermasalah dengan siapa, Pelangi atau Arini.
Sepeninggal Hanin, seorang cleaning service masuk ke keruangan Ray untuk membersihkan sisa-sisa kaca yang masih bertebaran di lantai ruangan Ray. cleaning service itu membersihkan sisa-sisa kaca di lantai dengan cepat dia bahkan tidak berani melihat muka Ray yang sangat menyeramkan.
Ray kembali merenung dan tersenyum kecut sungguh dia tak pernah menyangka bahwa selama ini Arini tidak mencintainya. Ray ingat sebelum ini Arini sangat manis padanya dan selalu menyenangkan hatinya. Arini bahkan sering menggodanya agar dia bertindak lebih jauh lagi, sayangnya Ray bukanlah penganut sex before married jadi dia selalu bisa menahan dirinya.
Ray sama sekali tak menyangka Arini akan langsung berbalik sikap setelah dia menyatakan dirinya bangkrut. Selama ini dia terlalu silau dengan kecantikan dan mulut manis Arini. Hari ini dia baru tahu topeng yang selama ini Arini pakai dan dia menyesal karenanya.
Selama ini Ray selalu mengabaikan peringatan Pelangi tentang Arini. Ray merasa menyesal telah mengabaikan gadis itu, sayangnya ketika mulai mencintai Pelangi Ray harus menerima kenyataan bahwa Pelangi membencinya.
Tiba-tiba perutnya berbunyi, Ray segera menghubungi Hanin dan minta dibelikan sarapan Hanin. Gadis manis yang menjadi sekretaris Ray itu segera memesan makanan kesukaan Ray secara online. Tak lama kemudian pesanan datang dan Hanin segera mengantarnya ke ruangan Rey
"Terima kasih, Nin." kata Ray saat menerima boks nasi ayam kesukaannya dari Hanin.
"Sama-sama, Pak." Hanin pamit ke luar ruangan
" Oya, Nin, batalkan semua meeting hari ini aku tidak mau diganggu."
"Baik, Pak saya akan menjadwal ulang jadwal semua meeting Bapak hari ini,"
"Bagus," sahut Ray sambil membuka kotak makan yang tadi diterimanya dari dari Hanin. Ray segera menyantap makanan kesukaannya sementara Hanin segera meninggalkan ruangan
Tak lama kemudian teleponnya berdering, Ray segera meraih ponselnya dan meenatap layar ponselnya. Ray menemukan nama Arini di sana dia segera mengangkatnya
"Iya, ada apa sayang?"
"Kamu jadi aku pesankan makanan untuk sarapan?" tanya Arini di ujung teleponnya.
Ray tersenyum lebar, dia lupa tadi sempat minta dipesankan sarapan pada Arini tapi dia jadi malas karena Arini memintanya mengganti uangnya yang dipakai untuk membeli sarapan dengan nominal yang lebih besar.
Sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya Arini meminta hal itu dan biasanya Ray dengan senang senang hati akan mentransfer uang dalam jumlah banyak untuk mengganti harga sarapannya tapi saat ini dia merasa muak.
"Kamu mau makan sama apa ini mau aku pesenin," tanya Arini di ujung sana.
"Gak jadi aku sudah gak lapar lagi," kata sambil menyantap makanannya, bib irnya sedikit terangkat.
"Yah gimana sih ini sudah mau aku pesenin," kata Arini kecewa karena itu artinya tidak akan memberinya uang
"Tapi aku tak punya uang menggantinya. uangku tinggal satu juta dan itu sudah aku transfer ke kamu semua."
"Terus kalau gak kamu ganti, aku harus bagaimana?"
"Terserah kamu! Kalau kamu tidak malu kamu bisa mengambilnya di kantor." desis Arini. Ray segera menutup panggilan Arini sambil tersenyum dia melanjutkan menyantap makanannya.
Selesai sarapan Ray segera membuka berkas-berkas yang menumpuk di mejanya Dia segera mempelajari satu persatu berkas yang ada dan menandatangani beberapa serta memberi catatan kepada pada beberapa berkas yang lain setelah itu dia menyuruh Hanin untuk masuk ke ruangannya dan memintanya untuk memperbaiki berkas-berkas yang sudah di ditandainya.